Sumber Gambar : Chat GPT ( hanya ilustrasi)
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). ( 92 )
حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. (93)
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" ( 94)
Allah Ta'ala berfirman: Lalu dia berjalan mengikuti jalan-jalan (yang lain) dan tempat persinggahan
حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ
"Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung. "
Terdapat perbedaan dalam bacaan (qira`at) ayat ini.
Mayoritas ahli Madinah dan Kufah membaca حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ الدَّيْنِ
"Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung," dengan dhammah pada huruf sin. Begitu juga semua yang terdapat di dalam Al Qur'an.
Ahli Makkah membaca dengan fathah pada semua.
Abu Amr bin Ala dalam surah ini membaca dengan fathah pada huruf sin, dalam surah Yaasiin dengan dhammah, dan ia mengatakan bahwa السد dengan fathah artinya adalah, penghalang antara kamu dengan sesuatu. Sedangkan السد artinya adalah sesuatu yang menutupi mata.
Ahli Kufah dalam semua Al Qur'an membaca dengan fathah pada huruf sin, kecuali pada firman Allah
حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ
"Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung." Khusus pada ayat ini mereka membacanya dengan dhammah.
Lafazh السد dan السد semua penghalang di antara dua sesuatu, sedangkan dalam ayat ini maknanya adalah dua gunung yang menghalangi sesuatu di antara keduanya, lalu Dzulqarnain membangun dinding yang memisahkan antara Ya'juj dan Ma'juj dengan mereka, untuk menjaga dari kerusakan yang diperbuat oleh Ya'juj dan Ma'juj.
Pendapat kami dalam hal ini sesuai dengan pernyataan para ahli tafsir. Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini:
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Husain menceritakan kepada kami, ia berkata: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, dari Atha Al Harsani, dari Ibnu Abbas, mengenai firman Allah حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ "Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung," ia berkata, "Maksudnya adalah, dua bukit yang menghalangi antara Ya'juj dan Ma'juj dengan dua kaum yang berada di belakang pemisah Dzulqarnain adalah bukit Armenia dan Adzarbaijan."
Dari Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah, mengenai firman Allah حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ "Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung," ia berkata, "Keduanya adalah dua bukit."
Aku diberitahu dari Al Husain, ia berkata: Aku mendengar Abu Mu'adz berkata: Ubaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Adh-Dhahhak berkata tentang firman Allah بَيِّنَ السَّدَّيْنِ "Antara dua buah gunung," ia berkata, "Maksudnya adalah di antara dua bukit."
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, ia berkata: Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Qatadah, mengenai firman Allah بين السَّدَّيْنِ "Di antara dua buah gunung," ia berkata, "Maksudnya adalah dua bukit."
Takwil firman Allah :
السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قولًا (Dia menyaksikan di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraannya)
Allah Ta'ala berfirman: Dzulqarnain berada di hadapan dua bukit itu satu kaum yang hampir tidak memahami ucapan kecuali ucapan kalangan mereka sendiri.
Terdapat perbedaan qira'at pada firman Allah يفقهون "Hampir tidak mengerti."
Mayoritas ahli Madinah dan Bahsrah, serta sebagian ahli Kufah, membacanya يفقهونَ قَوْلًا "Hampir tidak mengerti pembicaraan," dengan fathah pada huruf qaf dan ya, dari lafazh مِنْ فِقْهِ الرَّجُلِ يَفْقَهُ فِقْهَا
Mayoritas ahli Kufah membacanya يُفقَهُونَ قَوْلاً dengan dhammah pada huruf ya dan kasrah pada huruf qaf, berasal dari lafazh أَفْقَهْتُ فُلَانًا كَذَا أُفْقَهُهُ إِفْقَاهَا “Manakala aku memahamkan dia".
Pendapat yang tepat menurutku adalah, keduanya merupakan qira`at yang masyhur di kalangan ahli qira'at di seluruh penjuru negeri, dan satu sama lainnya tidak menyimpang, karena kaum yang diberitahukan oleh Allah dalam ayat ini bisa jadi memang hampir tidak memahami perkataan orang lain, sehingga makna qira'at tersebut benar. Atau, di sisi lain keadaan mereka seperti itu, mereka juga tidak mampu menyampaikan ucapan kepada orang lain dengan baik lisan maupun dengan akal mereka karena satu sebab. Jadi, bacaan yang kedua tersebut juga benar.
