يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengatakan (kepada Muhammad) "raa'ina", tetapi mengucapkan: "unzhurna." dan "dengarlah." dan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih." (Qs. Al Baqarah [2]: 104)
Tafsir firman Allah: يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا ( Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengatakan (kepada Muhammad) "raa'ina")
Abu Ja'far berkata: Ahli tafsir berbeda pendapat dalam menafsirkan firman Allah لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا sebagian dari mereka mengatakan bahwa tafsirannya adalah "Janganlah kau mengatakan yang berbeda." Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, katanya, Mu'ammal menceritakan kepada kami, katanya, Sufyan menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij dari Atha' mengenai firman Allah لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا ia berkata, "Janganlah mengatakan yang berbeda.
Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepadaku, katanya, Abu Ashim menceritakan kepada kami dari Isa dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid mengenai : لا تَقُولُواْ رَاعِنَا maksudnya "Janganlah kalian mengatakan yang berbeda.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepada saya, katanya, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya, Syibil menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid seperti itu.
Dari Ahmad bin Ishaq Al Ahwazi menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya, Sufyan menceritakan kepada kami dari seorang laki-laki dari Mujahid seperti itu.
Dari Al Mutsanna menceritakan padaku, katanya, Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, katanya, Sufyan menceritakan kepada kami dari Mujahid, seperti itu.
Dan yang lainnya berpendapat bahwa tafsirannya adalah أَرْعَتَا سَمْعَكَ yakni dengarkanlah dari kami dan kami mendengarkan dari kamu. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, katanya, Salamah menceritakan kepada kami, katanya, Ibnu Ishaq menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Abi Muhammad, dari Ikrimah, dari Sa'id bin Jabir, dari Ibnu Abbas firman-Nya:
أَرْعتا سَمْعَكَ : رَاعِنَا
Dari Muhammad bin Amr menceritakan kepadaku, katanya, Abu Asim menceritakan kepada kami, katanya, Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا maksudnya "Janganlah kamu mengatakan 'Perdengarkanlah kami, kami akan mendengarkan dari kamu. "
Dari Aku telah diberitahu dari Al Husain bin Al Farj, ia berkata, aku mendengar Abu Mu'adz berkata, Ubaid bin Sulaiman memberitahukan kepada kami, katanya, aku mendengar Adh-Dhahhak berkata mengenai firman Allah ini, katanya, bahwa seorang laki-laki dari kaum musyrikin berkata أَرِعْنِي سَمْعَكَ
Kemudian para ahli tafsir berbeda pendapat tentang sebab Allah melarang kaum mukminin untuk mengatakan "raa'iinaa". Sebagian dari mereka berkata, “Kalimat itu biasa diucapkan oleh orang Yahudi sebagai pelanggaran dan cacian, maka Allah melarang orang-orang mukmin mengucapkan ucapan itu kepada Nabi SAW. seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya, Yazid menceritakan kepada kami, katanya, Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah mengenai : يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا ia adalah "Perkataan yang diucapkan kepada orang Yahudi sebagai penghinaan, maka Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk tidak mengucapkan seperti ucapan mereka.
dari Ahmad bin Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami dari Fudhail bin Marzuq dari Athiyah mengenai : لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا ia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi mengucapkan
أَرِعْنا سَمْعَكَ
maka kata itu diucapkan pula oleh orang-orang Muslim, hingga Allah membenci apa yang diucapkan oleh orang-orang Yahudi, maka Allah berfirman: يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا sebagaimana kata orang-orang Yahudi dan Nashrani.
