Bani Israil ingin melihat langsung Tuhan, disambar Petir ( Al Baqarah 55-56)

 


وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya".
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. ( Al Baqarah 55-56)

Penakwilan firman Allah: وَإِذْ قُلْتُمْ يَمُوسَىٰ لَن نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً 

"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: 'Hai Musa, kami tidak akan memberi kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang." 

Abu Ja'far berkata: Penakwilannya: dan percakapan pula ketika kalian berkata kepada Musa, "Wahai Musa, kami tidak akan memberi kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan nyata dan dengan mata kepala tanpa hijab." 

Demikian seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Al Qasim bin Al Hasan menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan berbohong dari Ibnu Juraij, dia berkata: Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah:
 حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةٌ 
"Sebelum kami melihat Allah dengan terang," yaitu jelas dan nyata. 

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepadaku, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Ar-Rabi' tentang firman Allah : اللَّهَ جَهْرَةُ حَتَّى نَزَى 
"Sebelum kami melihat Allah dengan terang. " Dia berkata: dengan mata kepala.

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid mengatakan tentang firman Allah: 
حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةُ 
"Sebelum kami melihat Allah dengan terang," sehingga Dia menampakkan Dzat-Nya atas kami. 

Dari Bisyr bin Mu'adz menceritakan kepada kami, katanya: Yazid menceritakan kepada kami, katanya: Sa'id menceritakan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah: 
حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةُ 
"Sebelum kami melihat Allah dengan terang," yaitu dengan mata kepala. 

Demikian Allah menginformasikan kepada mereka perilaku buruk nenek moyang mereka terhadap para Nabi mereka, padahal Allah telah menganugerahkan kepada mereka berbagai macam kenikmatan-Nya dan memperlihatkan sejumlah bukti kekuasaan-Nya. 
Namun demikian masih saja mereka membangkang, sesekali meminta kepada Musa agar dibuatkan tuhan selain Allah, kemudian menyembah anak lembu, lalu mengatakan: kami tidak beriman sebelum melihat Allah dengan mata kepala, dan tatkala diserukan untuk berperang mereka mengatakan kepada Musa:  فَاذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَنهُنَا قَعِدُونَ

Pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kalian berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja." (Qs. Al Maa'idah [5]: 24), juga ketika dikatakan kepada mereka : وَقُولُوا حِطَّةٌ وَاَدْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا نَغْفِرْ لَكُمْ خَطِيئَتِكُمْ 
“Dan katakanlah: 'Bebaskanlah kami, dari dosa kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kalian." (Qs. Al A'raaf [7]: 161) 
Mereka mengganti perintah tersebut dan mengatakan: حِنْطَةٌ مِنْ شَعِيرٍ (makanan dari gandum) dan memasukinya dari pintu belakang. 
Masih banyak lagi perilaku buruk mereka yang menyakiti perasaan para Nabi mereka. 
Maka Allah menginformasikan tentang orang-orang Yahudi yang hidup dimasa Rasulullah SAW bahwa mereka tidak akan jauh dari perilaku nenek moyang mereka, yaitu mendustakan Rasulullah SAW dan mengingkari ajarannya padahal mereka mengetahui kebenarannya.

Penakwilan firman Allah : فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ 
“Karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.” 

Para mufassir berbeda pendapat tentang makna ayat ini. Sebagian mereka berpendapat seperti berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah: فَأَخَذَتْكُمُ الصَّعِقَةُ 
"Karena itu kamu disambar halilintar." Dia berkata: mereka mati.

Dari Ammar bin Al Hasan menceritakan kepadaku, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Ar-Rabi' tentang firman Allah: فَأَخَذَتْكُمُ الصَّعِقَةُ 
“Karena itu kamu disambar halilintar.
" Dia berkata: mereka mendengar sebuah suara lalu pingsan. Ia berkata: lalu semuanya mati.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi tentang firman Allah : فَأَخَذَتْكُمُ الصَّعِقَةُ 
"Karena itu kamu disambar halilintar." yaitu api.

Sebagian mereka mengatakan seperti berikut:

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak dia berkata: mereka disambar halilintar sehingga semuanya mati.

