2:198 Berniaga saat Haji, Arafah ( Al Baqarah 198 )

 


Sumber gambar : Chat GPT


لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ ۚ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.

Penakwilan firman Allah : لَيْسٍ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلًاً مِّن رَّبِّكُمْ (Tidak ada dosa bagimu mencari karunia [rezeki hasil perniagaan] dari Tuhanmu)

Abu Ja'far berkata: Maksud Allah dalam ayat tersebut adalah: wahai orang-orang yang beriman tidak ada dosa bagi kamu, dan makna الجناح yaitu dosa, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu'awiyah menceritakan kepadaku, dari Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas: لَيْسٍ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ bahwa tidak ada dosa bagi kalian untuk melakukan jual beli sebelum maupun sesudah ihram.

Ayat ini turun terhadap suatu kaum yang enggan melakukan perniagaan ketika berihram dengan harapan untuk mendapatkan kebaikan dengan perbuatan tersebut, maka Allah memberitahukan bahwa tidak ada kebaikan dalam sikap tersebut, dan mereka diperbolehkan untuk mencari karunia-Nya dengan jual-beli, sebagaimana kisah berikut:

Dari Nashir bin Abdurrahman Al Awadi menceritakan kepadaku, ia berkata: Al Muharibi menceritakan kepada kami, dari Umar bin Dzar, dari Mujahid, ia berkata: mereka menunaikan haji dan tidak berdagang, maka Allah berfirman: 

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلاً مِّن رَّبِّكُمْ ia berkata: pada musim haji.

Dari Thaliq bin Muhammad Al Wasithi menceritakan kepada kami, ia berkata: Ashbath memberitahukan kepada kami, ia berkata: Al Hasan bin Amr menceritakan kepada kami, dari Abi Umamah At-Taimi, ia berkata: Aku berkata kepada Ibnu Umar: sesungguhnya kami adalah kaum yang melakukan penyewaan apakah sah haji kami? Ibnu Umar berkata: bukankah kalian melakukan thawaf di Ka'bah, wukuf di Arafah, melempar jumrah dan menggunduli kepala kalian? Kami menjawab: "Benar. Berkata: datang seorang laki-laki kepada Nabi SAW dan bertanya sebagaimana yang Anda tanyakan kepada saya, maka Beliau tidak tahu apa yang akan disampaikan kepadanya sehingga Jibril turun kepada Beliau dengan ayat ini: لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ sampai akhir ayat. Maka Nabi SAW bersabda: "Kalian termasuk orang-orang yang melakukan ibadah haji."

Dari Musa bin Harun menceritakan kepadaku, ia berkata: Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi : لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا فَضْلاً مِّن رَّبِّكُمْ yaitu perniagaan, ia berkata: berdaganglah pada musim haji.

Penakwilan firman Allah: فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ   (Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat)

Abu Ja'far berkata: Maksud Allah dalam firman Nya: فَإِذَا أَفَضْتُمْ   dan jika kalian kembali dari tempat dimana kalian memulai. 

