وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِين
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim". ( Al Baqarah 124)
Tafsir firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ (Dan [ingatlah[ ketika Ibrahim diuji Tuhan-nya dengan beberapa kalimat [perintah dan larangan])
Abu Ja'far berkata: yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya: وَإِذِ ابْتَلَى ketika diuji, sebagaimana dikatakan :
إِبْتَلَيْتُ فُلَانَا أَبْتَلِيْهِ إبْتلاء .
dan juga firman Allah dalam surah An-Nisaa : وَابْتَلُوا الْيَتَمَى yang artinya: “Dan ujilah anak yatim itu”, (Qs. An-Nisaa' [4]: 6) yang intinya: ujilah mereka, dan bahwa ujian yang Allah berikan kepada Nabi-Nya Ibrahim adalah berupa yang Allah bebankan kepada beliau, dan perintah yang Allah perintahkan kepada beliau, dan itu adalah kalimat yang diwahyukan kepada beliau, dan Allah bebankan untuk melaksanakannya, sebagai ujian dan cobaan dari-Nya.
Kemudian para ahli tafsir berbeda pendapat tentang sifat “kalimat” yang Allah ujikannya kepada Nabi dan kekasih-Nya, Ibrahim AS. Sebagian dari mereka berkata: dia adalah syariat Islam yang terdiri dari 30 cabang, sebagaimana riwayat berikut:
Dari Muhammad bin Al Mutsanna, katanya, Abu Al A'la menceritakan kepada kami, katanya, Daud menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَتِ ia berkata, Ibnu Abbas berkata: tidak ada seorang pun yang diuji dengan agama ini kemudian menegakkannya kecuali Ibrahim, Allah mengujinya dengan al kalimat kemudian Dia menyempurnakannya, katanya, maka Allah menegaskan seluruh keterlepasan dirinya, maka berkata, وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى Yang artinya: “dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu memenuhi janji." (Qs. An-Najm [53]: 37), ia berkata, sepuluh darinya berada dalam surah Al Ahzab dan sepuluh lainnya berada di surat Al Bara'ah, sepuluh dalam surah Mukminin, dan Sa`ala Sa`ilun, kemudian menyatakan bahwa islam memiliki 30 saham.
Dari Ishaq bin Syahin menceritakan kepada kami, katanya, Khalid Ath-Thahan menceritakan kepada kami, dari Daud, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, katanya, tidak ada seorang pun yang diuji dengan agama ini kemudian mencerminkan semuanya kecuali Ibrahim: Allah mengujinya dengan Islam dan Dia menyempurnakannya, maka Allah menetapkan seluruh al bara 'ah dan berkata, وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى yang artinya: “dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu memenuhi janji.” (Qs. An-Najm [53]: 37), kemudian disebutkan sepuluh dalam surah Al Bara'ah, dan berkata, التَّبِبُونَ الْعَبِدُونَ الْحَمِدُونَ artinya: "Mereka adalah orang-orang yang bertaubat, yang berabadat, yang memuji. (Qs. At-Taubah [9]: 112) hingga akhir ayat, dan sepuluh dalam Al Ahzaab. إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ artinya: “ jujur laki-laki dan perempuan yang muslim." (Qs. Al Ahzab [33]: 35), dan sepuluh dalam surah Al Mukminun [1-9] hingga firman-Nya:
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
yang artinya: "dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya” (Qs. Al Mukminuun [23]: 1-9), dan sepuluh dalam Sa'ala Saa ilun: وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ yang artinya: “dan mereka selalu memelihara sembahyangnya." (Qs. Al An'aam [6]: 92)
Dari Abdullah bin Ahmad Syibawaih menceritakan kepada kami, katanya, Ali bin Al Hasan menceritakan kepada kami, katanya, Kharijah bin Mush'ab menceritakan kepada kami, dari Daud bin Abu Hind, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan bahwa Islam memiliki 30 cabang dan tidak ada seorang pun yang diuji dengan agama ini kemudian penerapannya kecuali Ibrahim, maka Allah berfirman:
وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّىٰ
(Qs. An-Najm [53]: 37), maka Allah menuliskan baginya pembebasan diri beliau dari nereka.