Asal kata صاعقة adalah setiap kejadian yang dahsyat yang dilihat matanya atau yang menimpanya, sehingga menyebabkan ia mati, hilang akal atau hilang sebagian anggota tubuhnya, baik ia berupa suara, api, gempa atau suasana yang menggigilkan. 
Boleh jadi seseorang tertimpa olehnya namun masih hidup dan tidak sampai meninggal, seperti firman-Nya: 

وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا    Maksudnya: pingsan.

Adapun firman-Nya: وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ "Sedang kamu menyaksikannya." (Qs. Al Baqarah [2]: 55) maksudnya, kalian menyaksikan halilintar yang menimpa kalian.

ثُمَّ بَعَثْنَكُم مِّنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 

“Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” (Qs. Al Baqarah [2]: 56) 

Abu Ja'far berkata: Firman-Nya: ثُمَّ بَعَثْنَكُم "Setelah itu Kami bangkitkan kamu." Maksudnya, kemudian kami hidupkan kalian. Asal kata البعث adalah membangkitkan sesuatu dari tempatnya.

Sedangkan firman-Nya: مِّنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ "Sesudah kamu mati." Yaitu sesudah kematian kalian dengan halilintar yang mematikan kalian.

ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur ( Al Baqarah 56)


Abu Ja'far berkata: Firman-Nya: ثُمَّ بَعَثْنَكُم "Setelah itu Kami bangkitkan kamu. "Maksudnya, kemudian kami hidupkan kalian. Asal kata البعث adalah membangkitkan sesuatu dari tempatnya.

Sedangkan firman-Nya: مِّنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ "Sesudah kamu mati.” Yaitu sesudah kematian kalian dengan halilintar yang mematikan kalian.

Adapun firman-Nya: لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 
"Supaya kamu bersyukur." Maksudnya, bahwa Kami lakukan hal itu supaya kalian bersyukur atas apa yang Aku anugerahkan kepada kalian, dimana kalian Aku hidupkan kembali sesudah mati agar introspeksi diri dan bertaubat atas dosa besar yang telah kalian lakukan. Ini menurut pendapat yang menakwilkan firman-Nya: ثُمَّ بَعَثْنَكُم 
“Setelah itu Kami bangkitkan kamu.” Maksudnya, kemudian kami menghidupkan kalian kembali.

Namun sebagian mufassir menakwilkan ثُمَّ بَعَثْسَكُم 
"Setelah itu Kami bangkitkan kamu. "Maksudnya, kemudian kami bangkitkan kalian menjadi para nabi.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi.

Abu Ja'far berkata: Jadi, menurut As-Suddi bahwa penakwilannya adalah: lalu kalian disambar halilintar, kemudian Aku hidupkan kalian sesudah kematian kalian, dan kalian melihat proses penghidupan-Ku atas kalian, kemudian Kami bangkitkan kalian menjadi para nabi agar kalian bersyukur. As-Suddi menyangka bahwa ia adalah bentuk ta 'khir yang maknanya taqdim, dan taqdim yang maknanya ta 'khir.

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi.

Penakwilan ini menyalahi zhahir ayat dan menyalahi penakwilan para mufassir secara ijma'. Jika demikian penakwilan As-Suddi maka semestinya firman-Nya: لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 
“Supaya kamu bersyukur.” Maksudnya, agar kalian bersyukur bahwa Aku telah menjadikan kalian sebagai para nabi.

Adapun sebab bani Israil mengatakan kepada Musa: لَن نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً 

"Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang," adalah seperti diceritakan dalam riwayat berikut:

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak, dia berkata: Ketika Musa kembali kepada kaumnya dan melihat mereka telah menyembah anak lembu, lalu mengatakan kepada Harun dan Samiri seperti apa yang ia katakan, kemudian membakar anak lembu tersebut dan membuangnya ke laut; 
Musa memilih tujuh puluh orang dari mereka yang paling baik, dan berkata, "Pergilah kalian kepada Allah, bertaubatlah kepada-Nya atas apa yang kalian lakukan dan mohon ampunan bagi mereka yang kalian tinggalkan, bertaubatlah dan sucikanlah pakaian kalian." 

Lalu Musa membawa mereka pergi ke bukit Thursinai untuk memenuhi panggilan Tuhan, dan tidaklah Musa datang kepadanya kecuali dengan izin dari-Nya. Tiba-tiba tujuh puluh orang tersebut berkata kepada Musa, "Wahai Musa, mohonlah kepada Tuhanmu agar kami dapat mendengar firman Tuhan kami!" Maka Musa menjawab, "Akan aku penuhi permintaan kalian." 

