Prilaku bani Israil ketika memasuki Baitul Maqdis ( Albaqarah 58-59 )

 




وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". ( Al Baqarah 58)


Penakwilan firman Allah : وَإِذْ قُلْنَا اَدْخُلُواْ هَذِهِ الْقَرْيَةَ 

"Dan (ingatlah( ketika Kami berfirman: 'Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis)."

Abu Ja'far berkata: Negeri yang dimaksud dalam ayat ini adalah Baitul Maqdis. Seperti yang dinyatakan dalam riwayat-riwayat berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah: وَإِذْ قُلْنَا أَدْخُلُواْ هَذِهِ الْقَرْيَةُ “Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: 'Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis). Dia berkata: Baitul Maqdis.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi tentang firman Allah: وَإِذْ قُلْنَا أَدْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ "Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: 'Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis)." Dia berkata: yaitu Baitul Maqdis.

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepadaku, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah: وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُواْ هَذِهِ الْقَرْيَةَ "Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: 'Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis)," yaitu Baitul.

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepadaku, katanya: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata tentang firman Allah : وَإِذْ قُلْنَا أَدْخُلُواْ هَذِهِ الْقَرْيَةَ "Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: 'Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis)."

Dia berkata: yaitu Ariha, salah satu kota Baitul Maqdis.

Penakwilan firman Allah : فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُم رَغَدًا 
“Dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai."

Abu Ja'far berkata: Maksudnya, makanlah dari hasil bumi negeri ini yang enak yang kalian sukai sebagai kehidupan yang menyenangkan.

Penakwilan firman Allah: وَادْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah

pintu gerbangnya sambil bersujud."

Abu Ja'far berkata: Adapun pintu yang dimaksud adalah pintu Hiththah (pintu parkir) di Baitul Maqdis. Seperti dijelaskan dalam riwayat-riwayat berikut:

Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan kepadaku, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah: وَاَدْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Dia berkata: pintu Hiththah adalah salah satu pintu Iliya` di Baitul Maqdis.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim bercerita, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, dari Syibl bin Ubad dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid dengan riwayat yang sama.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi tentang firman Allah : وَاَدْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud."

Ia adalah salah satu pintu Baitul Maqdis.

Dari Muhammad bin Sa'ad menceritakan kepadaku, katanya: ayahku menceritakan kepadaku, katanya: pamanku menceritakan kepadaku, katanya: ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Ia adalah salah satu pintu Baitul Maqdis, yang disebut dengan hitthah.

Adapun firman-Nya:سُجَّدًا  menurut Ibnu Abbas maksudnya adalah ruku'.

Dari Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada saya, katanya: Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Manhal bin Amru, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Dia berkata: dengan ruku dari pintu kecil.

Dari Al Hasan bin Az-Zabarqan An-Nakha'i menceritakan kepada kami, katanya: Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Sufyan dari Al A'masy, dari Manhal bin Amru dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas tentang firman Allah : وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Dia berkata: mereka diperintahkan agar masuk dengan ruku.

Abu Ja'far berkata: Asal kata sujud adalah menunduk kepada yang disujudi sebagai penghormatannya. Yang dimaksud dengan sujud disini adalah khusyu' dan tunduk.

Penakwilan firman Allah: وَقُولُواْ حِطَّةٌ “Dan mengucapkan: ‘Bebaskanlah kami, dari dosa.”

Abu Ja'far berkata: Kata حطّة adalah bentuk kata فعلة dari akar kata حَطَّ اللَّهُ عَنْكَ خَطَايَاكَ yang berarti Allah menghapuskan kesalahanmu, seperti kata ردة ، جدة ، مُدَّةٌ dan lain sebagainya.

Para mufassir berbeda pendapat tentang penakwilannya. Sebagian mereka berpendapat sama seperti pendapat kami, sebagaimana berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah : وَقُولُوا حِطّةٌ "Dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'." Dia berkata: hapuskanlah kesalahan- kesalahan kami.