Dan yang lainnya berkata: dia adalah sepuluh amalan dari ajaran Islam, riwayat yang mengatakan hal tersebut:
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazaq memberitahukan kepada kami, katanya, Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Ibnu Thawus dari bapaknya, dari Ibnu Abbas: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ Allah mengujinya dengan thaharah (kesucian): lima di bagian kepala dan lima di bagian badan, yang di bagian kepala: memotong kumis, berkumur-kumur, al istinsyaq [memasukkan air ke hidung pada saat berwudhu], siwak, dan mengusap kepala, dan yang di badan adalah: memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, khitan, mencabut bulu ketiak, dan mencuci bekas buang air besar dan kecil dengan air (istinja).
Dari Al Mutsanna menceritakan padaku, katanya, Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazaq menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Al Hakim bin Aban, dari Al Qasim bin Abi Bazah dari Ibnu Abbas seperti itu, tidak menyebutkan bekas kencing.
Dari Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, katanya, Sulaiman menceritakan kepada kami, katanya, Abu Hilal menceritakan kepada kami, katanya, Qatadah menceritakan kepada kami tentang firman Allah : وَإِذِ أَبْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ ia berkata, Allah mengujinya dengan khitan, mencukur bulu kemaluan, mencuci dubur dan qubul, siwak, mencukur kumis memotong kuku, mencabut bulu ketiak, Abu Hilal berkata dan aku lupa yang satu amalan lagi.
Dari Aku telah diberitahu oleh Ammar, katanya, Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari bapaknya dari Mathar, dari Abi Al Jalid berkata, Ibrahim di uji dengan sepuluh hal yang ada pada manusia: Istinsyaq, mencukur kumis, siwak, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, mencuci ruas ruas jari, khitan, mencuci bulu kemaluan, mencuci qubul dan dubur.
Dan berkata yang lainnya: akan tetapi yang dia diuji dengannya adalah sepuluh perkara, ia berkata, sebagian dalam masalah thaharah badan, dan sebagian lagi masalah manasik haji, riwayat yang mengatakan hal itu:
Dari Al Mutsanna bercerita kepada kami, katanya, Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Muhammad bin Harb, katanya, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami dari Ibnu Hubairah, dari Hanasy, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah : وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ berkata, enam hal yang berhubungan dengan manusia, dan empat dalam masya' Al Irwa (tempat menunaikan haji) sedangkan yang berhubungan dengan diri manusia adalah: mencukur bulu kemaluan, berkhitan, mencabut bulu ketiak, kuku, mencukur kumis, dan mandi hari Jum'at, kemudian empat yang dalam masya'ir: thawaf, sa'i dari Shafa ke Marwa, melempar jumrah, dan ifadhah.
Dan yang lainnya berkata: akan tetapi maknanya: bahwa aku menjadikan kamu sebagai imam dalam manasik haji, riwayat yang mengatakan hal itu:
Dari Abu Kuraib menceritakan kepada kami, katanya, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, katanya, aku telah mendengar Isma'il bin Abu Khalid, dari Abu Shalih tentang firman Allah: إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا dan termasuk dari itu
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ dan ayat-ayat manasik.
Dari Abu As-Saib menceritakan kepada kami, katanya, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, katanya, aku telah mendengar Isma'il bin Abi Khalid, dari Abi Shalih budak Ummu Hani' tentang firman Allah:
ia berkata, termasuk dari itu adalah : إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا dan juga ayat manasik: yang artinya, dan وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ ) pertemuan ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah.” (Qs. Al Baqarah [2]: 127)
Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya, Isa menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid dalam firman Allah:
وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ
Allah berfirman kepada Ibrahim: "Sesungguhnya Aku mengujimu dengan suatu perkara, apakah itu? Dia berkata, "Engkau menjadikan Aku imam dalam haji." Allah berfirman, "Ya." katanya, dan dari keturunanku Allah berfirman, "Orang-orang zhalim itu tidak akan berhak dengan-Ku." katanya, Engkau menjadikan Baitul Haram tempat kembali, katanya, "Ya." katanya, dan tempat yang aman, katanya, "Ya." dan Engkau menjadikan kami orang-orang yang berserah diri kepada-Mu, dan dari keturunanku umat yang berserah diri, berkata, “Ya.” Ibrahim berkata: Apakah Engkau akan menampilkan kepada kami manasik haji dan mengampuni kami?” Ia menjawab, “Ya.” katanya, Engkau akan menjadikan negeri ini adalah negeri yang aman, katanya, "Ya." katanya, Engkau akan mengakaruniakan rejeki kepada mereka yang beriman kepada-Mu ia berkata, “Ya.”