Lalu ketika Musa sudah dekat dengan bukit Sinai tiba-tiba datang mendung yang menutupi seluruh gunung, lalu Musa mendekat ke bukit dan masuk ke dalam mendung, dan mengatakan kepada para pengikutnya, "Mendekatlah kalian." Jika Tuhannya Musa mengajaknya berbicara maka terdapat cahaya yang sangat kuat di dahi dimana tidak ada seorangpun yang dapat melihatnya, lalu ia dihalangi dengan hijab. 

Para pengikut Musa terus mendekat, hingga ketika masuk ke dalam mendung mereka sujud tersungkur, dan mereka pun dapat mendengar Allah mengajak Musa berbicara, menyuruh dan melarangnya, "Kerjakan ini dan jangan kerjakan itu." 

Ketika Musa telah selesai maka mendungpun hilang, dan Musa menghadap mereka, lalu mereka mengatakan :

لَن نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةُ   

"Kami tidak akan memberi kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang," maka datanglah halilintar menimpa mereka sehingga mereka semua mati. Lalu Musa memohon kepada Allah dengan penuh ketundukan dan mengatakan : 

رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُم مِّن قَبْلُ وَإِيَّنَى أَهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا 

Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara Kami?." (Qs. Al A'raaf [7]: 155). 

Mereka memang sungguh-sungguh bodoh, namun mereka adalah orang-orang pilihanku yang menjadi bahan referensiku, jika kini bukan seorangpun dari mereka yang hidup, lalu siapa yang akan mempercayaiku dan beriman setelah ini? Sungguh kami kembali kepada-Mu wahai Tuhan. 
Musa terus menerus berdoa memohon kepada Tuhannya, hingga akhirnya ruh mereka kembali bani Israil yang menyembah anak lembu. Namun Tuhan menjawab, "Tidak, kecuali mereka harus membunuh diri mereka sendiri." 

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan padaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, dia berkata: ketika bani Israil bertaubat dari menyembah anak lembu dan Allah menerima taubat mereka dengan cara membunuh diri seperti yang diperintahkan-Nya, Allah menyuruh Musa agar mendatangi-Nya bersama sejumlah orang dari bani Israil untuk memohonkan ampun kepadanya dari menyembah anak lembu, dan berjanji kepada mereka sebuah janji, maka Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya, kemudian pergi bersama mereka untuk memohon belas kasihan. 

Namun ketika sampai di tempat yang ditentukan mereka mengatakan : 

 لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً

"Kami tidak akan memberimu kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang," tampakkan kepada kami jika kamu telah mengajak-Nya bicara. Maka mereka ditimpa halilintar lalu semuanya mati. 

Lalu Musa bangkit dan menangis seraya menyeru kepada Allah, "Tuhanku, apa yang hendak aku katakan kepada bani Israil jika aku kembali ke mereka sedang Engkau telah  membinasakan mereka

 رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُم مِّن قَبْلُ وَإِيَّيَ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ  السُّفَهَاءُ مِنَّا

"Ya Tuhanku, kalau Engkau menghendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang masuk akal di antara kami." (Qs. Al A’raaf [7]: 155). 

Maka Allah mewahyukan kepada Musa bahwa tujuh puluh orang tersebut adalah yang menyembah anak lembu, yaitu ketika Musa berkata: 

وَاخْتَارَ مُوسَىٰ قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلًا لِمِيقَاتِنَا ۖ فَلَمَّا أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ ۖ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا ۖ إِنْ هِيَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ ۖ أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۖ وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ

وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ

Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya".

Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".

 (Qs. Al A’raaf [7]: 155-156). 

 Itulah makna firman Allah 

وَإِذْ قُلْتُمْ يَمُوسَىٰ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ 

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: 'Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang', karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya." (Qs. Al Baqarah [2]: 55).

