Makna Awan, Manna dan Salwa ( Albaqarah 57)

 




وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. ( Al Baqarah 57)

Penakwilan firman Allah: وَظَلِّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ "Dan Kami naungi kamu dengan awan."

Ayat ini adalah ‘athf pada ayat sebelumnya, yaitu: ثُمَّ بَعَثْنَكُم مِّنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ 

“Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati.' 

Penakwilannya adalah kemudian Kami hidupkan kalian sesudah kalian mati, dan Kami naungi kalian dengan awan, dan sejumlah kenikmatan yang Kami anugerahkan atas kalian agar kalian bersyukur. Secara etimologi kata الْغَمام berarti setiap yang menutupi langit berupa awan dan lainnya yang menghalangi pandangan mata. Namun ada yang mengatakan bahwa الْغَمام yang menaungi bani Israil ini bukan awan biasa. Seperti disebutkan dalam riwayat-riwayat berikut:

Dari Ahmad bin Ishak Al Ahwazi menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah: وَظَلِّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ “Dan Kami naungi kamu dengan awan.” Dia berkata: bukan awan.

dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan padaku, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, dari Syibl bin Ubad dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah: وَظَلُلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ "Dan Kami naungi kamu dengan awan." Dia berkata: bukan awan biasa, akan tetapi ia adalah ghamam yang datangkan Allah pada hari berhenti khusus untuk mereka.

Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan padaku, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah : وَظَلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ "Dan Kami naungi kamu dengan awan." Dia berkata: ia seperti awan.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, dia berkata: Ibnu Abbas berkata : وَظَلِّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ 

“Dan Kami naungi kamu dengan awan." Dia berkata: ia adalah ghamam yang lebih dingin dan lebih sejuk, yang kelak didatangkan Allah pada hari berhenti dalam firman-Nya:

 فِي ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ  (Pada hari berhenti) dalam naungan awan,” (Qs. Al Baqarah [2]: 210), dan ia adalah ghamam yang dibawa para malaikat pada waktu perang Badar. Ibnu Abbas berkata: dan ia menaungi mereka di Tih.

Jika makna الْغَمام adalah seperti yang kami sebutkan, yaitu apa saja yang menutupi langit dari pandangan mata, maka yang menaungi bani Israil tersebut adalah lebih tepat untuk disebut ghamam daripada menyebutnya awan dan yang lainnya. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah awan yang putih.

Penakwilan firman Allah : وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنْ وَالسَّلْوَى “Dan Kami turunkan kepadamu 'manna' dan 'salwa'."

Para mufassir berbeda pendapat tentang maksud الْمَنْ dalam ayat ini.

Sebagian mereka mengatakan seperti berikut:

967. Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah: وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنْ "Dan Kami turunkan kepadamu 'manna' ."

Dia berkata: shamghah (sejenis minuman).

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada kami, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya; Syibl menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dengan riwayat yang sama.

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah: وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ “Dan Kami turunkan kalian 'manna'." yang diturunkan atas mereka seperti salju.

Sebagian mufassir berpendapat bahwa ia adalah minuman. seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada saya, katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas dia berkata : الْمَنَّ adalah minuman yang diturunkan atas mereka seperti madu, lalu mereka mencampurnya dengan air kemudian meminumnya.

Sebagian mufassir berpendapat bahwa ia adalah madu. seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid mengatakan: الْمَنْ adalah madu yang diturunkan dari langit untuk mereka.

Dari Ahmad bin Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad menceritakan kepada kami, katanya: Israil menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Amir, dia berkata: madu kalian ini adalah bagian dari tujuh puluh bagian dari al manna.

Sebagian mereka mengatakan bahwa ia adalah roti yang lunak. Seperti disebutkan dalam riwayat berikut:

dari Al Mutsanna menceritakan kepada saya katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ismail bin Abdul Karim menceritakan kepada kami, katanya: Abdushshamad menceritakan kepada saya, katanya: saya pernah mendengar Wahab ditanya tentang الْمَن apakah ia menjawab: roti yang lembut seperti jagung dan sumsum .

Sebagian yang lain mengatakan bahwa ia adalah jahe. Seperti riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan padaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi dia berkata: al manna adalah yang jatuh pada pohon jahe.

Sebagian yang lain mengatakan bahwa al manna adalah yang jatuh pada pohon yang dimakan manusia. Seperti riwayat berikut:

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij dia berkata: Ibnu Abbas berkata: adalah al manna jatuh di atas pohon mereka lalu mereka mengambil dan memutar sesuka hati mereka .