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazaq memberitahukan kepada kami, katanya, Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah لا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا أَنظُرْنَا ia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi selalu mengatakan: رَاعْنَا سَمْعَكَ mereka datang dan mengucapkan kata-kata semacam itu sebagai penghinaan, maka Allah berfirman
لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُواْ انظُرْنَا
Dari Aku telah diberitahu oleh Al Munjab, katanya, Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami, dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas tentang firman لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا وَقُولُوا أَنظُرْنَا bahwa mereka mengatakan kepada nabi:
رَاعْنَا سَمْعَكَ
dan perkataan itu sama artinya dengan عاطنا
Dari Yunus menceritakan kepada kami, katanya, Ibnu Wahb menceritakankan kepada kami, katanya, Ibnu Zaid berkata mengenai firman Allah: لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا وَقُولُوا أَنظُرْنَا ia berkata, راعنا adalah ucapan kaum itu, سَمِعْنَا dan غَيْرَ مُسْمَع وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَهِمْ وَطَعْنَا فِي mereka berkata الدِّينِ artinya: mereka berkata, 'Kami mendengar tetapi kami tidak mendengarkan'dan (mereka mengatakan pula): "dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa (dan mereka) mengatakan: ra'ina, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. وَاسْمَعُوا ia berkata, "Mereka memandang kepada Nabi kemudian berbicara kepadanya dan Nabi mendengarkan, dan mereka bertanya kepadanya dan Nabi menjawabnya."
Sebagian yang lainnya berkata, "Sebenaranya itu adalah kalimat yang diucapkan oleh orang-orang Anshar semasa Jahiliyah, maka setelah Allah melarang mereka untuk mengatakannya kepada Nabi." Sebagaimana diterangkan dalam riwayat berikut:
Dari Yaqub bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya, Hasyim menceritakan kepada kami, katanya, Abdurrazaq memberitahukan kepada kami dari Atha' tentang firman Allah لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا ia mengatakan bahwa itu adalah bahasa kalangan Anshar semasa Jahiliyah, maka turunlah ayat ini لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا melainkan katakanlah : وَقُولُواْ انظُرْنَا hingga akhir ayat.
Dari Ahmad bin Ishaq menceritakan kepada kami, katanya, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, katanya, Hasyim menceritakan kepada kami dari Abdul Malik dari Atha, ia berkata لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا yaitu "Itu adalah bahasa orang-orang Anshar. "
Dari Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, katanya, Jarir menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik dari Atha seperti itu.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepada kami, katanya, Ishaq menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Ja'far dari bapaknya dari Ar-Rabi' dari Abu Aliyah dalam firman Allah لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا ia mengatakan bahwa orang-orang musyrik Arab jika mereka berbicara kepada sesama mereka: أرعنا سمعك maka Allah melarang hal tersebut.
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya, Al Husain menceritakan kepada kami, katanya, Hajjaj menceritakan kepada kami berkata, katanya, Ibnu Juraij mengenai راعنا maksudnya "Perkataan orang-orang yang menghina, maka Allah melarang mereka untuk menghina ucapan Muhammad SAW.
Dan yang lainnya mengatakan bahwa itu adalah ucapan orang Yahudi yang bernama Rifa'ah bin Zaid ketika berbicara kepada Nabi SAW yang bertujuan mencelanya. Dan kaum muslimin meniru perkataan tersebut, maka Allah melarangnya. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Musa menceritakan hal itu, katanya, Amr menceritakan kepada kami, Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi bahwa: لا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا أَنظُرْنَا adalah seorang laki-laki Yahudi dari bani Qainuqa' yang bernama Rifa'ah bin Zaid bin Saib.
Abu Ja'far berkata: Pernyataan itu tidak benar, melainkan dia adalah Ibnu At-Tabut bukan Ibnu Saib: bahwa ia mendatangi Nabi dan ketika berjumpa dengan beliau, dia berkata أرعنا سمعك واسمع غير مسمع dan kaum muslimin mengira bahwa para Nabi merasa bangga dengan hal ini, maka sebagian kaum muslimin saat itu pun mengucapkan اسمع غير مسمع Sebagaimana perkataan kita : اسمع غير صاغر dengarkanlah tanpa ada unsur penghinaan, yaitu sebagaimana dalam firman Allah surat An-Nisaa':
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. ( An Nisaa 46)
ia berkata, yang dimaksud dengan firman-Nya: وَطَعَنَا فِي الدِّينِ kemudian menuju ke orang-orang mukmin dan ,berkata
لا تَقُولُوا رَاعِنَا
Abu Ja'far berkata: yang benar dari pendapat ini yaitu tentang laranga Allah kepada orang-orang mukmin untuk mengatakan kepada Nabinya راعنا bahwa itu adalah kalimat yang Allah benci bagi mereka untuk mengatakannya kepada Nabinya, sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad bahwa beliau berkata, "Jangan kamu mengatakan الكرم untuk menyebutkan anggur akan tetapi katakanlah الحبلةdan "jangan kalian mengatakan budakku tapi katakanlah anakku", dan yang semakna yaitu dua kalimat yang dipakai tetapi memiliki satu arti dalam bahasa Arab, kemudian ada larangan atau kebencian untuk memakai salah satunya, dan dianggap baik menggunakan yang lainnya dalam pembicaraan.
