2:166 Ketika Idol berlepas diri dari Followers ( Al Baqarah 166)



 

Sumber Gambar : Chat GPT


إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. ( Al Baqarah 166).

Penakwilan firman Allah : إِذْ تَبَرَّأُ الَّذِينَ اتَّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ  (yaitu ketika orang-orang yang diikuti melepaskan diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa)

Abu Ja'far berkata: maksudnya; ketika orang-orang yang diikuti melepaskan diri dari orang-orang yang mengikuti mereka.

Kemudian para mufassir berselisih pendapat tentang siapa yang dimaksud dalam ayat ini. Sebagian mereka mengatakan seperti berikut:

Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya: Sa'id menceritakan kepada  kami dari Qatadah ia berkata :  إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتَّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ  وَرَأَوُا الْعَذَابَ 
mereka yang diikuti adalah para pemimpin dalam kemusyrikan, sedangkan yang mengikuti adalah orang-orang yang lemah diantara mereka.

DariAl Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada kami, katanya: Ishaq menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami dari bapaknya dari Rabi' bin Anas tentang firman-nya:
 إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتَّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ 
ia berkata: kelak pada hari kiamat para pemimpin akan melepaskan diri dari para pengikutnya.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husain menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan kepadaku dari Ibnu Juraij dari Atha' bin Abi Rabah : إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتَّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ 
ia berkata: para pemimpin mereka akan berlepas diri dari orang-orang yang mengikuti mereka.

Sebagian mereka mengatakan seperti berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amr bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi tentang firman Allah: 
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتَّبِعُوا مِنَ الذينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ 
adapun yang diikuti adalah syetan-syetan mereka yang berlepas diri dari manusia.

Abu Ja'far mengatakan: yang benar, Allah menginformasikan bahwa orang-orang yang diikuti dalam kesyirikan berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya ketika mereka menyaksikan adzab Allah, dan disini Allah tidak mengkhususkan sebagian kelompok atas sebagian yang lain tapi menjadikannya umum, meliputi seluruh orang yang diikuti dalam kekufuran dan kesesatan.

Dan dari indikasi ayat ini dapat dipahami, bahwa yang melepaskan diri kelak pada hari kiamat adalah tandingan-tandingan yang mereka jadikan sebagai sesembahan selain Allah dimana mereka sangat mencintainya ketika di dunia seperti halnya orang-orang mukmin mencintai Allah. 
Dan jika demikian, maka yang tepat adalah yang menakwilkan bahwa yang dimaksud dengan tandingan-tandingan dalam ayat ini adalah para pemimpin yang mereka taati dalam setiap perintahnya, meskipun mereka bermaksiat kepada Allah Ta'ala. Sedangkan yang menakwilkan bahwa ia adalah syetan-syetan yang melepaskan diri dari manusia, maka kurang tepat, karena ayat ini masih merupakan rentetan informasi tentang orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah.

Penakwilan firman Allah : وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ  (dan ketika segala hubungan diantara mereka terputus sama sekali)

Abu Ja'far mengatakan: penakwilannya: bahwa Allah sangat keras siksa-Nya ketika orang-orang yang terlepas diri menyaksikan adzab dan ketika segala hubungan diantara mereka terputus.

Kemudian para mufassir berselisih pendapat tentang makna الْأَسْبَابُ dalam ayat ini. Sebagian mereka mengatakan seperti berikut:

Dari Yahya bin Thalhah Al Yarbu'i menceritakan kepada kami, katanya: Fudhail bin 'Iyadh menceritakan kepada kami, dan Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, katanya: Jarir menceritakan kepada kami dari Ubaid Al Maktab dari Mujahid tentang firman-Nya:
 وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ 
ia berkata: yaitu hubungan yang terjalin antar mereka ketika di dunia.

Dari Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Syahid menceritakan kepada kami, katanya: Yahya bin Yaman menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Ubaid Al Maktab dari Mujahid tentang firman-Nya: 
وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ 
ia berkata: yaitu hubungan yang menyambung mereka di dunia

Dari Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman menceritakan kepada kami, dan Ahmad bin Ishaq Al Ahwazi menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad menceritakan kepada kami, semuanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ubaid Al Maktab dari Mujahid dengan riwayat yang sama.

Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepada saya, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah:
وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ 
ia berkata: cinta kasih.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan padaku, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami dari Syibil bin Ubad dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid dengan riwayat yang sama.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husain menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij dari Mujahid, ia berkata: hubungan cinta kasih yang terjalin antar mereka di dunia.
Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa menceritakan kepada kami, katanya: Qais bin Sa'd menceritakankan kepada Atha', dari Ibnu Abbas tentang firman Allah : وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ia berkata: cinta kasih.
Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya: Said menceritakan kepada kami dari Qatadah: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ 
ia berkata: yaitu sebab-sebab penyesalan pada hari kiamat, sebab-sebab perhubungan yang terjadi antar mereka di dunia yang dengannya mereka saling berhubungan dan saling menyayangi, lalu pada hari kiamat ia menjadi permusuhan atas mereka, sebagaimana firman Allah: 

ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُم بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُم بَعْضًا وَمَأْوَنَكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ 

artinya: "kemudian pada hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kalian melaknati sebagian (yang lain); dan tempat kembali kalian adalah neraka, dan sekali-kali tidak ada bagi kalian para penolongpun." (QS. Al Ankabuut [29]: 25), dan firman-Nya: الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ )
Artinya : Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa." (Qs. Az-Zukhruf [43]: 67).