Kemudian Allah menghidupkan mereka kembali. Maka bangkitlah mereka satu demi satu, masing-masing saling melihat kepada yang lainnya proses hidup kembali mereka, maka mereka berkata: wahai Musa, setiap engkau berdoa kepada Allah pasti mengabulkan, maka berdoalah kepada-Nya agar menjadikan kami para nabi! Lalu Musa berdoa kepada Allah, dan jadilah mereka sebagai para nabi, dan inilah makna firman-Nya: ثُمَّ بَعَثْتَكُم مِّنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Setelah itu Kami bangkitkan kamu setelah kamu mati, supaya kamu bersyukur." Namun disini terjadi taqdim (pengedepanan) dan ta`khir (pengakhiran).

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid mengatakan: Ketika Musa kembali dari Tuhannya dengan membawa Taurat yang tertulis dalam Al Alwah, lalu menyaksikan kaumnya menyembah anak lembu maka ia diperintahkan kepada mereka agar membunuh diri mereka sendiri, lalu mereka menuruti perintahnya sehingga Allah menerima taubat mereka, 
Musa berkata kepada mereka, "Sesungguhnya dalam Al Alwah ini terdapat Kitab Allah yang berisi perintah dan larangan-Nya." Maka mereka berkata, "Siapa yang percaya dengan perkataanmu? Tidak, demi Allah kami tidak percaya sebelum kami melihat Allah dengan nyata, dimana Allah menampakkan Dzat-Nya atas kami dan mengatakan: ini adalah Kitab-Ku ambillah ia! Kenapa Dia tidak berbicara kepada kami seperti Dia berbicara kepadamu wahai Musa?" Ia lalu membacakan firman Allah Ta'ala : لَن نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةٌ 
“Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang.
” Ia berkata: maka datanglah murka Allah, mereka ditimpa halilintar setelah taubat sehingga semuanya mati. Kemudian Allah menghidupkan mereka setelah mereka mati. لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 
“Setelah itu Kami bangkitkan kamu setelah kamu mati, supaya kamu bersyukur.
” Maka Musa berkata kepada mereka, “Ambillah Kitab Allah!” Namun mereka menjawab, “Tidak.” Ia berkata, “Apa yang telah menimpa kalian?” Mereka menjawab. , "Kami ditimpa kematian kemudian dihidupkan kembali." Ia berkata, "Ambillah Kitab Allah!" Mereka menjawab, "Tidak Maka." Allah mengirimkan malaikat, dan hendak menimpakan gunung di atas mereka. 

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, katanya: Ma'mar menceritakan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah:

فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. 
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur." 

Dia berkata: mereka terkena halilintar kemudian dibangkitkan Allah untuk menyempurnakan sisa umurnya.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya: Ishak menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Abi Ja'far menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah: فَأَخَذَتْكُمُ الصَّعِقَةُ 
"Karena itu kamu disambar halilintar,” dia berkata: mereka adalah tujuh puluh orang yang dipilih Musa dan pergi mengikutinya. Mereka mendengar suatu perkataan, lalu mengatakan : حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً لَن نُّؤْمِنَ لَكَ . 
"Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang. "Dia berkata: mereka mendengar sebuah suara lalu mati. Itulah makna firman Allah: ثُمَّ بَعَثْتَكُم مِّنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ 
"Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati," yaitu dibangkitkan sesudah mati, karena kematian mereka adalah sebuah hukuman, lalu mereka dibangkitkan kembali untuk menyempurnakan sisa umur mereka.

Inilah riwayat yang menyebutkan sebab mereka mengatakan kepada Musa: لَن نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةٌ 
“Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang. 

"Namun tidak kami temukan hadits shahih yang menguatkan riwayat-riwayat tersebut. 

Boleh jadi benar, bahwa yang disebutkan dalam riwayat-riwayat tersebut adalah sebagian dari yang mereka katakan. Akan tetapi menurut hemat kami tidak ada gunanya kita mengetahui apa sebab mereka mengatakan demikian. Karena tidak ada hadits shahih yang menguatkan riwayat- riwayat tersebut maka yang benar adalah mengatakan: bahwa Allah menginformasikan tentang kaumnya Nabi Musa bahwa mereka mengatakan kepadanya: لَن نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً 
“Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang," sesuai dengan informasi-Nya. 

Adapun sebab Allah menginformasikan hal ini kepada orang-orang Yahudi yang menjadi lawan bicara dalam ayat-ayat ini, adalah untuk mencela mereka atas kekufuran mereka kepada Rasulullah SAW setelah terbukti kebenarannya.

Comments