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata tentang firman Allah: وَقُولُواْ حِطَّةٌ "Dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'," selanjutnya Allah akan menghapuskan dosa dan kesalahan kalian.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj bercerita dari Ibnu Juraij tentang firman Allah: وَقُولُواْ حِطَّةٌ "Dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'."

Dari Abu Karib menceritakan kepada kami, katanya: Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan dari Al A'masy, dari Manhal bin Amru, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَقُولُواْ حِطَّةٌ "Dan mengatakan: 'Bebaskanlah kami, dari dosa." Dia berkata: artinya ampunan.

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepada saya, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah: وَقُولُواْ حِطّةٌ "Dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'. "Dia berkata: Dia menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan kepada Ibnu Juraij tentang firman Allah: وَقُولُواْ حِطّةٌ "Dan mengucapkan: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'." Dia berkata: kami mendengar bahwa artinya dia menghapus kesalahan-kesalahan mereka.

Sebagian mufassir menafsirkan, bahwa maknanya: katakanlah laa Ilaaha illallah. Seakan-akan mereka menjelaskan penak wilannya: katakanlah bahwa yang dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian adalah ucapan laa Ilaaha illallah. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim dan Saad bin Abdullah bin Abdul Hakam Al Masri menceritakan kepada saya, keduanya berkata: Hafsh bin Umar memberitahukan kepada kami, Al Hakam bin Abban menceritakan kepada kami, dari Ikrimah tentang firman Allah: وَقُولُواْ حِطَّةٌ "Dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'." Dia berkata: mengucapkan laa Ilaaha illallah.

Sebagian mereka menakwilkan seperti penakwilan Ikrimah, hanya saja mereka mengganti ucapan tersebut dengan istighfar. Seperti berikut:

Dari Al Hasan bin Az-Zabarqan An-Nakha'i menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Sufyan dari Al A'masy, dari Manhal dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَقُولُوا حِطَّةٌ "Dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'."

Dia berkata: Mereka diperintahkan untuk beristighfar.

Sebagian mereka menakwilkan seperti penakwilan Ikrimah, hanya saja mereka mengganti ucapan tersebut dengan perintah supaya mengatakan; perkara ini adalah benar seperti yang dikatakan kepada kalian.

Sebagaimana berikut:

Dari Al Minjab bin Al Harits menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami, dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah : وَقُولُواْ حِطَّةٌ "Dan mengucapkan: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'." Dia berkata: katakan, bahwa masalah ini benar seperti yang dikatakan kepada kalian.

Kemudian, para ahli bahasa berbeda pendapat tentang sebab kata حطة dibaca marfu'. Ulama Bashrah mengatakan, ia dibaca marfu' dengan arti: katakan, hendaknya diantara kalian menjadi حطة bagi kesalahan kami.

Sebagian mereka mengatakan: ia adalah kata yang Allah memerintahkan mereka agar mengatakannya secara marfu', dan mewajibkan mereka supaya mengucapkannya sedemikian.

Sebagian ulama Kufah mengatakan: ia dibaca marfu' dengan dhamir وَقُولُوا هذه حطة : seakan mengatakan هذه

Sebagian mereka mengatakan: ia marfu' dengan dhamir yang maknanya khabar (informasi), seakan mengatakan: وَقُولُوا مَا هُوَ حِطّةٌ dimana حِطَّةٌ menjadi khabar bagi مَا

Abu Ja'far berkata: Menurut pendapat kami yang paling benar adalah yang sesuai dengan zhahir ayat, bahwa ia dibaca marfu' sebagai khabar bagi yang tidak disebutkan yang telah diindikasikan oleh zhahir  ayat. Penakwilannya

 وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا (دُخُولُنَا البَابَ سُجَّدًا حَطَّةٌ 

 (masuknya kami dengan cara bersujud adalah menghapus kesalahan- kesalahan kami). Pendapat ini sesuai dengan penawilan Rabi' bin Anas, Ibnu Juraij dan Ibnu Zaid seperti yang telah kami sebutkan.