Takwil firman Allah: إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ ( Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj)
Ahli qira'at berbeda pendapat dalam firman Allah, إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj.”
Maksudnya adalah dua kaum yang berada di belakang tembok.
Takwil firman Allah: مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ (Orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi)
Para ahli takwil berbeda pendapat tentang makna kerusakan, sebagaimana disifatkan oleh Allah terhadap dua kaum tersebut.
Sebagian berpendapat bahwa mereka memakan manusia. Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini:
Dari Ahmad bin Walid Ar-Ramli menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibrahim bin Ayyub Al Khauzani menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Sa'id bin Abdul Aziz إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ berbicara tentang firman Allah " Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi," ia berkata, "Maksudnya adalah, mereka memakan manusia."
Dari Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku, ia berkata: Sebagian Ahli Kitab yang telah memeluk Islam, yang biasa meriwayatkan hadits-hadits dari kalangan orang asing (non-Arab) menceritakan padaku, bahwa mereka adalah orang-orang yang secara turun-temurun menyebarkan ilmu Dzulqarnain. Mereka meriwayatkan bahwa Dzulqarnain adalah penduduk negeri yang bernama Marzuba bin Mardubah Al Yunani, keturunan dari anak Yutan bin Yafits bin Nuh.
Dari Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'adan, Al Kala'i, dan Khalid adalah termasuk orang yang mengetahui bahwa orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Dzulqarnain, lalu Rasulullah SAW bersabda, "Seorang raja yang mengelilingi dunia dari awalnya dengan mengikuti jalan-jalan."
Khalid berkata: Umar bin Khaththab mendengar seseorang berkhutbah, “Wahai Dzulqarnain.” Umar lalu berkata, “Ya Allah, ampunilah, apakah kalian ridha menyebut nama seseorang dengan nama seorang nabi, hingga kalian juga menyebut dengan nama malaikat? Jika Rasulullah SAW mengatakan dengan nama itu, maka yang tepat adalah yang diucapkan oleh Rasulullah SAW, dan yang batil adalah yang menyelisihinya.”
Dari Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku, ia berkata: Seseorang yang tidak aku cela telah memceritakan menceritakan dari Wahab bin Munabbih Al Yamani, dan dia termasuk orang yang mengetahui peristiwa pada zaman dahulu, dia berkata: Dzulqarnain berasal dari Romawi, anak seseorang yang sudah tua, yang tidak memiliki anak selain dia, namanya adalah Al Iskandar. Dinamakan Dzulqarnain karena kedua sisi penutupnya terbuat dari tembaga.
Ketika mencapai usia dewasa dan menjadi hamba yang shalih, Allah berfirman kepadanya, “Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Aku mengutusmu kepada seluruh umat di bumi, yaitu umat yang berbeda lisannya. Di antara mereka ada dua umat yang jarak keduanya sepanjang bumi, dan umat yang berada di tengah-tengah bumi yaitu dari golongan jin dan manusia, serta Ya'juj dan Ma'juj. Umat yang jaraknya sepanjang bumi, yaitu umat yang tinggal di tempat tenggelamnya matahari, dinamakan Nasik, dan yang berada di tempat munculnya matahari dinamakan Mansik. Umat yang jaraknya selebar bumi ada di sebelah kanan bumi, yang dinamakan Hawil, Sedangkan yang lain berada di sebelah kiri bumi, yang dinamakan Takwil."
Allah mengatakan hal itu, Dzulqarnain berkata, "Ya Tuhan kami, Engkau telah membebankan memakan beban yang berat, tidak ada yang mampu memikulnya kecuali Engkau. Oleh karena itu, beritahu aku tentang umat yang Engkau utus aku kepadanya.