Dari Al Mutsanna menceritakan kepada saya, katanya, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya, Syibil menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid seperti itu.
Dari Al Mutsanna menceritakan padaku, katanya, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya, Syibil menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, telah diberitahu tentang hal itu dari Ikrimah, maka aku paparkan kepada Mujahid dan dia tidak mengingkarinya.
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya, Al Husain menceritakan kepada kami, katanya, Hajjaj menceritakan padaku, dari Ibnu Juraij, dari Mujahid seperti itu. Ibnu Juraij berkata, Mujahid dan Ikrimah telah sepakat dengan kata ini.
Dari Sufyan bercerita kepada kami, katanya, bapakku bercerita, dari Sufyan, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid: وَإِذْ أَبْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ berkata, diuji dengan ayat yang setelahnya:
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dari Muhammad bin Sa'id menceritakan kepadaku, katanya, bapakku menceritakan kepadaku, katanya, pamanku menceritakan kepadaku, katanya, bapakku menceritakan kepadaku dari bapaknya, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمِّهُنَّ maka yang termasuk dari itu adalah:
إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا dan termasuk dari itu adalah : وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ (Qs. Al Baqarah [2]: 127) dan termasuk dari itu adalah ayat tentang manasik haji, dan maqam yang dibikin untuk Ibrahim, dan rejeki bagi mereka yang tinggal Al Bait dan Muhammad SAW. serta keturunan keduanya.
Dan yang lainnya berkata: bahwa hal itu adalah khusus manasik haji, sebagaimana riwayat berikut:
Dari Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, katanya, Salim bin Qutaibah menceritakan kepada kami, katanya, Amr bin Nabhan menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ ia berkata, “Manasik haji.”
Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya, Sa'id menceritakan kepada kami, dari Qatadah, katanya, bahwa Ibnu Abbas telah berkata mengenai firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ ia berkata, "Manasik."
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazaq memberitahukan kepada kami, katanya, Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah, katanya, Ibnu Abbas berkata: diuji dengan manasik.
Dari Aku telah diberitahu oleh Ammar bin Al Hasan, katanya, Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari bapaknya, katanya, telah sampai kepada kami dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, bahwa al kalimaat yang diujikan kepada Ibrahim adalah manasik.
Dari Ahmad bin Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya, Syarik menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq dari Tamimi dari Ibnu Abbas dalam firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ ia berkata, “Manasik haji.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, katanya, Hamati menceritakan kepada kami, katanya, Syarik menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari At-Tamimi dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ sebagian dari hal itu adalah manasik haji.
Dan yang lainnya berkata: Dia adalah beberapa perkara termasuk khitan, sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut:
Dari Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, katanya, Salim bin Qutaibah menceritakan kepada kami dari Yunus dari Abu Ishaq dari Sya'bi: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتِ termasuk dari itu adalah khitan.
Dari Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, katanya, Yahya bin Wadhih menceritakan kepada kami, katanya, Yunus bin Abi Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, aku telah mendengar Sya'bi berkata, dan dia menyebutkannya seperti itu.
Dari Ahmad bin Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, katanya, Yunus bin Abu Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, aku telah mendengar Sya'bi ditanya oleh Abu Ishaq tentang firman Allah: وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ maka dia berkata, "Yang termasuk dari itu adalah khitan, wahai Ibnu Ishaq."
Dan yang lainnya berkata: yaitu enam perkara: bintang, bulan, matahari, api, hijrah dan khitan, itulah yang diujikan kepadanya dan dia bersabar menghadapinya. Riwayat yang mengatakan hal tersebut:
Dari Yaqub bin Ibrahim menceritakan padaku, katanya, Ibnu Aliyah menceritakan kepada kami, dari Abi Raja', katanya, aku telah berkata kepada Al Hasan وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَت dia berkata, Allah telah mengujinya dengan bintang-bintang dan ia ridha, dan diuji dengan rembulan dan dia ridha, dan diuji dengan matahari dan dia ridha, dan diuji dengan matahari dan dia ridha, dan diuji dengan hijrah dan dia ridha, juga diuji dengan khitan.
Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya, Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah, katanya, bahwa Al Hasan berkata, dan demi Allah Dia mengujinya dengan suatu perkara kemudian dia bersabar, Allah mengujinya dengan bintang, matahari, bulan, dan dia berlari dengan baik, dan dia mengetahui bahwa Rabb-nya adalah Dzat yang Maha Kekal dan tidak akan sirna, kemudian dia menghadapkan wajahnya kepada Yang Menciptakan langit dan bumi dan dia adalah orang yang lurus dan sekali-kali bukan termasuk orang-orang yang musyrik, kemudian diuji dengan hijrah maka hijrahlah dia bersama kaumnya hingga sampai ke Syam sebagai muhajir kepada Allah, kemudian diuji dengan api sebelum hijrah dan terus di atasnya, kemudian diuji untuk menyembelih dan sabar, dan diuji dengan khitan dan sabar.
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazaq memberitahukan kepada kami, katanya, Ma'mar memberitahukan kepada kami dari orang yang telah mendengar Al Hasan, ia berkata tentang firman Allah : وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ berkata, Allah mengujinya untuk menyembelih anaknya, mengujinya dengan api, dan mengujinya dengan bintang, matahari, dan bulan.
Dari Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, katanya, Salim bin Qutaibah menceritakan kepada kami, katanya, Abu Hilal menceritakan kepada kami, dari Al Hasan : وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ ia berkata, Allah mengujinya dengan bintang, matahari, bulan, maka Allah mendapatinya termasuk orang-orang yang sabar.
Dan yang lainnya berkata sesuai riwayat:
Dari Musa bin Harun menceritakan kepada kami tentang hal itu, katanya, Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, katanya, Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi: kalimat yang Ibrahim diuji dengannya adalah:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةٌ مُسْلِمَةٌ لَّكَ
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ . رَبَّنَا وَابْعَث فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ
yang artinya: "Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami) sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui # Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan taat kepada-Mu, dan jadikanlah diantara anak keturunan kami umat yang tunduk dan patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat dan lagi Maha Penyayang # Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka. (Qs. Al Baqarah [2]: 127-129)
Abu Ja'far berkata: Pendapat yang benar menurut kami adalah: bahwa
Allah memberitahukan kepada hamba-Nya bahwa Dia menguji kekasih-Nya Ibrahim dengan kalimat yang diwahyukan kepadanya, dan diperintahkan kepadanya untuk mengamalkannya, maka Ibrahim pun menyempurnakannya, sebagaimana Allah memberitahukan bahwa dia telah melakukannya, dan kalimat yang dimaksud adalah semua kalimat yang disebutkan dari apa yang telah kami sebutkan dalam tafsir ayat tersebut, atau hanya sebagian dari yang disebutkan, karena Ibrahim telah diuji menurut riwayat yang sampai kepada kami dengan semua hal tersebut, dan telah mengamalkan dan menegakkan dalam ketaatan kepada Allah dan kewajiban yang diperintahkan kepadanya, dan jika hal tersebut demikian, maka tidak boleh seseorang mengatakan: yang Allah maksud dengan kalimat yang diujikan kepada Ibrahim adalah hal tersebut, bukan yang lainnya dan tidak juga mengatakan bahwa yang dimaksud adalah semua hal itu, kecuali dengan kabar dari Rasulullah yang wajib untuk diikuti atau ijma' hujjah, sementara tidak ada satu pun hadits yang shahih tentang hal itu dari Rasulullah baik dengan riwayat satu orang, atau yang diriwayatkan oleh jamaah yang wajib untuk diikuti, hanya saja diriwayatkan dua hadits dari Nabi yang memiliki maksud yang serupa, jika itu benar atau hanya salah satunya, dan bahwa menafsirkan dengan pendapat tersebut adalah penafsiran yang benar, salah satu riwayat tersebut adalah sebagai berikut:
Dari Abu Kuraib menceritakan kepada kami tentang hal itu, katanya, Risydin bin Sa'd menceritakan kepada kami, katanya, Zaban bin Fa'id menceritakan kepada kami, dari Sahal bin Mu'adz bin Anas, dari bapaknya, katanya, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Maukah kalian aku beritahu mengapa Allah menyebut Ibrahim sebagai orang yang menyempurnakan janjji? وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّىٰ
karena dia setiap pagi dan menjelang sore selalu mengucapkan: فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ yang artinya: "Maka bertasbihlah kamu di waktu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh.” (Qs. Ar-Ruum [30]: 17) hingga akhir ayat. Riwayat yang kedua:
Dari Abu Kuraib menceritakan kepada kami tentang hal itu, katanya, Al Hasan bin Athiyah menceritakan kepada kami, katanya, Israil menceritakan kepada kami dari Ja'far bin Zubair dari Al Qasim dari Abu Amamah, katanya, Rasulullah SAW bersabda وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى beliau bersabda, Tahukan kalian apa arti و ? mereka berkata, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda, "Dan setiap harinya dia melakukan shalat empat raka'at di waktu siang."