Adapun jika menurut penakwilan Ikrimah, maka kata حِطّةٌ semestinya dibaca manshub, karena jika mereka diperintahkan supaya mengucapkan lafazh laa Ilaaha illallah atau lafazh astaghfirullah berarti dikatakan kepada mereka : قُوْلُوْا هَذَا الْقَوْلَ  (katakanlah perkataan ini), dan jika demikian berarti ia terjadi atasnya. Seperti seseorang yang menyuruh temannya agar mengatakan yang baik, dia berkata: قُلْ خَيْرًا dan tidak benar jika ia mengatakan : قُلْ خَيْرٌ

Dengan kesepakatan para qurra' untuk membacanya dengan marfu merupakan bukti bahwa penakwilan Ikrimah jauh dari kebenaran. Demikian juga jika menurut penakwilan Qatadah, kata semestinya dibaca manshub. Karena menurut kebiasaan orang Arab, jika meletakkan kata sifat pada posisi kata kerja lalu menghilangkan kata kerja tersebut maka mereka membacanya dengan manshub, seperti perkataan mereka: سَمْعًا وَطَاعَةً artinya: أَسْمَعُ سَمْعًا وَ أَطِيْعُ طَاعَةً  (aku mendengarnya dan menaatinya dengan baik). Juga seperti firman Allah yang menceritakan perkataan Yusuf : مَعَاذَ اللَّهُ artinya : أَعُوْذُ بِالله  (Aku berlindung kepada Allah).

Penakwilan firman Allah: تَغْفِرْ لَكُمْ "Niscaya Kami ampuni."

Maksudnya, Kami (Allah) akan melimpahkan rahmat atas kalian dengan mengampuni kesalahan kalian dan menutupinya. Dimana asal kata الغَفْرُ adalah menutupi. Seperti kata Aus bin Hajar:

فَلَا أَعْتِبُ ابْنَ الْعَمِّ إِنْ كَانَ جَاهِلاً وَأَغْفِرُ عَنْهُ الْجَهْلَ إِنْ كَانَ أَجْهَلَا

Aku tidak mencerca anak paman jika ia bodoh, dan aku tutupi

kehilangannya jika ia lebih bodoh.

Penakwilan firman Allah: خَطَبَيِّكُمْ "Kesalahan-kesalahanmu."

Abu Ja'far berkata: Kata خطايا adalah bentuk jamak dari kata tunggal خطيَّةٌ tanpa hamzah, seperti kata مَطَايًا jamak dari مطيَّةٌ. Alasan tidak menggunakan hamzah, karena ia mengikuti bentuk tunggalnya yang seringkali digunakan tanpa hamzah. Jika bentuk tunggalnya menggunakan hamzah خطيئة maka bentuk jamaknya menjadi خطائی seperti kata قبيلة bentuk jamaknya قبائل . Bisa juga bentuk jamaknya خطيْنَات dengan menggunakan تاء . Akar kata خَطِيئَةٌ adalah خطاً يَخْطَأُ yang berarti menyimpang dari jalan yang benar.

Penakwilan firman Allah : وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ “Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik.” 

Abu Ja'far berkata: Penakwilannya seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas adalah seperti berikut:

Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya Al Husein menceritakan kepada kami, katanya : Hajaj menceritakan kepadaku dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abbas tentang firman Allah  وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ  “Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik.” 

Dia berkata: barangsiapa berbuat kebajikan diantara kalian maka Kami akan menambah kebajikannya, dan barangsiapa berbuat kesalahan maka Kami akan mengampuni kesalahannya.

Jadi, penakwilan ayat ini secara utuh adalah: dan ingatlah ketika Kami memerintahkan kepada kalian agar masuklah ke negeri ini dengan diizinkan atas kalian untuk memakan apa saja dari hasil buminya yang baik dan menyenangkan, dan masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud, serta katakan: 'sujud kami kepada Allah ini adalah menghapuskan dosa dan kesalahan kami', niscaya Kami akan menghapuskan kesalahan kalian, dan menambahkan kebajikan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.

Kemudian Allah menginformasikan tentang kebodohan mereka dan perilaku buruk mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya padahal Allah telah menganugerahkan berbagai macam kenikmatan kepada mereka, dimana mereka mengganti perintah tersebut dengan mengatakan perkataan yang tidak diperintahkan atas mereka.