Abu Ja'far berkata: Ahli ilmu berbeda pendapat tentang arti yang karenanya arafat tersebut dinamakan Arafat. Sebagian dari mereka berkata-kata: Karena ketika diperlihatkan kepada Ibrahim-khalilullah, beliau mengetahui dari sifat-sifat yang dimilikinya yang telah dia ketahui, kemudian ia berkata: عرفت aku telah tahu oleh sebab itulah dinamakan عرفات Dan dari perkataan ini menunjukkan bahwa arafat adalah nama sebuah tempat dan nama untuk dirinya dan daerah sekitarnya, sebagaimana dikatakan: maka akan mencakup apa yang ada أرض سباسب dan ثوب أخلاق disekitarnya. Sebagaimana riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun menceritakan padaku, ia berkata: Amr menceritakan kepada kami, dari Asbath, dari As-Suddi berkata: ketika Ibrahim menyeru manusia untuk haji, kemudian mereka menjawab dengan talbiyah, maka datanglah utusan dengan membawa perintah dari Allah untuk keluar menuju arafat kemudian mensifatinya, kemudian keluar, maka ketika sampai pada sebatang pohon di Aqabah bertemulah dengan syaithan yang mendorongnya, dia melemparinya dengan tujuh butir batu, dengan bertakbir setiap lemparan batu, kemudian terbang dan jatuh di Aqabah kedua, kemudian Syaithan menghalanginya lagi, Dia melemparinya kembali dengan bertakbir, maka Syaithan itu terbang dan jatuh di Aqabah ketiga, Ibrahim melemparinya lagi dan bertakbir, maka ketika Syaithan itu tidak berkuasa lagi padanya, dan Ibrahim tidak tahu kemana perginya, berangkat hingga sampai di Dzil Majaz, maka ketika melihatnya dan tidak menemui maka ditemuinya (dalam bahasa arab: جازoleh sebab itulah disebut Dzal Al Majaaz, kemudian berangkat hingga tiba di arafat, maka ketika memandangnya beliau mengetahui sifat-sifatnya, ia berkata : قد عرفت (aku sudah tahu) kemudian diberi nama عرفات kemudian berhentilah Ibrahim di Arafat hingga ketika telah masuk sore, berkumpul (از دلف ) menuju Jam, maka diberi nama Muzdalifah, kemudian berhenti di Jam'. 

Pendapat yang lain mengatakan: Dinamakan arafat karena memang demikian namanya begitu juga dengan tempat yang di sekelilingnya.

Dari Abu Kuraib menceritakan kepada kami, ia berkata: Waki' bin Muslim Al Qurasyi menceritakan kepada kami, dari Abi Thahfah, dari Abi Ath-Thufail, dari Ibnu Abbas, ia berkata: bahwasanya disebut Arafat karena jibril ketika itu berkata kepada Ibrahim: Ini adalah tempat ini, ini adalah tempat ini, kemudian Ibrahim berkata: Aku telah tahu, oleh karena itulah kemudian disebut arafat.

Penakwilan firman Allah : فَأَذْكُرُوا اللَّهَ عِندَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ (Berzikirlah kepada Allah di Masy'aril haram)

Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud dalam firman Allah: فَإِذَا أَفَضْتُم kalian ulangi kembali dari arafat ke tempat sebagaimana kalian mulai darinya فَاذْكُرُوا اللَّهَ yang dimaksud adalah shalat, dan do'a عِندَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ dan telah kami terangkan sebelumnya bahwa Masya'ir adalah tempat yang telah ditentukan, dari perkataan : شعرت بهذا الأمر yakni علمت aku sudah tahu, maka masy'ar adalah tempat yang telah ditentukan, diberi nama demikian karena shalat dilakukan di tempat tersebut, dan maqam serta mabit dan do'a adalah termasuk dari tempat-tempat yang telah ditentukan dalam haji, dan fardhu yang Allah perintahkan kepada hamba-Nya. Sebagaimana riwayat berikut:

Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Sa'id menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Al Mubarak memberitahukan kepada kami dari Zakariya, dari Ibnu Abi Najih, ia berkata: disunahkan bagi yang berhaji untuk shalat di tempat turun di Muzdalifah jika hal tersebut memungkinkan, karena Allah berfirman :

فَأَذْكُرُوا اللَّهَ عِندَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ  وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَيْكُمْ

Sedangkan yang disebut Masya'ir yaitu tempat yang terletak di antara dua bukit di Muzdalifah dari dua ma'zam Arafah hingga mahsar akan tetapi ma'zam arafat tidak termasuk Masy'ar, dan apa yang kami katakan merupakan pendapat ahli tafsir. seperti berikut ciri-cirinya:

Dari Hannad bin Sari menceritakan kepada kami berkata: Ibnu Abi Zaidah menceritakan kepada kami, ia berkata: Israil menceritakan kepada kami dari Muqirah, dari Ibrahim, ia berkata: Ibnu Umar menyaksikan manusia berdesak-desakan pada sebuah gunung di jam', maka ia berkata: wahai manusia, semua jam' adalah masy'ar. 