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar dari Qatadah tentang firman-Nya: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ yaitu hubungan yang terjadi antara mereka di dunia.

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepadaku, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami dari bapaknya dari Rabi' bin Anas tentang firman-Nya : وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ia berkata: al asbab artinya penyesalan.

Sebagian mereka berkata: al asbab adalah kedudukan-kedudukan yang mereka miliki ketika di dunia. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Muhammad bin Sa'd menceritakan kepada saya, katanya: bapakku menceritakan kepada saya, katanya: pamanku menceritakan kepada saya, katanya: bapakku menceritakan kepada bapaknya dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ia berkata: terhentilah kedudukan-kedudukan dari mereka.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim bercerita, katanya: Ishaq menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Sa'd menceritakan kepada kami dari Abu Ja'far Ar-Razi dari Rabi' bin Anas tentang firman-Nya: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ ia berkata: al asbab adalah kedudukan-kedudukan 

Sebagian mereka mengatakan: al asbab adalah hubungan silaturrahmi. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut: 
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husain menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, katanya: Ibnu Abbas berkata : وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ 
ia berkata: al asbab yaitu hubungan silaturrahmi.

Sebagian besar mereka berkata: al asbab adalah amal perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amr bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi tentang firman Allah: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ yaitu amal perbuatan.
Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahb memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: 
وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ 
ia berkata: yaitu sebab-sebab amal perbuatan mereka, dimana orang-orang yang bertaqwa diberikan sebab-sebab amal perbuatan mereka berupa selamat cacatan, lalu mereka ambil danlah mereka, sedang yang lainnya diberikan sebab-sebab amal perbuatan mereka yang buruk lalu memutuskan mereka dan masuklah mereka ke neraka .

Abu Ja'far mengatakan kata الأسباب adalah bentuk jamak dari kata سبب yang berarti sesuatu yang menjadi tempat bergantung. 
Dalam arti lain, al asbab adalah segala sesuatu yang menjadi sebab bagi manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Karenanya, tali disebut "sebab" karena dengannya manusia bergantung untuk mencapai tujuannya. Jalan disebut "sebab" karena dengan menempuhnya tujuan dapat dicapai. 
Dan "besanan" disebut sebab karena dengannya diharamkan menikah dengan keluarganya. Jika demikian, maka penakwilan yang benar pada ayat وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ adalah mengatakan: Allah menginformasikan bahwa orang-orang yang dzalim dari orang-orang kafir melepaskan diri dari orang-orang yang mengikutinya ketika mereka menyaksikan siksa Allah, dan terputuslah seluruh jalan dari mereka. serupa dengan informasi Allah, bahwa pada hari itu sebagian mereka melaknat sebagian yang lain, dan syetan mengatakan kepada para pengikutnya: "Sejujurnya Allah telah berjanji kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikanmu tetapi aku menyalahinya. 
Sekali-kali tidak ada kekuasaan menjatuhkan terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh karena itu janganlah kamu mencerca Aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. 
Aku sekali-kali tidak dapat membantumu dan kamupun sekali-kali tidak dapat membantuku. aku tidak mengizinkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." (Qs. Ibrahim [14]: 22).

Allah juga menginformasikan, bahwa pada hari itu teman-teman akrab saling bermusuhan, sebagaimana firman-Nya: "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (Qs. Az-Zukhruf [43]: 67). 
Dan orang-orang kafir tidak dapat saling tolong menolong, sebagaimana firman-Nya: "Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena Sesungguhnya mereka akan ditanya: "Kenapa kalian tidak saling tolong menolong?. " (Qs. Ash-Shaafaat [37]: 24,25). 
Bahkan pada hari itu seorang anak tidak dapat menolong bapaknya dan bapak tidak dapat menolong anaknya, meskipun ia adalah manusia pilihan Allah, sebagaimana firman-Nya tentang Nabi Ibrahim: "Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. 
Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun." (Qs. At-Taubah [9]: 114).

Seluruh makna ini merupakan asbab bagi manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya ketika di dunia, lalu pada hari kiamat ia diputuskan oleh Allah dari orang-orang kafir karena menyalahi syariat dan aturan- Nya. Demikianlah makna yang paling tepat dalam menakwilkan firman Allah: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ . Dan barangsiapa yang mengatakan bahwa maknanya adalah sebab yang khusus maka hendaklah ia mendatangkan dalil.

Sumber : Tafsir At Thabari bag 2 hal 731 sd 737


Comments