Informasi ini dimaksudkan untuk mengecam perilaku buruk orang-orang Yahudi yang hidup di masa Rasulullah SAW, bahwa jika mereka bertambah ingkar kepada Nabi Muhammad SAW setelah semua bukti kebenaran mereka saksikan, maka Allah akan menurunkan siksa-Nya kepada mereka sebagaimana menurunkan siksa-Nya atas nenek moyang mereka.

فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik. ( Al Baqarah 59 )

Penakwilan firman Allah :

فَبَدِّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلاً غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ

"Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka."

Abu Ja'far berkata: Penakwilannya; lalu mereka mengganti perintah tersebut dengan mengatakan kata yang tidak diperintahkan kepada mereka. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Hammam bin Munabbih bahwa ia mendengar Abu Hurairah mengatakan: Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ اللهُ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ: وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَنكُمْ فَبَدَّلُوا، فَدَخَلُوا الْبَابَ يَرْحَفُونَ عَلَى أَسْتَاهِهِمْ وَقَالُوا: حَبَّةٌ فِي شَعِيْرَةِ.

Allah berfirman kepada bani Israil: 'Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa', niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Lalu mereka mengganti (perintah tersebut) dan masuk pintu gerbang dengan melipat di atas bokong mereka sambil mengatakan: (biji dalam gandum)".

Dari Muhammad bin Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl dan Ali bin Mujahid menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Muhammad bin Ishak menceritakan kepada kami, dari Shalih bin Kisan, dari shalih, pelayan Tau'amah, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW hadits yang sama.

Dari Muhammad bin Abu Muhammad pelayan Zaid bin Tsabit menceritakan dari Sa'id bin Jubair atau dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dari Rasulullah SAW bersabda:

دَخَلُوا الْبَابَ الَّذِي أُمِرُوا أَنْ يَدْخُلُوا مِنْهُ سُجَّدًا يَرْحَفُونَ عَلَى أَسْتَاهِهِمْ يَقُولُوْنَ حَبَّةٌ فِي شَعِيْرَةٍ.

"Mereka memasuki pintu gerbang yang diperintahkan agar memasukinya dengan bersujud dengan merangkak di atas bokong mereka seraya mengatakan: 'biji dalam gandum' ."

Dari Muhammad bin Abdullah Al Muharibi menceritakannya, katanya: Abdullah bin Mubarak menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Humam, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW tentang firman-Nya: وَقُولُوا حِطَّةٌ "Dan mengatakan: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'." Beliau bersabda,

بَدَّلُوا فَقَالُوا: حَبَّةٌ

"Mereka menggantinya dan mengatakan: biji. "

Dari  Ibnu Bisyr menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada kami, dari As-Suddi dari Abu Sa'id dari Abu Kunud dari Abdullah tentang firman Allah : 

 وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَيَنكُمْ 
 
"Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: 'Bebaskanlah kami, dari dosa', niscaya Kami ampuni kesalahan- kesalahanmu." Mereka mengatakan: gandum merah didalamnya gandum, lalu Allah menurunkan firman-Nya: فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْر الَّذِي قِيلَ لَهُمْ “Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka"

Dari Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari A'masy, dari Manhal bin Amru, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah : وَاَدْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Dia berkata: dengan ruku dari pintu kecil, lalu mereka memasukinya dengan mengedepankan bokong mereka sambil mengatakan: 'gandum' dan itulah maksud dari firman Allah: فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ "Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka "

Dari Al Hasan bin Az-Zabarqan An-Nakha'i menceritakan kepada kami, katanya: Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari A'masy, dari Manhal, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dia berkata: mereka diperintahkan agar masuk dengan ruku dan mengatakan حطة (bebaskanlah kami dari dosa) -yaitu perintah agar beristighfar, ia mengatakan: lalu mereka masuk dengan mengedepankan bokong mereka dari pintu kecil dan mengatakan dengan nada mengejek : حنطة  (gandum) dan itulah maksud dari firman Allah: فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلاً غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ “Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka."