Jika ada yang mengatakan: kami telah tahu arti dari larangan Nabi untuk menyebut pohon anggur dengan الكرم dan menyebut budak dengan راعنا sebutan: budak akan tetapi apa arti dalam firman Allah yan yang karenanya Allah melarang orang-orang mukmin untuk mengatakannya sehingga Allah memerintahkan kepada mereka untuk mengatakan انظرنا jawabannya adalah: bahwa maksud tersebut sama seperti dalam perkataan الكرم untuk pohon anggur dan العبد untuk para budak, karena perkataan seseorang: عبد adalah sebutan untuk semua hamba Allah. Maka nabi membenci menisbatkan kepada selain Allah yang berarti penyembahan kepada selain Allah.
Maka diperintahkan untuk menisbahkan dengan tanpa makna yang dinisbatkan kepada Allah maka dikatakan pemudahku, begitu juga larangan tentang pohon anggur untuk dikatakan الكرم karena takut adanya pemahaman bahwa dia disifati dengan الكرم meskipun dia adalah ditenangkan, karena orang-orang Arab menenangkan sebuah gerakan apabila berlangsung terus menerus dalam satu jenis, maka dihawatirkan mensifati anggur dengan hal itu. Begitu juga larangan Allah kepada orang-orang beriman untuk mengatakan راعنا karena راعنا kemungkinan memiliki arti: jagalah kami, kami akan menjagamu, perhatikanlah kami ,kami akan memperhatikanmu yang berasal dari perkatan orang-orang Arab diantara mereka : راعك الله artinya Allah menjagamu dan melindungimu. Dan kemungkinan juga memiliki makna أرعنا سمعك dari yang راعيته سمعي رعاء أو مراعاة atau أرعيت سمعي إرعاء perkataan mereka berarti meluangkan waktu untuk mendengarkan perkataan Al A'asy Maimun bin Qais:
يَرْعَى إِلَي قَوْلِ سَادَاتِ الرِّجَالِ إِذَا #أَبْدَوْا لَهُ الْحَزْمَ مَاشَاءَهُ ابْتَدَعَا
Yang dimaksud dengan perkataannya يرعى : mendengarkan dengan meluangkan pendengaran untuk hal itu.
Dan bahwa Allah telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menghormati dan mengagungkan Rasulullah, sehingga Allah melarang kepada mereka untuk meninggikan suara mereka di atas suara Nabi dan untuk memperjelas perkataan mereka kepadanya sebagaimana kejelasan perkataan mereka kepada sesamanya, dan Allah menakuti mereka bahwa hal itu bisa menyebabkan hancurnya amalan mereka, maka Allah memberi pendahuluan kepada mereka yaitu dengan melarang mereka untuk mengatakan kepadanya dengan perkataan yang mengandung kekerasan dan diperintahkan kepada mereka untuk memilih lafadz yang paling bagus dalam pembicaraanya dan memilih arti yang paling lembut maka termasuk larangan itu adalah perkataan mereka راعنا karena adanya kemungkinan memiliki arti: perdengarkanlah kepada kami, kami akan mendengarkanmu, karena perbuatan itu tidak terjadi kecuali dari dua pihak sebagaimana orang berkata, عاطنا وحدثنا وجالسنا yang berarti berbuatlah kepada kami, kami akan berbuat kepadamu dan arti أرعنا سنعك : sehingga kami memahami kamu dan kamu memahami kami, maka Allah melarang kepada para sahabat Nabi untuk mengatakan hal itu dan untuk menyendirikan pertanyaan mereka dengan menunggu dan memberikan kelonggaran waktu kepada beliau sehingga mereka bisa memahami keadaan beliau dengan hormat dan pengagungan kepada beliau, dan agar tidak bertanya kepada beliau tentang sesuatu yang ingin ditanyakan dengan jalan kasar dan bermuka masam, menyerupai orang-orang Yahudi yang mengatakan kepada Nabinya:
وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ . Dan bukti kebenaran apa yang kami katakan adalah firman Allah:
مَّا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزِّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ
artinya: "orang-orang kafir Ahli Kitab dan orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya suatu kebaikan kepada kamu dari Tuhanmu.(Qs. Al Baqarah [2]:105) maka hal itu menunjukkan bahwa yang dikutuk oleh Allah adalah yang dilakukan oleh orang Yahudi dan orang musyrik.