Dengan kekuatan apa aku bisa mengunggulinya? Dengan perkumpulan apa aku bisa lebih banyak dari golongannya? Dengan cara apa aku bisa menghadapi tipu-daya mereka? Dengan kesabaran apa aku dapat melakukan keras dengan mereka? Dengan bahasa apa aku berbicara kepada mereka? Bagaimana aku bisa memahami bahasa mereka? Dengan apa aku bisa memahami kata-kata mereka? Dengan hikmah apa aku bisa mengatur mereka? Dengan kelembutan apa aku bisa menjelaskan kepada mereka? Dengan kekuatan apa aku bisa memegang pendengaran mereka?
mengumpulkannya? Dengan tentara apa aku bisa melawan mereka? Dengan kawan bagaimana aku bisa berbuat lembut kepada mereka? Aku tidak memiliki apa pun dari yang aku sebutkan, agar aku dapat menegakkan dan kuat terhadap mereka, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang, yang tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya. Engkau tidak mencelanya dan mencacinya, tetapi Engkau menyayangi dan berlemah-lembut kepada mereka."
Allah lalu berfirman, "Aku akan memberikan kekuatan terhadap apa yang Aku bebankan kepadamu. Aku longgarkan dadamu sehingga segala sesuatu akan terasa luas bagimu. Aku akan meluaskan pemahamanmu, sehingga kamu bisa memahami semuanya. Aku akan mengajarkan semua bahasa kepadamu, hingga kamu bisa berbicara kepada semuanya. [Aku bukakan pendengaranmu sehingga kamu bisa mendengar segala sesuatu. Aku akan lebarkan pendanganmu, sehingga kamu dapat melihat segala sesuatu].
Aku akan atur semua urusanmu, sehingga kamu bisa memperbaiki segala sesuatu. Aku akan kumpulkan semuanya, sehingga tidak ada yang tertinggal bagimu. Aku akan menjagamu, sehingga tidak ada yang samar-samar bagimu. Aku akan menyokongmu, sehingga tidak ada sesuatu yang akan mengancamnu. Aku akan menguatkan pasukanmu, sehingga tidak ada yang mampu mengalahkanmu. Aku akan mengeraskan hatimu, sehingga tidak akan ada yang mampu menggodamu. Aku akan menundukkan bagimu cahaya dan kegelapan, dan menjadikan keduanya sebagai bala tentaramu. Cahaya akan menyinari di depanmu, dan kegelapan akan mengelilingi di belakangmu. Aku akan memperkuat akalmu, sehingga tidak ada yang menerormu. Aku akan melapangkan apa yang ada di depanmu, sehingga kamu dapat menguasai segalanya. Aku akan memperkuat langkahmu, sehingga kamu dapat menunjukkan segala sesuatu. Aku akan memakaikan kamu kebesaran sehingga tidak ada yang berani menghinamu."
Ketika hal itu telah dikatakan kepadanya, dia berjalan menuju kaum yang berada di tempat tenggelamnya matahari. Ketika telah sampai kepadanya, dia mendapatkan perkumpulan yang jumlahnya sangat banyak, tak ada yang mampu menghitungnya kecuali Allah, dan tidak ada kekuatan yang mampu menahannya kecuali Allah. Lisan yang berbeda, hawa nafsu yang bermacam-macam, serta hati yang bercerai-berai.
Ketika melihat hal tersebut, dia pun menandinginya dengan kegelapan, dia jadikan di sekelilingnya tiga pasukan, mengelilingi mereka dari segala penjuru, lalu dia giring sehingga dapat dia kumpulkan dalam satu tempat. Setelah itu dia terangi mereka, lalu dia menyeru agar mereka kembali kepada Allah dan beribadah kepada-Nya. Lalu sebagian dari mereka beriman, dan sebagian lagi menentang. Dia lalu mendatangi orang-orang yang berpaling darinya, lalu dia masukkan kegelapan, hingga kegelapan itu masuk mulut, hidung, telinga, dan tenggorokan mereka.