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah dan Al Hasan tentang firman Allah: وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Keduanya berkata: mereka memasukinya dari arah yang tidak diperintahkan kepada mereka, dan diperintahkan bersujud namun tidak bersujud, dan masuk dengan mengedepankan bokong mereka seraya mengatakan:  حنطة  (gandum)

Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan padaku, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid dia berkata: Musa memerintahkan kepada kaumnya agar memasuki pintu dengan bersujud dan mengatakan حنطة  (bebaskanlah kami, dari dosa) namun mereka tidak bersujud dan masuk dengan mengedepankan bokong mereka sambil mengatakan:  حنطة (gandum)

Dari  Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, dari Syibl bin Ubad, dari Abdullah bin Abi Najih, dari Mujahid, dia berkata: Musa memerintahkan kepada kaumnya agar memasuki pintu dengan bersujud dan mengatakan حطة (bebaskanlah kami, dari dosa), direndahkan pintu untuk mereka agar mereka menundukkan kepala, namun mereka enggan bersujud dan masuk dengan mengedepankan bokong mereka ke arah gunung, yaitu gunung yang Tuhan menampakkan Dzat-Nya, sambil mengatakan : حنطة . Itulah فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلاً غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ : makna dari firman Allah "Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka ."

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepadaku, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, dari Murrah Al Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dia berkata: mereka mengatakan: "Biji gandum merah terbuka di dalamnya terdapat gandum hitam." Itulah makna dari firman Allah: فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُواْ قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ "Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka"

Dari Abu Karib menceritakan kepada kami, katanya: Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Al A'masy, dari Manhal bin Amru, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَاَدْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Dia berkata: lalu mereka masuk dengan mengedepankan bokong sambil mengangkat kepala.

Dari Sufyan bin Waki' menceritakan kepada kami katanya Abu Nadhr bin Addi menceritakan kepada kami, dari Ikrimah tentang firman Allah: وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Mereka masuk dengan mengangkat kepala. Diperintahkan supaya mengatakan حطة namun mereka mengatakan حنطة (gandum).  : Itulah makna firman Allah : 

فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلاً غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ "Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka."

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepadaku, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah : وَاَدْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud." Dia berkata: namun mereka sujud di atas pipinya, dan diperintahkan mengatakan: حطة namun mereka mengatakan حنطة, dan sebagian mereka mengatakan: حَبَّةٌ في شَعَيْرَة  (biji gandum dalam gandum). Demikian makna firman Allah: فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ "Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka"

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepadaku, katanya: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata tentang firman Allah : وَادْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُواْ حِطَّةٌ “Dan masukilah

pintu gerbangnya sambil bersujud, dan berkata: 'Bebaskanlah kami, dari dosa'," dia berkata: namun mereka mengejek Musa dan mengatakan: Musa hendak memainkan kita dengan mengatakan حطة حطة apa itu حطة?! Lalu mereka saling mengatakan sesama mereka:  حنطة

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, dan Ibnu Abbas mengatakan: ketika masuk mereka mengatakan: حَبَّةٌ في شَعَيْرَة (biji gandum merah dalam gandum).

Dari Muhammad bin Saad menceritakan kepadaku, katanya: Abu Saad bin Muhammad bin Al Hasan menceritakan kepadaku, katanya: pamanku memberitahukan kepadaku dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, dia berkata: ketika masuk pintu mereka mengatakan: حَبَّة في شَعَيْرَة  (biji gandum merah dalam gandum), mereka mengganti dengan perkataan yang tidak diperintahkan .

Penakwilan firman Allah: فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجْرًا مِّنَ السَّمَاءِ

"Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit."

Abu Ja'far berkata: Mereka disebut zhalim karena enggan mengerjakan apa yang diperintahkan, dan malah menggantinya dengan mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Adapun yang dimaksud dengan kata الرجز adalah siksaan. Seperti dalam hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang wabah penyakit:

إِنَّهُ رِجْرٌ عُذِّبَ بِهِ بَعْضُ الْأُمَمِ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ.