Dari Al Mutsnanna menceritakan padaku, katanya: Al Hamni menceritakan kepada kami, katanya: Syarik menceritakan kepada kami, dari Mujalid, dari Amir tentang firman Allah: وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنْ "Dan Kami turunkan padamu 'manna'." Dia berkata: yang jatuh pada pohon .

Dari Al Minjab bin Al Harits menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami, dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ “Dan Kami turunkan kamu 'manna'." Dia berkata: al manna adalah sesuatu yang jatuh dari langit di atas pohon lalu dimakan manusia.

Dari Ahmad bin Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya: Syarik menceritakan kepada kami, dari Mujalid, dari Amir dia berkata: al manna adalah yang jatuh di atas pohon.

Ada yang mengatakan bahwa al manna adalah taranjibin (sesuatu yang turun dari langit, seperti madu tetapi keras).

Sebagian mereka berkata: al manna adalah sesuatu yang jatuh di atas pohon, ia manis seperti madu.

Terdapat sejumlah hadits dari Rasulllah SAW yang menyatakan, bahwa beliau bersabda:

الكَمْأَةُ مِنَ الْمَنِّ وَمَاؤُهَا شِفَاءٌ لِلْعَيْنِ

"Cendawan adalah dari al manna, dan airnya adalah obat bagi mata "

Sebagian mereka mengatakan: bahwa al manna adalah minuman yang manis, mereka memasaknya lalu meminumnya.

Penakwilan firman Allah: وَالسَّلْوَى "Dan salwa."

Abu Ja'far berkata: وَالسَّلْوَى adalah burung seperti puyuh. Ia adalah satu kata yang sama dalam bentuk tunggal dan jamaknya. Seperti disebutkan dalam riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi tentang berita yang disebutkannya dari Abu Malik dan dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas dan dari Murrah Al Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW: as-salwa adalah burung seperti puyuh.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi dia berkata: ia adalah burung yang lebih besar sedikit dari puyuh.

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah, dia berkata: as-salwa adalah burung yang digiring oleh angin selatan kepada mereka .

Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan kepada saya, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Najih, dari Mujahid, dia berkata: as-salwa adalah burung .

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan padaku, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, dari Syibl bin Ubad dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid dia berkata: as-salwa adalah burung .

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada kami, katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ismail bin Abdul Karim menceritakan kepada kami, katanya: Abdushshamad menceritakan kepada kami katanya: Saya pernah mendengar Wahab ditanya tentang as-salwa apakah ia? Ia menjawab: yaitu burung gemuk seperti burung dara .

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid dia berkata: as-salwa adalah burung.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada saya, katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas, dia berkata: as-salwa adalah burung yang datang kepada mereka seperti puyuh.

Dari Al Mutsanna menceritakan padaku, katanya: Al Hamani menceritakan kepada kami, katanya: Syarik menceritakan kepada kami, dari Mujalid, dari Amir, dia berkata: as-salwa adalah burung puyuh.

Dari  Al Minjab bin Al Harits menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami, dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas dia berkata: as-salwa adalah burung puyuh213.

Dari Ahmad bin Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad memberitahukan kepada kami, katanya: Syarik menceritakan kepada kami, dari Mujalid dari Amir dia berkata: as-salwa adalah burung puyuh.

Dari Ibnu Bisyr menceritakan kepada kami, katanya: Abu Amir menceritakan kepada kami, katanya: Qurrah menceritakan kepada kami, dari Adh-Dhahak,, dia berkata: as-salwa adalah burung puyuh.

Jika ada orang yang bertanya: apa sebab Allah menaungi mereka dengan ghamam dan menurunkan atas mereka al manna dan as-salwa? Jawabannya: para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, dan kami hanya menyebutkan riwayat yang sampai kepada kami.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan padaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi dia berkata: ketika Allah menerima taubat kaum Musa dan menghidupkan kembali tujuh puluh orang yang dipilh Musa setelah mereka dimatikan, Allah memerintahkan kepada mereka agar berjalan ke Ariha, yaitu Baitul Maqdis, maka berangkatlah mereka hingga ketika telah dekat dengan Musa mengutus dua belas orang utusan. Allah telah menceritakan kisah mereka dan orang-orang yang kuat (al jabbarin) serta para pengikut Musa dalam Kitab-Nya, maka berkatalah para pengikut Musa kepadanya: 

فَأَذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَهُنَا قَاعِدُونَ 

"Pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan bersumpahlah kalian berdua, sesungguhnya kami hanya menanti di sini saja." (Qs. Al Maa'idah [5]: 24).