Begitu juga rumah-rumah mereka, menyelimuti dari atas, bawah, dan dari segala sisi. Mereka pun bergejolak dan bingung. Ketika mereka sadar bahwa mereka akan hancur di dalamnya, mereka pun berduyun-duyun menuju ke arahnya dengan suara yang satu, maka dia hilangkan dari mereka dan mengambil mereka dengan paksa, maka mereka masuk ke dalam seruannya.
Dia (Dzulqarnain) lalu membentuk pasukan dari ahli Maghrib menjadi umat yang sangat besar, lalu menjadi satu kesatuan tentara. Dia kemudian berjalan memimpin pasukan tersebut, sedangkan kegelapan berada di belakang mereka, mengelilingi mereka dari segala penjuru, sedangkan cahaya muncul di depan mereka.
Mereka berjalan di sebelah kanan dari bumi penduduk sebelah kanan bumi yang bernama Hawil. Allah telah menundukkan tangan, hati, akal, pikiran, dan penglihatannya, sehingga jika dia memerintah maka dia tidak akan salah, dan jika dia mengamalkan satu amalan maka dia pasti mampu mengerjakannya dengan teliti.
Kemudian dia berjalan memimpin umat tersebut. Jika telah sampai di laut maka mereka membangun perahu dari potongan-potongan kayu yang kecil, dan mengaturnya dalam satu jam. Dia menjadikan dalam barisannya tersebut semua umat dan pasukan saat mereka melewati laut dan sungai, setiap orang dibebani dengan lempengan yang tidak boleh sampai rusak, dan dia terus memaksanya hingga sampai kepada Hawil. Dia juga melakukan seperti yang dia lakukan kepada Nasik.
Dia lalu melanjutkan perjalanannya menuju umat yang berada di tengah-tengah bumi, yaitu dari golongan manusia dan jin, serta Ya'juj dan Ma'juj. Ketika mereka sampai di tengah jalan yang berada di dekat Turki dari arah Timur, segolongan manusia berkata kepadanya, "Wahai Dzulqarnain, di antara dua gunung tersebut hidup makhuk Allah, banyak dari mereka yang menyerupai manusia, tetapi lebih dekat kepada binatang, karena mereka makan tanaman dan menerkam binatang-binatang ternak serta binatang buas, seperti serigala menerkam mangsanya.
Mereka juga makan rerumputan dan binatang-binatang bumi yang melata seperti ular dan kalajengking. Mereka memakan semua makhluk hidup yang bernyawa, dan tidak ada makhluk hidup yang berkembang biak dalam satu tahun sekali seperti mereka. Tidak ada yang bertambah banyak dengan cepat seperti pertambahan mereka. Jika mereka memiliki masa yang panjang untuk berkembang biak seperti itu, maka mereka pasti memenuhi bumi dan membuat kerusakan. Tidak lebih dari satu tahun kami berdampingan dengan mereka, kami sudah memperhitungkannya dan menunggu mereka akan menyerang kami dari arah kedua bukit ini."
قَالُوا هَذَا الْقَرْنِينِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْحًا عَلَى أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا قَالَ مَا مَكَنِي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
“Mereka berkata, 'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?' Dzulqarnain berkata, Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku berlutut padanya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka'."
Setelah selesai, ia berjalan melalui arah kanan bumi hingga sampai ke Mansak yang berada di tempat terbitnya matahari, dan dia melakukan seperti yang dia lakukan dengan dua umat sebelumnya dan menjadi tentara. Dia kemudian kembali menghadap ke sebelah kiri bumi, menuju Takwil, yaitu umat yang berseberangan dengan Hawil dan berhadapan dengan jarak selebar bumi. Setelah mencapai tujuan, dia menjadikan pasukan mereka (seperti perbuatannya kepada umat sebelumnya).
Dzulkarnain berkata, "Siapkan besi dan tembaga agar aku dapat mengetahui negeri mereka, menandai tempat mereka, dan mengukur jarak antara kedua gunung."
