Hati yang keras seperti batu ( Al Baqarah 74)

 



ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. ( Al Baqarah 74)

Penakwilan firman Allah: ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنْ بَعْدِ ذَلِكَ  (Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras.)

Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud di sini adalah orang-orang kafir dari bani Israil, yaitu anak-anak saudara orang yang terbunuh. Mereka disebut berhati keras seperti batu karena ingkar terhadap tuduhan yang dilemparkan kepada mereka, setelah si mayit dihidupkan oleh Allah dan memberitahukan bahwa yang membunuhnya adalah anak-anak saudaranya. Demikian seperti dijelaskan dalam riwayat-riwayat berikut:

Dari Muhammad bin Sa'd menceritakan kepadaku, katanya: bapakku menceritakan kepadaku, katanya: pamanku menceritakan kepadaku, katanya: bapakku menceritakan kepadaku dari bapaknya dari Ibnu Abbas, ia berkata, ketika orang yang mati dipukul dengan sebagian anggota badan sapi maka ia pun hidup dan duduk, lalu ditanya, "Siapa yang membunuhmu?" Ia menjawab, "Anak-anak saudaraku." Kemudian ia mati kembali. Maka anak-anak saudaranya berkata ketika ia mati kembali, "Demi Allah! kami tidak membunuhnya." Mereka mendustakan kebenaran setelah melihatnya. Maka Allah berfirman: ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنْ بَعْدِ ذَالِكَ 

yaitu “Anak-anak saudara orang yang mati.”

Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya: Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah tentang firman Allah: ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنْ بَعْدِ ذَلِكَ (Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu) ia berkata, hati mereka mengeluarkan layaknya batu, bahkan lebih keras lagi setelah Allah menampilkan kepada mereka bagaimana Dia menghidupkan orang yang mati, dan menampilkan kepada mereka siapa yang membunuh.

Penakwilan firman Allah: فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً  (menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi)

Abu Ja'far berkata: Mereka enggan tunduk kepada hukum Allah, dan hati mereka mengeras layaknya batu atau bahkan lebih keras lagi sesudah menyaksikan kebenaran yang diperlihatkan Allah kepada mereka.

Jika ada yang mengatakan, apa makna ayat ini, sementara dalam bahasa Arab kata أَوْ juga menunjukkan makna keraguan, dan tidak pantas jika hal itu disampaikan kepada Allah. Jawabannya: maknanya tidak seperti yang anda duga. Akan tetapi ia adalah informasi tentang pengingkaran mereka sesudah menyaksikan kebenaran yang nyata, dimana hati mereka mengeras seperti batu atau bahkan lebih keras lagi daripada batu. Dan hal ini telah dinyatakan oleh para ahli bahasa Arab dalam sejumlah pendapat.

Sebagian mereka mengatakan, apa yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya : فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً dan ayat-ayat semisalnya yang menggunakan أَوْ Allah mengetahui yang mana yang sebenarnya, seperti firman- Nya: 

وَأَرْسَلْنَهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ 

“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. " (Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 147)

Penakwilan firman Allah وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَرُ (Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya)

Abu Ja'far berkata: Ada kata yang dibuang dalam ayat ini dan tidak disebutkan karena telah dipahami dari indikasi dzahirnya, dan penakwilannya: padahal diantara batu-batu itu terdapat batu yang darinya memancar air yang darinya sungai-sungai mengalir.

Penakwilan firman Allah لَمَا يَشَقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ  وَإِنَّ مِنْهَا (mereka sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air darinya)

Abu Ja'far berkata: Maknanya: dan diantara batu-batu tersebut terdapat batu yang terbelah, lalu keluar dari mata air. Dan kata يَشْقُنُ asalnya adalah يَتَشَقَّقُ lalu tanya dimasukkan ke dalam syiin dan menjadi syiin ber-tasydid.

Penakwilan firman Allah : وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ  (dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah)

Abu Ja'far berkata: maknanya: dan diantara batu-batu tersebut terdapat batu yang jatuh dari puncak gunung ke bumi karena takut kepada Allah.

Abu Ja'far berkata: Dan ditambahkan huruf Laam pada huruf ما untuk menjadi stressing berita. Maksud dari pernyataan Allah, bahwa di antara batu-batu itu ada yang mengalir sungai-sungai darinya, ada yang terbelah lalu menjadi sumber mata air, dan ada yang jatuh dari puncak gunung karena takut kepada Allah, adalah sebagai perumpamaan atas kerasnya hati Bani Israil. Allah mengecam sifat mereka yang mendustakan para Rasul-Nya dan mengingkari ayat-ayat-Nya, padahal bukti-bukti kebenaran telah terungkap kepada mereka dengan nyata, di samping akal yang sehat dan jiwa yang kuat telah diberikan kepada mereka, dan tidak diberikan kepada batu, namun demikian ternyata batu-batu tersebut ada yang lebih lembut dari hati mereka, di antara batu-batu tersebut ada yang mengalirkan sungai, ada yang memancarkan mata air dan ada yang jatuh ke bumi karena takut kepada Allah. Demikian maknanya seperti disebutkan dalam riwayat berikut:

Dari  Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishaq. 