Mendengar perkataan mereka murkalah Musa dan mendoakan atas على mereka, seraya mengatakan : 

رَبِّ إِنِّي لَا أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِي وَأَخِي فَأَفْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ 

"Berkata Musa: Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu'." (Qs. Al Maa'idah [5]: 25).

Musa-gesa-gesa hingga akhirnya Allah berfirman:

قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ أَرْبَعِينَ سَنَةً ۛ يَتِيهُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ

"(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka, selama empat puluh tahun mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati memikirkan nasib orang orang yang fasik itu. (Qs. Al Maa'idah [5]: 26).

Ketika mereka menetapkan atas padang Tiih Musa menyesal, dan datanglah sejumlah pengikutnya yang penurut, seraya berkata, "Apa yang telah kamu buat atas kami wahai Musa?" Ketika Musa menyesal maka Allah mewahyukan kepadanya agar janganlah putus asa atas orang-orang yang fasik. 

Maka Musa tidak lagi bersedih. Maka mereka berkata, "Wahai Musa, bagaimana kita mendapatkan udara di sini, mana makanannya?" Maka Allah menurunkan al manna, dimana ia jatuh dari atas pohon tarranjibin, sementara as-salwa yaitu burung seperti puyuh, dimana salah seorang mereka datang lalu melihat, jika burung tersebut gemuk maka ia disembelih dan jika tidak maka ia dilepaskan.

Lalu mereka mengatakan, "Ini makanan, lalu mana minuman?" Maka diwahyukan kepada Musa agar memukulkan tongkatnya ke batu, maka memancarlah darinya dua belas mata air, setiap golongan meminum dari mata air masing-masing. Lalu mereka mengatakan, "Ini makanan dan minuman, lalu mana naungan tempat berlindung?" Maka Allah menaungi mereka dengan ghamam (awan). Lalu mereka mengatakan, "Ini naungan, lalu mana pakaian?" Maka pakaian mereka memanjang seperti anak kecil yang memanjang, dan pakaian mereka tidak sobek.  

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنْ وَالسَّلْوَى

Inilah makna firman Allah Ta'ala Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu 'manna' dan 'salwa'."; 

وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu. Lalu memancarlah darinya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan melakukan kerusakan." (Qs. Al Baqarah [2]:60).

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak, dia berkata: ketika Allah menerima taubat bani Israil dan memerintahkan kepada Musa agar menghentikan pembunuhan atas para penyembah anak lembu, Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa ke tanah suci, seraya berfirman, " Sesungguhnya Aku telah menetapkannya sebagai rumah dan tempat tinggal kalian, maka pergilah ke arah dan perangilah musuh yang ada di dalamnya, Aku akan memenangkan kalian!" 

Maka atas perintah Allah pergilah Musa membawa mereka ke tanah suci. Hingga tatkala mereka sampai di Tiih yaitu padang yang tandus antara Mesir dan Syam, Musa berdoa kepada Tuhannya karena mereka terkena panas, maka mereka pun di naungi ghamam, dan berdoa agar diturunkan makanan, maka Allah menurunkan atas mereka al manna dan as-salwa.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada saya, katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas.

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah : وَظَلْلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ "Dan Kami naungi kamu dengan awan," Dia berkata: mereka dinaungi ghamam di Tiih, mereka kebingungan dalam lima atau enam masa yang lama, setiap pagi mereka pergi berjalan namun ketika sore hari ternyata mereka masih tetap ditempat yang semula, mereka masih saja dalam keadaan demikian selama empat puluh tahun.

Selama kurun waktu itu turunlah al manna dan as-salwa, lalu pakaian mereka tidak usang, dan mereka membawa sebuah batu dari bukit Sinai yang jika singgah di suatu tempat maka Musa memukulkan tongkatnya pada batu itu hingga memacarlah dua belas mata air.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan padaku, katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ismail bin Abdul Karim menceritakan kepada kami, katanya: Abdushshamad menceritakan padaku katanya: aku pernah mendengar Wahab mengatakan bahwa ketika Allah mengharamkan tanah suci atas bani Israil lalu mereka kebingunan selama empat puluh tahun di Tiih, merekapun mengadu kepada Musa dan berkata, "Apa yang akan kita makan?" Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah akan mendatangkan makanan untuk kalian makan." Mereka berkata, "Darimana kita dapat kecuali Dia menurunkan roti dari langit?" Musa menjawab, “Sesungguhnya Allah akan menurunkan roti yang dapat dimakan.” Maka turunlah al manna.