Dia kemudian berangkat memimpin orang-orang tersebut hingga berada di tengah-tengah kaum tersebut. Dia mendapatkan mereka dalam satu ukuran, baik laki-laki maupun perempuan. Tinggi mereka seukuran seperempat tinggi orang dewasa kita. Mereka mempunyai cakar yang letaknya seperti kuku tangan kita, memiliki taring dan gigi geraham seperti taring dan gerahamnya binatang buas, memiliki rongga mulut seperti rongga mulut unta yang suaranya akan terdengar keras jika dia makan, atau seperti pecahan gigi yang keras. Tubuh mereka berbulu, seluruh badannya berbulu, yang menutupi serta menjaga mereka dari panas dan dingin. Mereka memiliki dua telinga yang besar, yang satu meruncing besar (seperti telinga kelinci) dan salah yang satunya lagi mengeriput kecil (seperti telinga tikus). Salah satu untuk mendengar, dan salah satunya lagi untuk berburu. Salah satu untuk musim panas, dan salah satunya lagi untuk musim dingin. Tidak ada laki-laki atau perempuan di antara mereka kecuali telah mengetahui ajalnya, karena tidak akan mati laki-laki mereka kecuali telah menurunkan seribu keturunan, dan perempuannya tidak akan mati kecuali telah melahirkan seribu anak dari rahimnya. Jadi, jika telah mendapatkan keturunan sebanyak seribu, mereka meyakini kematian itu.
Maka ketika Dzulkarnain melihat hal itu, ia pun pergi ke arah antara dua gunung, lalu mengukur jarak antara keduanya yang berada di persimpangan daerah Turki, yakni di sisi yang lain.
Timur matahari, kemudian dia dapatkan ukurannya seratus farsakh.
Ketika membangun bangunannya, dia menggali pondasinya hingga sampai air, dan menjadikan lebarnya 50 farsakh, kemudian dia isi dengan karang, sedangkan dasarnya dari tembaga, dicairkan kemudian dituangkan ke dalamnya, sehingga seperti lelehan gunung di bawah tanah. Kemudian dia tinggikan, dan diratakan dengan cairan besi serta tembaga yang mendidih, dan menjadikan celah-celahnya dari tembaga kuning, sehingga menjadi seperti kuningnya tembaga dan hitamnya besi yang telah dingi.
Dia lalu pergi ke suatu golongan dari kalangan manusia dan jin. Ketika dalam perjalanan, dia bertemu dengan kaum yang shalih, menegakkan kebenaran dan berlaku adil. Lalu dia mendapatkan satu kaum yang berada di tengah-tengah, mereka membagi dengan sama rata, menghukumi dengan adil, saling berkasih sayang, keadaan dan bahasa mereka satu, akhlaknya hampir serupa, jalan hidup mereka lurus, hati mereka lembut, dan perjalanan hidup mereka bagus. Kuburan mereka berada di depan pintu rumah mereka, rumah mereka tidak berpintu, dan tidak ada di antara mereka pemimpin, hakim, orang kaya, raja, dan pemukan kaum. Mereka semua kedudukannya sama, tidak ada perbedaan dan kelebihan di antara mereka. Mereka tidak saling membunuh, mencaci, dan berselisih. Mereka tidak tertimpa musibah seperti musibah yang menimpa manusia umumnya, dan umur mereka paling panjang.
Ketika Dzulqarnain melihat hal itu, dia merasa heran, maka dia berkata, "Wahai kaum, beritahu aku tentang keadaan kalian, karena aku telah mengelilingi dunia ini dari Timur sampai Barat, dari laut sampai daratan, dari yang terang sampai yang gelap, tapi aku tidak mendapatkan kaum seperti kalian." Mereka lalu berkata, "Baiklah, tanyakan kepada kami apa yang ingin kamu ketahui." Ia berkata, "Mengapa kuburan kalian berada di pintu-pintu rumah?"
Mereka menjawab, "Sengaja kami lakukan itu agar kami tidak lupa akan kematian, dan ingatannya tidak akan keluar dari hati kami." la berkata, "Mengapa rumah kalian tidak berpintu?" Mereka menjawab, "Itu karena tidak ada di antara kami orang yang berbuat salah, dan tidak ada di antara kami kecuali dapat dipercaya." Ia berkata, "Kenapa tidak ada pemimpin di antara kalian?" Mereka menjawab, "Karena tidak ada kezhaliman di antara kami." Ia berkata, "Kenapa tidak ada hakim di antara kalian?" Mereka menjawab, "Karena kami tidak pernah bertengkar." Ia berkata, "Kenapa tidak ada orang yang kaya di antara kalian?" Mereka menjawab, "Karena kami tidak memperbanyak harta."