Abu Ja'far berkata: Jika hadits yang diriwayatkan oleh Sahal bin
Mu'adz dari bapaknya memiliki sanad yang benar, pasti akan menerangkan bahwa kalimat yang diujikan kepada Ibrahim yang kemudian dia tegakkan adalah perkataannya ketika pagi dan sore:
فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ ( Qs. Ar-Ruum [30] 17-18 ) atau hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah dan para perawinya yang adil, maka akan menjadi jelas bahwa kalimat yang yang diwahyukan kepada Ibrahim kemudian diuji untuk mengamalkannya adalah: untuk melakukan shalat empat rakaat setiap hari, hanya saja dua hadits tersebut sanadnya perlu ditinjau kembali.
Abu Ja'far berkata: Yang benar tentang arti kalimat yang Allah beritakan bahwa Ibrahim diuji dengannya adalah seperti yang kami terangkan sebelumnya.
Seandainya ada yang mengatakan: bahwa apa yang dikatakan Mujahid dan Ar-Rabi' serta Anas adalah lebih utama kebenarannya dari apa yang dikatakan oleh yang lainnya: maka itu adalah sebuah pendapat, karena firman Allah: قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
dan firman Allah:
وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ
(Qs. AlBaqarah [2]: 125) dan semua ayat yang serupa dengan itu adalah sebagai keterangan dari kalimat yang Allah sebutkan bahwa Ibrahim diuji dengannya.
Tafsir firman Allah: فَأَتَمَّهُنَّ فَأَتَمَهُنَّ (lalu Ibrahim menunaikannya)
Abu Ja'far berkata: yang dimaksud dengan firman Allah: فَأَتَمْهُنَّ adalah maka Ibrahim menyempurnakan kalimat, dan "menyempurnakannya" maksudnya sepenuhnya dengan menyempurnakannya karena Allah terhadap apa yang diperintahkan kepadanya, dan itulah makna وَفّى sebagaimana yang Allah katakan dalam firman-Nya : وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى "Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?" (Qs. An-Najm [53]:37) yaitu memenuhi apa yang telah dipercayakan kepadanya dari kalimat, dan dari apa yang diperintahkan kepadanya dengan kewajiban dan yang kepadanya dia diuji. serupa sejarah:
Dari Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada saya, katanya, Abdul A'la menceritakan kepada kami, katanya, Daud menceritakan kepada kami dari Ikrimah dari Ibnu Abbas: فَأَتَمَّهُنَّ yakni memenuhinya. "
Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya, Sa'id menceritakan kepada kami, dari Qatadah: yakni memenuhinya yakni mengamalkan dengannya dan menyempurnakannya.
Dan Aku telah diberitahu oleh Ammar, katanya, Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari bapaknya dari Ar-Rabi' bahwa kalimat فَأَتَمَّهُنَّ yakni mengamalkan dengannya dan menyempurnakannya.
Tafsir firman Allah: قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا (Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia.")
Abu Ja'far berkata: Yang Allah maksud dalam firman-Nya قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا maka Allah berfirman, “Wahai Ibrahim, sesungguhnya Aku menjadikanmu sebagai imam bagi manusia yang diikuti dan diteladani." Sebagaimana:
Dari Aku telah diberitahu oleh Ammar, katanya, Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari bapaknya dari Ar-Rabi': قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا agar diikuti dan dijadikan teladan, dikatakan :
أَمَّمْتُ الْقَوْمَ فَأَنَا أَؤُمُّهُمْ أَمَّا وَإِمَامَةً
jika aku menjadi imam mereka.