Dari Al Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, ia berkata: Ma'mar menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Salim, dari Ibnu Umar, ia berkata: Masy'aril Haram adalah semua Muzdalifah. Ma'mar berkata: sebagaimana dikatakan oleh Qatadah. 

Abu Ja'far berkata: Kami tetapkan batasan awal masy'ar adalah setelah Mina batasan lembah mahsar setelah Muzdalifah, karena:

Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Suaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Al Mubarak memberitahukan kepada kami, dari Sufyan dari Zaid bin Aslam, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Semua Arafah adalah tempat untuk wukuf kecuali uranah, dan semua Jam' adalah tempat untuk wukuf kecuali mahsar". 

Abu Ja'far berkata: Meskipun demikian, saya lebih memilih bahwa wukuf untuk berzikir kepada Allah bagi yang berhaji di Masy'aril Haram hendaknya berada di bukit Qazzah dan sekitarnya, karena sebagaimana riwayat berikut:

Dari Abu Kuraib menceritakan kepada kami, ia berkata: Ubaidillah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Ibrahim bin Isma'il bin Mujammi, dari Abdurrahman bin Al Hars Al Mahzumi, dari Zaid bin Ali, dari Ubaidillah bin Abi Rafi', dari Ali, ia berkata: Rasulullah telah sampai di Muzdalifah, ketika dia berjalan kemudian berhenti diatas Qazzah lalu memberhentikan Al Fadhal, seraya berkata: Ini adalah tempat untuk berdiam dan semua kawasan Muzdalifah adalah tempat untuk berdiam. 

 Penakwilan firman Allah : وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَنَكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِ  لَمِنَ الضَّالِّينَ  ( Dan berzikirlah [dengan menyebut] Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat)

Abu Ja'far berkata: Allah bermaksud dalam ayat tersebut: wahai orang-orang mukmin berzikirlah kepada Allah di tempat-tempat Masy'aril Haram dengan memuji dan bersyukur kepada-Nya karena pertolongan-Nya mentransmisikan, dan hendaklah zikirmu karena ketundukanmu terhadap perintah-Nya dan ketaatanmu serta rasa syukur terhadap kenikmatan yang telah Allah berikan berupa taufiq, yaitu ketika Allah telah memberikan petunjuk Anda untuk mengikuti sunah Nabi Ibrahim setelah keadaanmu yang terjerumus dalam kesyirikan, dan kesesatan serta buta dari kematian, karena Dia telah mengingatmu dengan petunjuk-Nya, sehingga Allah telah menyelamatkan dirimu dari api neraka di kala dirimu telah berada di tepi jurang neraka, maka Allah menyelamatkan dirimu siksanya, itulah makna firman Allah: كَمَا هَدَاكُمْ

Sedangkan firman Allah : وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِ، لَمِنَ الضَّالِّينَ sebagian dari ahli bahasa ada yang menafsirkan إن dengan tafsiran ما dan menafsirkan lam pada kalimat لمن menjadi إلا

Maka tafsir ayat tersebut menurut pendapat ini menjadi: dan tidaklah kalian sebelum mendapatkan hidayah dari Allah ketika Allah menunjukkan kalian kepada Agama Ibrahim-khalilullah- yang telah Allah pilih bagi orang-orang yang Allah ridhai di dunia ini kecuali kalian adalah termasuk orang-orang yang berbuat zhalim. Kemudian sebagian yang lain menafsirkan إن menjadi maka menurut pendapat ini, tafsiran ayat tersebut adalah: wahai orang-orang yang beriman dan ingatlah kepada Allah sebagaimana Dia telah mengingatkanmu hidayah-Nya, maka Allah memberimu petunjuk kepada agama yang diridhai-Nya, sedangkan kamu sebelumnya termasuk orang-orang yang berbuat zhalim.


Sumber : Tafsir At Thabari bag 3 hal  417 sd 440



Comments