Ia berkata, "Kenapa tidak ada raja di antara kalian?" Mereka menjawab, "Karena kami tidak saling menyombongkan diri." Ia berkata, "Kenapa kalian tidak saling berselisih dan tidak pernah bertengkar?" Mereka menjawab, "Karena hati kami telah dilunakkan di antara kami." Ia berkata, "Mengapa kalian tidak pernah membunuh?" Mereka menjawab, "Karena kami kalahkan tabiat kami (untuk saling membunuh) dengan kemauan yang keras dari kami, dan kami dasarkan diri kami dengan impian." ia berkata, "Mengapa bahasa kalian satu dan jalan kalian lurus serta tegak?" Mereka menjawab, "Karena kami tidak saling berbohong, tidak saling menipu, dan tidak saling mengecam." Ia berkata, "Dari mana hati kalian bisa satu?" Mereka menjawab, "Karena hati kami bersih, dan telah dicabut rasa hasud serta dengki di antara kami." Ia berkata, "Kenapa tidak ada yang miskin dan yang kaya di antara kalian?" Mereka menjawab, "Karena kami saling membagi dengan sama rata?" Ia berkata, "Kenapa di antara kalian tidak ada kekerasan?" Mereka menjawab, "Karena perasaan merendah diri dan tawadhu dari kami." Ia berkata, "Kenapa kalian berumur paling panjang di antara manusia lainnya?" Mereka menjawab, "Karena kami saling menasihati dan menghukumi dengan keadilan." Ia berkata, "Kenapa kalian tidak pernah paceklik?" Mereka menjawab, "Karena kami tidak pernah lalai beristighfar?" Ia berkata, "Kenapa kalian tidak pernah tertimpa musibah, sebagaimana manusia lainnya?" Mereka menjawab, "Karena kami tidak bersandar kecuali kepada Allah, dan kami tidak berbuat berdasarkan bintang."
Beliau bertanya, "Apakah itu yang kalian dapati dari nenek moyang kalian?" Mereka menjawab, "Itulah yang kami dapati dari nenek moyang kami: mengasihi orang miskin, menolong orang yang membutuhkan, memaafkan orang yang berbuat salah, berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat, bersikap lemah lembut kepada orang yang bodoh, memohon ampunan bagi orang yang mencela mereka, menyambung silaturahmi, memenuhi amanah mereka, menepati waktu salat mereka, memenuhi janji mereka, senantiasa menolong orang yang membutuhkan, dan tidak kikir kepada kerabat. Karena itulah, Allah memperbaiki keadaan mereka dan memelihara mereka semasa hidup. Maka, sudah sepantasnya Allah memelihara mereka setelah mereka meninggal."
Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Abi Rafi, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda
إن يأجوج ومأجُوجَ يَحْفُرُونَ السَّدَّ كُلِّ يَوْمٍ، حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَونَ شُعَاعَ الشَّمْسِ، قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ ارْجِعُوا فَتَحْفُرُونَهُ غَدًا، فَيُعِيدُهُ اللهُ وَهُوَ كَهَيْنتَهِ يَوْمَ تَرَكُوهُ ، حَتَّى إِذَا جَاءَ الوَقْتُ قَالَ: إِنْ شاءَ اللهُ، فَيَحْفُرُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ، فَيَنْشِفُونَ الْمَيَاهَ، وَيَتَحَصَّنُ النَّاسُ فِي حُصُونِهِمْ، فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ، فَيَرْجِعُ فِيْهَا كَهَيْئَةِ الدِّمَاءِ، فَيَقُولُونَ: قَهَرْنَا أَهْلَ الْأَرْضِ، وَعَلَوْنَا أَهْلَ السَّمَاءِ، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغْفًا فِي أَقْفَائِهِمْ فَتَقْتُلُهم. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ!