Wahab ditanya, "Apakah al manna itu?" Ia menjawab, "Yaitu roti yang lembut seperti jagung atau seperti sumsum." Mereka berkata, "Dan lauk apa yang akan kita makan?" Musa menjawab, "Sesungguhnya Tuhan kalian akan mendatangkannya." Mereka berkata, "Darimana ia datang kecuali dibawa oleh angin?." Musa menjawab, "Sesungguhnya angin akan mendatangkannya untuk kalian." Maka datanglah as-salwa. Lalu Wahab ditanya, "Dan apakah as-salwa itu?" Ia menjawab, "Yaitu burung gemuk seperti burung dara, ia datang kepada mereka lalu mengambilnya dari Sabtu ke Sabtu." Mereka berkata, "Pakaian apa yang hendak kita kenakan?" Musa menjawab, "Pakaian kalian tidak akan usang selama empat puluh tahun." Mereka berkata, "Sandal apa yang akan kita pakai?" Musa menjawab, "Sandal kalian tidak akan putus selama empat puluh tahun." Mereka berkata, "Jika kita dikarunia seorang anak maka pakaian apa yang akan kita kenakan atasnya?" Musa menjawab, "Pakaian anak kecil akan membesar mengikutinya." Mereka berkata, "Darimana kita memperoleh air?" Musa menjawab, "Ia datang dari Allah." Mereka berkata, "Darimana selain keluar dari batu?" Maka Allah mewahyukan kepada Musa agar memukulkan tongkatnya ke batu. Mereka berkata, "Kami tidak bisa melihat karena gelap." Maka ditancapkanlah sebuah tiang dari cahaya di tengah perkumpulan mereka hingga menyinari seluruh tenda mereka. Mereka berkata, "Di bawah apa apa kita berteduh, sementara matahari sangat terik?" Musa menjawab, "Allah akan menaungi kalian dengan ghamam"

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: lalu ia menyebutkan riwayat yang sama dengan riwayat Musa bin Harun Al Hamdani dari Amru bin Hamad dari Asbath dari As-Suddi.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, dia berkata: Ibnu Abbas berkata: diturunkan ke atas mereka di Tiih pakaian yang tidak usang dan tidak kotor. Ibnu Juraij berkata: jika seseorang mengambil al manna dan as-salwa melebihi makanan sehari maka ia rusak, kecuali jika mereka mengambil makanan hari Sabtu pada hari Jumat maka ia tidak rusak.

Penakwilan firman Allah: كلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْتَكُمْ "Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu."

Abu Ja'far berkata: Disini ada kata yang dibuang yang telah diindikasikan oleh zhahir ayat. Penakwilannya, Kami naungi kalian dengan ghamam, dan Kami turunkan atas kalian al manna dan as-salwa, dan Kami katakan kepada kalian: كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَكُمْ "Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu."

Ada yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْتُكُمْ "Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. "Adalah, makanlah dari yang halal yang Kami pebolehkan bagi kalian, yang Kami jadikan sebagai rezeki bagi kalian. Namun yang lebih tepat adalah penakwilan yang pertama, karena ia menggambarkan kehidupan yang nyaman bagi mereka.

Penakwilan firman Allah  وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ 

Dantidaklah mereka menganiaya Kami, yang akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."

Abu Ja'far berkata: Di sini juga terdapat kata yang dihilangkan yang telah diindikasikan oleh zhahir ayat. Penakwilannya: makanlah dari rezeqi yang baik yang Kami anugerahkan kepada kalian, namun mereka meneruskan apa yang Kami perintahkan atas mereka, وَمَا ظَلَمُونَا وَلَئِكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ "Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi m erekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." Maksud dari aniaya dalam ayat ini adalah bahaya yang menimpa diri mereka sendiri. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Minjab bin Al Harits menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami, dari Abu Rauq,, dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah : 

وَمَا ظَلَمُونَا وَلَئِكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ "Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." Dia berkata: mereka membahayakan diri sendiri.

Wallahualam Bishawab

Sumber : Tafsir At Thabari

Comments