Sedangkan tafsir yang diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah راعنا bahwa : خلاف yang berarti yang berbeda, hal itu tidak masuk akal dalam bahasa arab, karena kalimat راعنا dalam bahasa Arab memiliki dua kemungkinan: yang pertama: dalam bentuk fi 'il nya faa 'ilat dari kata الرعية yang berarti pengawasan dan penjagaan, dan makna yang lain: melonggarkan pendengaran yang berarti aku menyediakan untuk mendengarkannya. Sedangkan راعيت yang berarti خالفت tidak ada dalam pemahaman orang Arab, kecuali jika dibaca dengan tanwin kemudian diartikan dengan: kesalahan kebodohan, sebagaimana yang dikatakan Abdurrahman bin Zaid maka hal itu boleh meskipun menyelisihi makna yang dipahami dalam bacaan ahli qira 'at.
Sedangkan pendapat lain yang diriwayatkan dari Athiyah dan yang meriwayakan darinya bahwa firman Allah: راعنا adalah kalimat orang-orang Yahudi yang memiliki arti penghinaan dan kecaman, kemudian di pakai oleh orang-orang mukmin, dan hal itu tidak boleh dalam sifat orang mukmin untuk mengambil kata dari orang-orang musyrik, kata yang tidak dipahami maksudnya kemudian digunakan di tengah-tengah mereka dan ketika berbicara dengan Nabi, akan tetapi pendapat lain mengatakan boleh sebagimana yang diriwayatkan dari Qatadah, bahwa itu adalah kalimat yang benar pemahamannya dalam bahasa Arab, yang bertepatan dengan bahasa Yahudi yang bukan bahasa Arab, dalam bahasa Yahudi barati penyampaian, sementara dalam bahasa Arab: أرعنا سمعك dan longgarkanlah untuk memahami apa yang aku sampaikan.
Kemudian Allah memberitahukan kepada Nabinya maksud dari kata yang diucapkan orang-orang Yahudi kepada Nabi, dan bahwa makna dalam bahasa Yahudi tidak sesuai dengan kata dalam bahasa arab, maka Allah melarang orang-orang beriman untuk menyampaikannya kepada Nabi dan berbicara dengan beliau, agar tidak lancang kepada Nabi karena maknanya bukan makna yang dipahami oleh orang mukmin, dan tafsir ini tidak ada riwayat yang dapat dijadikan hujjah, dan jika hal tersebut demikian, maka yang lebih tepat dalam tafsir ayat adalah yang kami seperti, karena hal itu adalah pemahaman zhahir dari makna ayat.