إِنَّ دَوَابُ الْأَرْضِ لَتَسْمَنُ وَتَشْكُرُ مِنْ لُحُومِهِمْ.
Sesungguhnya Yajuj dan Ma'juj menggali lubang untuk benteng setiap hari, hingga jika mereka hampir melihat sinar matahari, pemimpin mereka berseru, "Kembalilah, dan kamu akan menggalinya besok hari, Insya Allah'. Allah lalu mengembalikannya seperti kondisi mereka meninggalkannya, sampai datang masanya, ia berkata, 'Insya Allah'. Mereka pun menggalinya, dan mereka keluar ke tengah-tengah manusia. Mereka menghambur-hamburkan air. Orang-orang mereka berjaga dari manusia dengan benteng mereka, lalu mereka melempar panah mereka ke langit dan kembali seperti darah, lalu mereka berkata, 'Kita telah menaklukkan penduduk bumi, dan telah melebihi tingginya dari penduduk langit. Allah lalu mengutus cacing sebesar leher mereka hingga membunuh mereka."
Rasulullah SAW lanjut bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman tangan-Nya, Sesungguhnya binatang-binatang darat menjadi gemuk dan menikmati dagingnya. "
Dari Ibnu Humaid meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Salamah meriwayatkan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq, dari Asim bin Umar bin Qatadah Al Ansari, dari Azh-Zhafiri, dari Mahmud bin Labid, saudara dari suku Abdul Ashhal, dari Abi Sa'id Al Khudri, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah (saw) bersabda:
Dibukakan (pintu) untuk Ya'juj dan Ma'juj dan mereka keluar ke tengah-tengah manusia, sebagaimana firman Allah, 'Dan mereka turun dengan cepat dari tempat-tempat yang tinggi." (Qs. Al Anbiyaa [21]: 96). "Lalu mereka mendatangi tempat-tempat di muka bumi, mereka mengumpulkan kaum muslim dalam kota-kota mereka dan di dalam benteng-benteng mereka, lalu digabungkan dengan binatang ternak mereka, lalu mereka minum air yang ada di bumi.
Sebagian dari mereka ada yang melewati sungai lalu meminum airnya sampai sungai tersebut kering, sehingga orang setelahnya melewati sungai itu dan berkata, 'Dulu di sini pernah ada airnya'. Hingga tidak ada satu pun dari manusia kecuali dimasukkan ke dalam kota atau benteng. Salah seorang dari mereka berkata, 'Penduduk bumi itu telah kita kuasai, sekarang tinggal penduduk langit'. Kemudian salah seorang dari mereka menggoyang-goyangkan tombak mereka dan melemparkannya ke langit, lalu tombak itu kembali dengan berlumuran darah sebagai tanda malapetaka dan fitnah.
Dia pun berkata, 'Wahai kaum muslim, bergembiralah, Allah telah menghancurkan musuh kalian'. Mereka lalu keluar dari benteng dan kota mereka, serta melepaskan binatang ternak mereka mereka kecuali daging mereka sendiri, dan binatang-binatang ternak itu merasa senang hingga tidak ada makanan lain dari tumbuh-tumbuhan yang lebih mereka senangi. "
Dari Bahar bin Nashr menceritakan padaku, ia berkata: Ibnu Wahab menceritakankan padaku, ia berkata: Mu'awiyah menceritakan padaku dari Abi Az-Zahiriyah dan Syuraih bin Ubaid, bahwa Ya'juj dan Ma'juj terdiri dari tiga golongan, satu golongan setinggi pohon, satu golongan tinggi dan lebarnya sama, dan satu golongan lagi menggigit telinga mereka dan menutupi yang lainnya sampai ke badan mereka.
Dari Muhammad bin Sa'd menceritakan kepadaku, ia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku, ia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, ia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku dari bapaknya, dari Ibnu Abbas, mengenai firman Mereka"
قَالُوا يَذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ
Allah berkata, 'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi." Ia berkata: Abu Sa'id Al Khudri mengatakan bahwa Nabiullah SAW pernah bersabda
لَا يَمُوتُ رَجُلٌ مِنْهُمْ حَتَّى يُولَدَ لِصُلْبِهِ أَلْفُ رَجُل
"Salah seorang dari mereka tidak akan mati hingga melahirkan keturunan seribu orang.