Dan sesuai dengan penakwilan kami berikut penakwilan para mufassir:

Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepadaku, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah: 

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَرُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ 

(Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah.) ia berkata, setiap batu yang memancarkan air, mengalirkan mata air, atau jatuh dari puncak gunung, hal itu terjadi karena takut kepada Allah, seperti yang dinyatakan di dalam Al Qur'an.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim bercerita, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami dari Syibil bin Ubad, dari Abdullah bin Abi Najih, dari Mujahid dengan riwayat yang sama.

Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya: Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah tentang firman Allah: فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً kemudian Allah memaklumi batu dan tidak memaklumi manusia yang celaka, :seraya berfirman 

  وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَرُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا  يَشَقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ 

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar dari Qatadah dengan riwayat yang sama.

Dari Muhammad bin Sa'd bercerita, katanya: bapakku bercerita kepada saya, katanya: pamanku menceritakan saya, katanya: bapakku menceritakan dari bapaknya dari Ibnu Abbas ia berkata, kemudian Allah memakslumi batu dan berfirman:

 وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَرُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشْقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ 259 وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husain menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, ia berkata tentang ayat ini: setiap batu yang memancarkan udara, yang mengeluarkan mata air, atau yang jatuh dari gunung adalah karena takut kepada Allah, seperti menyatakan Al Qur'an. 

Abu Ja'far berkata: Kemudian para mufassir berselisih pendapat tentang makna turunnya batu karena takut kepada Allah. Sebagian mereka mengatakan, yang dimaksud adalah condongnya bayang-bayangnya. Sebagian yang lain mengatakan, yaitu gunung yang terbelah ketika Tuhan menampakkan Dzat-Nya. Sebagian orang lain mengatakan, hal itu terjadi karena Allah memberikan pemahaman kepadanya sehingga ia taat kepada-Nya. Seperti tangisan batang kurma ketika tidak lagi dijadikan sandaran oleh Rasulullah SAW saat berkhutbah. Juga batu yang pernah menyalami Rasulullah SAW, seperti disebutkan dalam sebuah hadits:

إِنَّ حَجَرًا كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ فِي الْجَاهِلِيَّةِ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الْآنَ

"Ada sebuah batu yang pernah menyalamiku pada masa jahiliyah dulu dan sekarang aku masih mengenalinya."

Sebagian yang lain mengatakan, ia tidak lain hanyalah seperti tembok yang hendak runtuh, tidak memiliki kemauan apa pun. Mereka lalu berkata, melainkan yang dimaksud bahwa karena keagungan Allah, maka tampak seakan-akan ia runtuh dan tunduk karena takut kepada Allah. Seperti ucapan seorang penyair:

 سَاجِدَ الْمَنْخَرِ لَا يَرْفَعُهُ #خَاشِعَ الطَّرْفِ أَصَمَّ الْمُسْتَمِعُ

Maksudnya, bahwa ia hina. Sebagian yang lain lagi mengatakan maknanya, ia mendorong pihak lain untuk merasa takut dengan petunjuknya atas Penciptanya. Seperti ucapan seorang penyair:

 وَأَعْوَرٌ مِنْ نَبْهَانٍ أَمَّا نَهَارُهُ #فَأَعْمَى وَأَمَّا لَيْلُهُ فَبَصِيرُ

Ia memberikan sifat kepada siang dan malam, padahal yang dimaksud adalah orang yang mengejeknya dari suku Nabhan yang bersifat seperti itu. Semua pendapat ini meskipun maknanya tidak jauh dari kemungkinan penakwilan ayat, namun ia menyimpang dari penakwilan para mufassir salaf. Oleh karena itu kami tidak membenarkan penakwilan-penakwilan tersebut.

Penakwilan firman Allah : وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ  (Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kalian kerjakan)

Abu Ja'far berkata: maknanya: Dan Allah tidak lengah atas apa yang kalian melakukan wahai orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dan mengingkari kenabian Rasul-Nya, Muhammad SAW, serta yang membuat wahyu dari para pendeta Yahudi. Sesungguhnya Allah mencatat apa yang kalian kerjakan dan akan memberikan balasan di atasnya pada hari akhir kelak, atau ketika masih di dunia ini.

Sumber : tafsir At Thabari



Comments