Dan telah diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri bahwa dia membaca: لَا تَقُولُواْ رَاعِنَا dengan tanwin, yang berarti jangan mengatakan قولا راعنا kalimat yang bodoh berasal dari kata: الرعونة yang bodoh, dan ini adalah bacaan yang menyelisihi bacaan orang-orang mukmin, dan tidak dibolehkan seseorang membaca dengan qira'at tersebut, karena kesalahan dan penyimpangan dari bacaan orang-orang terdahulu dan kalangan terakhir, dan menyelisihi bacaan yang ada yang merupakan dalil bagi orang-orang mukmin, dan yang membaca dengan tanwin راعنا pada nun nya dengan firman-Nya: لَا تَقُولُوا
karena ketika itu yang menyebabkan di dalamnya, sedangkan yang tidak mentanwinkan maka dia meningalkan tanwinnya, karena menurut yang diriwayatkan: bahwa kaum itu seakan-akan mereka mengatakan kepada Nabi SAW راعنا yakni ketika mereka bertanya kepada beliau: supaya mereka memperhatikan untuk mendengarnya, atau beliau memperhatikan dan mengawasi mereka, sebagaimana yang telah kami terangkan pada bab yang lalu, maka dikatakan kepada mereka: jangan kamu mengatakan dalam mengajukan pertanyaan kamu kepada beliau راعنا Maka bukti yang menunjukkan arti perintah dalam firman-Nya: راعنا ketika itu yaitu hilangnya Yaa 'yang berada pada يراعيه dan yang menunjukkannya-yakni huruf Yaa 'yang hilang adalah bacaan kasrah huruf Ain dalam dan telah disebutkan bahwa bacaan Ibnu Mas'ud: لا تقولوا راعونا berarti : cerita tentang perintah yang baik bagi segolongan dengan memperhatikanya. Jika bacaan demikian memang benar maka artinya menjadi: bahwa kaum itu seakan-akan dilarang untuk memakai perkataan tersebut dalam percakapan diantara mereka atau pembicaraan mereka dengan Nabi SAW. dan kami tidak mengetahui itu benar menurut riwayat hadits yang shahih.
Penakwilan firman Allah: وَقُولُواْ أَنظُرْنَا ( tetapi katakanlah, "Unhzurna")
Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud dengan firman Allah وَقُولُواْ أَنظُرْنَا adalah: dan mengatakan kepada Nabi kalian wahai kaum mukminin, "Lihatlah kami dan perhatikanlah kami, niscaya kami akan memahami dan menjelaskan oleh kami apa yang kalian katakan dan ajarkan, yang dijelaskan dalam penjelasan berikut:
Dari Muhammad bin Amr menceritakan padaku, katanya, Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya, Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid : وَقُولُواْ أَنظُرْنَا yaitu berilah pemahaman dan jelaskanlah kepada kami wahai Muhammad.
Dari Al Mutsanna menceritakan kepada kami, katanya, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya, Syibil menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid وَقُولُواْ أَنظُرْنَا yaitu pahamkanlah dan terangkanlah kepada kami wahai Muhammad.
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya, Al Husain menceritakan kepada kami, katanya, Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij dari Mujahid seperti itu.
Tafsir firman Allah: وَأَسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(dan"dengarlah." dan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih)
Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya: وَأَسْمَعُوا adalah : Dengarkanlah apa yang dikatakan dan dibacakan kepada kalian dari kitab Tuhan kalian dan pahamilah serta perhatikanlah, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Musa menceritakan padaku, katanya, Amr menceritakan kepada kami, Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi mengenai, وَأَسْمَعُوا . Yakni "Dengarkanlah apa yang disampaikan kepada kalian."
Maka arti ayat tersebut adalah: wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengatakan kepada Nabimu رَاعْنَا سَمْعَكَ dan berilah kelonggaran untuk kami, kami akan memahamimu dan kamu akan memahami kami, akan tetapi mengatakan "tunggulah kami dan perhatikanlah kami", sehingga kami memahami apa yang kamu katakan dan kamu ajarkan kepada kami, dan dengarkanlah wahai orang-orang mukmin apa yang dikatakan kepada kalian, perhatikanlah, pahamilah dan hafallah, kemudian Allah beritahukan kepada mereka bahwa siapa yang menentang ayat Allah dan menyelesihi perintah-Nya serta larangan-Nya dan mendustakan Rasul-Nya, maka dialah siksa yang amat pedih. Kemudian ia berkata, “Dan bagi orang-orang yang kafir dengan-Ku dan rasul-Ku maka dialah siksa yang pedih.”
Dan telah kami sebutkan dalil tersebut pada bagian yang lalu, hadits yang menjelaskan hal tersebut.
sumber : Tafsir At Thabari
Comments
Post a Comment