Ia berkata: Abdullah bin Mas'ud merasa heran dengan banyaknya jumlah mereka. Ia berkata, “Salah seorang dari Ya'juj dan Ma'juj tidak akan mati hingga melahirkan keturunan seribu anak laki-laki. "
قَالُوا هَذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ
Hadits yang telah kami riwayatkan dari Wahab bin Munabbih tentang kisah Ya'juj dan Ma'juj, menunjukkan bahwa mereka yang berkata kepada Dzulqarnain "Mereka berkata, 'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bum'." memberitahukannya tentang ketakutan mereka terhadap kerusakan yang terjadi di bumi, bukan karena pengaduan dari mereka tentang kerusakan yang telah dilakukan Ya'juj dan Ma'juj kepada mereka atau kepada yang lain. Juga tidak menunjukkan bahwa kerusakan itu telah terjadi pada mereka atau yang lain sebelum Dzulqarnain membangun tembok yang dia bangun antara mereka dan orang-orang yang berada di bawah mereka.
Jika maksud hadits tersebut demikian, maka penakwilan yang
قَالُوا يَذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ,tepat untuk firman Allah "Mereka berkata, 'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi," adalah, Ya'juj dan Ma'juj akan membuat kerusakan di muka bumi.
Takwil firman Allah: فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْمًا (Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu)
Terdapat perbedaan dalam qira'at ayat tersebut.
Mayoritas ahli Madinah, Bashrah, dan Kufah membacanya فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْمًا "Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kamu." Seakan-akan mereka cenderung menjadi mashdar, dari kata خرج الرأس dan begitulah dia menjadikannya".
Mayoritas ahli qira`at Kufah membacanya فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا "Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu. "dengan huruf alif, seakan-akan menjadikannya isim, dan mengartikannya, upah bagi pekerjaanmu membangunkan tembok pemisah antara kami dengan kaum itu.
Qira'at yang tepat menurutku adalah qira'at yang membacanya فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْمًا "Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu," dengan huruf alif, karena sebagaimana diriwayatkan, mereka menawarkan kepada Dzulqarnain untuk memberikan harta mereka agar dia membangun tembok tersebut. Juga sebagaimana telah diterangkan dalam firman Allah فَأْعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وبينهم رَدْمًا "Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka." Mereka tidak menawarkan kepadanya tebusan kepala mereka. Selain itu, lafazh الخراج bagi orang Arab artinya hasil bumi.
Pendapat kami dalam hal ini sesuai dengan pernyataan para ahli tafsir. Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini:
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Husain menceritakan kepada kami, ia berkata: Hajjaj menceritakan kepadaku dari Ibnu Juraij, dari Atha Al Kharsani, dari Ibnu Abbas, mengenai firman Allah فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْمًا "Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu," ia berkata, "Maksudnya adalah upah. 'Supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka "
عَلَى أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, ia berkata: Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Qatadah, mengenai firman Allah فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْمًا "Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepada Anda," ia berkata, "Maksudnya adalah upah. "
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Husain menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Sufyan menceritakan padaku dari Ma'mar, dari Qatadah, mengenai firman Allah فَهَلْ تَجْعَلُ لَكَ خَرْمًا "Maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepada Anda," ia berkata, "Maksudnya adalah upah. "
Takwil firman Allah: عَلَى أَن تَجْعَلَ بَيْنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (Supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka)
Allah berfriman: Mereka berkata kepadanya, “Dapatkah kami memberikan upah kepadamu sehingga kamu bersedia menjadikan antara kami dengan Ya'juj dan Ma'juj pemisahan yang memisahkan kami dengan mereka, guna mencegah mereka memenuhi kami?” Maksudnya adalah tembok.
Sumber : Tafsir At Thabari bag 17 hal 356 sd 379

Comments
Post a Comment