Akan tetapi yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya kepada Ibrahim: قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا sesungguhnya Aku menjadikanmu seorang imam yang akan diikuti oleh orang-orang yang setelahmu dari golongan orang-orang yang beriman kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku, kamu pendahulu mereka, dan mereka mengikuti petunjukmu, melakukan perbuatan yang telah kamu lakukan dengan perintah-Ku kirimkan, dan melalui wahyu yang telah Aku wahyukan kepadamu.
Tafsir firman Allah: قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي (Ibrahim berkata, “Idan saya mohon juga] dari keturunanku.")
Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud Allah dengan firman-Nya ini adalah: ketika Allah memuliakan dan mengangkat kedudukannya, juga memberitahukan apa yang telah Allah perbuat kepadanya dengan menjadikannya sebagai imam dalam kebaikan bagi manusia pada masanya dan yang akan datang dari keturunannya serta bagi semua manusia lainnya, yang diikuti petunjuknya, diteladani semua perbuatan dan akhlaknya. Ibrahim pun berkata, “Ya Rabb, jadikanlah dari keturunanku seorang imam yang diikuti sebagaimana Engkau menjadikan aku sebagai imam yang diteladani” sebagai permohonan Ibrahim kepada Rabb-nya, sebagaimana riwayat berikut:
Dari Aku telah diberitahu oleh Ammar, katanya, Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari bapaknya dari Ar-Rabi', katanya, Ibrahim berkata: قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِقِي yaitu, jadikanlah dari keturunanku imam yang diikuti dan diteladani.
Sebagian manusia telah menyangka bahwa perkataan Ibrahim: قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي adalah permohonan kepada Rabb-nya untuk yang setelahnya agar mereka berada dalam agamanya dan keyakinannya, sebagaimana Ibrahim berkata وَأَجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ yang artinya: "Dan jauhkanlah aku beserta cucu-cucuku dari menyembah berhala-berhala." (Qs. Ibraahiim [14]: 35) maka Allah memberitahukan kepadanya bahwa dari keturunannya terdapat orang yang zhalim yang menyelisihi agamanya dengan firman-Nya, "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim." (Qs. Al Baqarah [2]: 124)
Dan zhahir ayat ini tidak seperti apa yang dikatakan oleh yang mengatakan dengan pendapat ini karena perkataan Ibrahim AS. وَمِن ذُرِّبِّي adalah setelah firman Allah : إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا maka menjadi maklum bahwa yang diminta oleh Ibrahim untuk keturunannya, jika bukan seperti yang diberitakan oleh Allah bahwa Allah memberikannya kepadanya, maka pasti akan dijelaskan, akan tetapi karena permintaan tersebut adalah apa yang disebut dalam ayat tersebut, maka cukup dengan menyebut apa yang telah diulang-ulang, maka dia berkata وَمِن ذُرِّيَّتِي yang berarti: dan dari keturunanku jadikanlah seperti apa yang telah Engkau jadikan aku sebagai imam bagi manusia.
Tafsir firman Allah: قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (Allah berfirman, “Janjiku ini tidak mengenai orang yang zhalim.")
Abu Ja'far berkata: Ini adalah pemberitaan dari Allah bahwa orang yang zhalim tidak akan menjadi imam yang diikuti bagi golongan orang-orang yang baik, dan itu adalah jawaban dari Allah terhadap apa yang diminta oleh Ibrahim kepada Rabb-nya untuk menjadikan dari keturunannya imam seperti dia, maka Allah memberitahukan kepadanya bahwa dia akan melakukannya kecuali terhadap orang-orang yang zhalim dari mereka, dan bahwa dia akan merubah tempat kembalinya, dan tidak menjadikan mereka wali-Nya sebagai penghormatan dari-Nya dengan menjadikannya sebagai imam, karena kedudukan imam adalah untuk walinya dan golongan orang-orang yang taat dan bukan untuk golongan orang-orang kafir.
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang arti "Al 'ahd" yang diharamkan bagi orang-orang yang zhalim untuk mendapatkannya, sebagian mereka mengatakan: yang dimaksud janji (al 'ahd) di sini adalah kenabian, riwayat yang menyatakan hal tersebut:
Dari Musa menceritakan kepadaku, katanya, Amr menceritakan kepada kami, katanya, Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, ia berkata لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ yakni "Janji-Ku adalah kenabian-Ku."
