2:183 Memahami Puasa dari Kaum terdahulu ( Al Baqarah 183 )

 


Sumber Gambar : Chat GPT


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ( Al Baqarah 183 )


Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud dengan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا  adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, diwajibkan atas mereka berpuasa Ramadhan. Dan الصيام adalah kata sifat dari perkataan seseorang: صُمْتُ عَنْ كَذَا وَكَذَا artinya aku berhenti darinya, dan makna الصَّيام adalah berhenti dari apa yang diperintahkan Allah untuk berhenti darinya. 

Dari sini dikatakan : صَامَتْ الخَيْل artinya unta berhenti dari berjalan.

Juga, firman Allah melalui lisan Maryam: إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah" (Qs. Maryam [19]: 26), yang dimaksud dengan puasa adalah berhenti dari berbicara.

Adapun firman-Nya: كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ artinya diwajibkan atas kalian seperti diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian.

Abu Ja'far berkata: Kemudian para ahli tafsir berselisih pendapat tentang orang-orang yang terkandung Allah dalam firman-Nya: . كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ

Sebagian mereka berpendapat bahwa orang-orang yang diinformasikan Allah bahwa puasa yang diwajibkan atas kita serupa dengan puasa yang diwajibkan atas mereka adalah umat Nasrani. Mereka berkata: sisi kesamaannya adalah keserupaan waktu dan kadar puasa yang diwajibkan terhadap kita sekarang. Demikian seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari  Yahya bin Ziyad menceritakan padaku, dari Muhammad bin Abban Al Qurasyi, dari Abu Umayyah Ath-Thanafisi dari Sya'bi ia berkata: kalau saja aku berpuasa sepanjang tahun niscaya aku berbuka pada hari yang ragu, dikatakan Sya'ban dan dikatakan pula Ramadhan, hal itu disebabkan orang-orang Nasrani diwajibkan atas mereka puasa Ramadhan seperti diwajibkan atas kita lalu mereka mengubahnya ke musim lain, mungkin mereka berpuasa pada musim panas selama tiga puluh hari, kemudian datang generasi selanjutnya yang berlaku sembrono lalu puasa sehari sebelum hari ketiga puluh dan sehari sesudahnya, kemudian diikuti generasi selanjutnya hingga menjadi lima puluh, dan itulah makna dari firman Allah :

 كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ 

Sebagian mufassir mengatakan, bahwa sisi keserupaannya adalah karena puasa mereka mulai dari masuknya waktu Isya terakhir sampai Isya terakhir keesokan harinya, dan itulah mula-mula yang diwajibkan Allah atas orang-orang yang beriman terdahulu. 

Dan pendapat ini sependapat dengan pendapat pertama, bahwa yang dimaksud dengan 

كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ 

adalah orang-orang Nasrani. Demikian seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun menceritakan kepada kami, ia berkata: Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi tentang firman Allah: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

adapun orang-orang yang sebelum kita adalah orang-orang Nasrani, diwajibkan puasa Ramadhan atas mereka, dan diwajibkan atas mereka agar tidak makan dan minum sesudah tidur, dan tidak dibenarkan menikahi kaum wanita pada bulan Ramadhan.

Lalu orang-orang Nasrani merasa keberatan dengan puasa Ramadhan, dimana mereka memutarnya dalam musim dingin dan panas; dan ketika mereka melihat demikian maka mereka pun berkumpul dan menjadikan puasa dalam musim antara dingin dan panas, dan mengatakan: kita tambah dua puluh hari untuk menghapuskan kesalahan yang kita perbuat. 

Lalu mereka pun menjadikan puasa mereka selama lima puluh hari. Dan masih saja umat Islam mengikuti demikian, yaitu puasa seperti halnya orang-orang Nasrani puasa, hingga terjadi kejadian Abu Qais bin Shasrmah dan Umar bin Khaththab, maka Allah menghalalkan mereka makan, minum dan hubungan suami-isteri hingga terbit fajar. 

Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Ishak menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami  : dari bapaknya dari Rabi كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ 

ia berkata: diwajibkan atas mereka berpuasa dari waktu gelap sampai gelap. Dan sebagian mufassir mengatakan: yang dimaksud oleh Allah dengan adalah ahli Kitab. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, ia berkata: Syibil menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَعَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ   yaitu ahli Kitab.

Dan sebagian mereka mengatakan, bahwa yang dimaksud adalah semua orang. Demikian seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, ia berkata: Ma'mar memberitahukan kepada كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ : kami dari Qatadah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ia berkata: adalah bulan Ramadhan diwajibkan atas sekalian manusia, seperti diwajibkan atas orang-orang sebelum mereka. Ia berkata: dan Allah telah mewajibkan atas manusia sebelum turun Ramadhan puasa tiga hari pada setiap bulan.

Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah ia berkata : 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَعَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ 

yakni Ramadhan diwajibkan Allah atas orang-orang sebelum mereka. Abu Ja'far berkata: Pendapat yang benar menurut kami, adalah yang mengatakan bahwa maknanya: hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian dari ahli Kitab, beberapa hari yang terbilang, yaitu sepanjang bulan Ramadhan; karena yang datang sesudah Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim AS, hal itu disebabkan ia dijadikan oleh Allah sebagai imam bagi sekalian manusia. 

Dan, Allah telah menginformasikan bahwa agamanya adalah Al Hanifiyah Al Muslimah, dan Nabi Muhammad SAW diperintahkan sama dengan yang diperintahkan terhadap nabi-nabi sebelumnya.

Adapun sisi keserupaannya adalah terletak pada waktu, dimana orang-orang sebelum kita diwajibkan puasa bulan Ramadhan sebagaimana kita diwajibkan sama.

Adapun firman-Nya: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ maknanya: agar supaya kalian menghindari makan makanan, minum minuman dan berhubungan suami isteri. Allah berfirman: Telah Aku wajibkan atas kalian puasa dan berhenti dari apa yang membatalkannya, agar supaya kalian menghindari apa yang dapat membatalkan puasa kalian. Demikian penakwilan kami sesuai dengan penakwilan dalam riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun menceritakan kepada kami, ia berkata: Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi tentang firman Allah: ا لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ia berkata: lalu kalian menahan diri dari makan, minum dan perempuan (hubungan intim) seperti halnya mereka menahan diri, yaitu orang-orang Nasrani yang sebelum kalian.


Sumber : tafsir At Thabari bag3 hal 74 sd 

Comments