"Ia adalah siksaan yang ditimpakan atas sebagian umat sebelum kalian. "

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada saya, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Yunus memberitahukan kepada saya, dari Ibnu Syihab, katanya: Amir bin Saad bin Abi Waqqash memberitahukan kepada kami, dari Usamah bin Zaid, dari Rasulullah SAW beliau bersabda:

إِنَّ هَذَا الْوَجَعَ أَوْ السَّقَمَ رِجْزٌ عُذْبَ بِهِ بَعْضُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ.

“Sesungguhnya penyakit ini adalah direndam yang ditimpakan atas sebagian umat sebelum kalian "

Dari Abu Syaibah bin Abu Bakar Abu Syaibah menceritakan, katanya: Umar bin Hafsh menceritakan kepada kami, katanya: ayahku menceritakan kepada kami, dari Syaibani, dari Rabah bin Ubaidah, dari Amir bin Saad, dia berkata: aku melihat Usamah bin Zaid menceritakan dari Saad bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ هَذَا الطَّاعُونَ رِجْرٌ أُنْزِلَ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَوْ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ - .

"Sesungguhnya wabah penyakit (lepra) adalah siksaan yang diturunkan atas orang-orang sebelum kalian atau atas bani Israil ".

Penakwilan kami ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para mufassir, seperti berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah: فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ “Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit." Dia berkata: siksaan.

Dari Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya: Adam Al Asqalani menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, dari Rabi' bin Anas, dari Abu Aliyah tentang firman Allah:

 فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِّنَ السَّمَاءِ “Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit." Dia berkata: kemurkaan.

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepadaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: ketika dikatakan kepada bani Israil: maka Allah mengirimkan wabah penyakit (lepra) atas mereka, sehingga tidak seorangpun yang tersisa dari mereka. Ia lalu membacakan firman Allah: فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ “Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit." Dia berkata: yang masih hidup adalah anak-anak, mereka itulah yang disinyalir baik dari bani Israil, sedangkan orang-orang tua mereka semuanya binasa oleh wabah penyakit yang menyerang 262.

Dari  Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: الرجز adalah bereksperimen, dan setiap kata الرجز dalam Al Quran ia berarti merasakan.

Dari Al Minjab bin Al Harits menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami, dari Abu Rauq, dari Adh- Dhahak, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجْرًا مِّنَ السَّمَاءِ “Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit." Dia berkata: setiap kata الرجز dalam Al Qur'an ia berarti siksaan.

Abu Ja'far berkata: Telah kami jelaskan bahwa الرجز maknanya adalah siksaan. 

Siksaan Allah adalah bermacam-macam. Dalam ayat ini Allah menginformasikan bahwa Dia telah menurunkan siksaan kepada mereka dari langit, dan siksaan ini boleh jadi ia berupa wabah penyakit atau yang lainnya, karena tidak ada indikasi dalil yang jelas dari zhahir ayat dan hadits apa bentuk siksaan yang diturunkan tersebut. Maka yang benar adalah mengatakan seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya.

Namun kami cenderung mengatakan, bahwa pendapat Ibnu Zaid sangat mendekati kebenaran karena ia sejalan dengan hadits yang kami sebutkan diatas, yang menjelaskan bahwa wabah penyakit adalah merupakan siksaan yang diturunkan atas umat sebelum kita. Akan tetapi kami tidak yakin sepenuhnya bahwa pendapatnya benar, karena dalam hadits tersebut tidak dijelaskan siapa umat yang ditimpa wabah tersebut, boleh jadi ia adalah umat yang lain selain bani Israil.

Penakwilan firman Allah: بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ "Karena mereka berbuat fasik."

Abu Ja'far berkata: Telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa kata 'fasik'

adalah berarti keluar dari sesuatu. Jadi penakwilan ayat ini adalah: lalu Kami turunkan siksaan atas mereka dari langit disebabkan karena mereka keluar dari ketaatan kepada kemaksiatan.





Comments