Maka makna ayat tersebut menurut orang yang menafsirkan dengan tafsiran ini adalah: bahwa orang-orang zhalim dan syirik itu tidak akan mendapat kenabian.
Yang lainnya berkata, bahwa arti dari "al 'ahd" adalah imam, maka tafsiran ayat menurut pendapat mereka adalah: dan aku tidak menjadikan orang yang zhalim dari keturunanmu menjadi imam yang diikuti, riwayat yang mengatakan hal itu:
Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya, Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid bahwa : لَا يَنَالُ عَهْدِى الظَّالِمِينَ : yakni orang yang zhalim itu tidak akan menjadi imam.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, katanya, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya, Syibil menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid: قَالَ Allah لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ orang-orang yang zhalim itu tidak akan menjadi imam.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku berkata, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya, Syibil menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Ikrimah seperti itu.
Dari Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, katanya, Abu Asyim menceritakan kepada kami, katanya, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Manshur dari Mujahid tentang firman Allah: قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ berkata, orang yang zhalim tidak akan menjadi imam yang diikuti.
DariAhmad bin Ishaq Al Ahwazi menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya, Sufyan menceritakan kepada kami dari Manshur dari Mujahid, seperti itu.
Dari Musyrif bin Aban Al Haththab menceritakan kepada kami, katanya, Waqi' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Khashif, dari Mujahid tentang firman Allah : قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظَّالِمِينَ ia berkata, “Aku tidak akan menjadikan orang yang zhalim sebagai imam yang diikuti.
Dari Muhammad bin Ubaid Al Muharibi menceritakan kepada kami, katanya, Muslim bin Khalid Az-Zanji menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah:
قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّلِمِينَ ia berkata, "Aku tidak akan menjadikan imam yang zhalim yang diikuti.'"
DariAl Qasim menceritakan kepada kami, katanya, Al Husain menceritakan kepada kami berkata, Hajjaj menceritakan kepadaku dari Ibnu Juraij dari Mujahid: قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ berkata, "Tidak akan menjadi imam, seorang yang zhalim.
Ibnu Juraij berkata: sedangkan Atha' dia berkata, إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا maka dia enggan untuk :
قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ menjadikan dari keturunan orang-orang yang zhalim sebagai imam, aku bertanya kepada Atha': dan apa perjanjiannya? Ia berkata, "Perintahnya." Dan yang lainnya berkata: Arti tersebut adalah: bahwa tidak ada kewajiban kepadamu untuk menaati orang-orang yang zhalim. Riwayat yang mengatakan hal tersebut:
Dari Muhammad bin Sa'd menceritakan kepada kami, katanya, bapakku menceritakan kepadaku, katanya, pamanku menceritakan kepadaku, katanya, bapakku menceritakan kepadaku, dari bapaknya, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: لَا يَنَالُ عَهْدِى الظَّالِمِينَ tidak ada kewajiban atas kamu, untuk menaati orang yang zhalim dalam kezhalimannya.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, katanya, Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrahman bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari Israil dari Muslim Al A'wari, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas: لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ tidak ada bagi orang yang zhalim itu perjanjian, jika kamu telah mengadakan perjanjian, maka batalkanlah.
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya, Al Husain menceritakan kepada kami, katanya, Hajjaj menceritakan kepadaku, dari Sufyan, dari Harun bin Utrah, dari bapaknya, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan bahwa tidak ada perjanjian bagi orang yang zhalim.
Dan yang lainnya berkata, bahwa yang dimaksud "al 'ahd" dalam bahasan ini adalah: keamanan/ketenteraman.
Maka menurut pendapat mereka tafsir ayat tersebut adalah: Allah berfirman bahwa musuh-Ku dan mereka yang berbuat zhalim dengan hamba-Ku tidak akan mendapatkan keamanan-Ku: yakni aku tidak memberikan rasa aman pada musuh-Ku dari siksa-Ku, riwayat yang mengatakan hal tersebut:
Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, katanya, Sa'id menceritakan kepada kami, dari Qatadah : لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ dan orang yang zhalim tidak akan mendapatkan keamanan di hari berakhir di sisi Allah, sedangkan di dunia mereka telah mendapatkan keamanan dari Allah, maka mereka mewarisi dari orang-orang mukmin dan mendorong dengan mereka serta menikahi wanita-wanita mukmin, maka ketika hari berhenti Allah membatasi rasa aman dan kemuliaannya hanya untuk para wali-Nya.926
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya, Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Qatadah tentang firman Allah: لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ dan orang-orang yang zhalim tidak akan mendapatkan rasa aman dari Allah di akhirat, sedangkan di dunia mereka telah mendapatkan keamanan dan makan serta hidup.
DariAl Mutsanna menceritakan kepadaku, katanya, Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrahman menceritakan kepada kami, dari Israil dari Manshur dari Ibrahim : قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظَّالِمِينَ dan orang-orang yang zhalim tidak akan mendapatkan rasa aman dari Allah di akhirat, sedangkan di dunia mereka telah mendapatkan rasa aman dan makan, melihat, serta hidup.
Dan yang lainnya berkata, bahwa al 'ahd yang disebutkan oleh Allah dalam ayat ini adalah agamanya. Riwayat yang menyatakan hal itu:
Dari Aku telah diberitahu oleh Ammar, katanya, Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari bapaknya dari Ar-Rabi', ia berkata, Allah berfirman kepada Ibrahim : قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظَّالِمِينَ kemudian ia berkata, sedangkan janji Allah yang dijanjikan kepada hamba-Nya adalah agama-Nya, katanya, orang-orang yang zhalim tidak akan mendapatkan agama-Nya, apakah engkau tidak melihat bahwa Allah berfirman: ج yang وَبَرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ) artinya: "dan Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata." (Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 113) ia berkata, “Wahai Ibrahim, tidak semuanya keturunanmu berada pada kebenaran.
Dari Yahya bin Ja'far menceritakan menceritakan, katanya, Yazid memberitahukan kepada kami, katanya, Juwairi menceritakan kepada kami, dari Adh-Dhahhak tentang firman Allah: 930 لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ tidak akan mendapatkan janji-Ku musuh-Ku yang bermaksiat kepada-Ku, dan Aku tidak akan menjadikannya kecuali kepada para wali-Ku yang menaati-Ku.
Abu Ja'far berkata: Perkataan ini meskipun secara zhahirnya berita
bahwa barangsiapa dari keturunan Ibrahim yang berbuat zhalim, menganiaya, menyimpang dari jalan yang benar maka tidak akan mendapatkan janji Allah yaitu kenabian dan menjadi imam bagi orang-orang yang berbuat baik, maksudnya yang mengikutinya di dunia, dan mendapatkan janji yang bila ditepati akan menyelamatkannya di akhirat. Itu adalah berita dari Allah kepada Ibrahim bahwa dari keturunannya terdapat orang-orang yang menyekutukan-Nya, dan menyimpang dari jalan yang lurus serta menzhalimi dirinya dan orang lain. Sebagaimana yang diriwayatkan:
Dari Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Syahid menceritakan kepada saya, katanya, Atab bin Basyir menceritakan kepada kami, dari Khashif, dari Mujahid tentang firman Allah : لَا يَنَالُ عَهْدِى الظَّالِمِينَ ia berkata, bahwa akan lahir dari keturunanmu orang-orang yang zhalim.
Sedangkan الظَّالِمِينَ dibaca dengan fathah, karena janji itu yang tidak mendapatkan orang-orang zhalim, dan diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud membacanya dengan : قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ yang artinya bahwa orang-orang zhalim itulah yang tidak mendapatkan janji Allah. Dan bahwa boleh dibaca fathah atau dhammah dan begitu juga dalam al 'ahd karena apa yang telah didapatkan oleh seseorang, maka dia telah mendapatkan orang itu sebagaimana dikatakan, نَالَنِي خَيْرُ فُلَانِ وَنَلْتُ خَيْرَهُ maka kata kerja itu sesekali ditujukan ke khabarnya dan sesekali ditujukan kepada dirinya. Dan telah kami terangkan arti zhalim dalam bab yang lalu yang tidak akan kami ulang pada bab ini.
Sumber : Tafsir Athabari 469 sd 487
Comments
Post a Comment