Tentang Penciptaan Khalifah ( Sang Penerus ) Albaqarah 30

 


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". ( Albaqarah 30)

Penakwilan firman Allah: وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ 

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman."

Abu Ja'far berkata: Sebagian ahli bahasa dari Bashrah mengira bahwa firman-Nya: وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ maknanya adalah وقال ربك  (Tuhanmu berkata) dan إذ adalah huruf tambahan yang maknanya dihilangkan.

Abu Ja'far berkata: Justeru maknanya adalah sebaliknya, karena huruf إِذْ berarti balasan dan mengindikasikan waktu yang tidak diketahui, karenanya ia tidak boleh dihapuskan.

Penakwilan firman Allah: إني جاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَة 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

Para mufassir berbeda pendapat tentang penakwilan kata: إني جَاعِلٌ

Sebagian mereka mengatakan bahwa maknanya: sesungguhnya Aku akan memperbuat, seperti dijelaskan riwayat berikut:

Dari Al Qasim bin Al Hasan menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein bin Daud menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan kepadaku dari Jarir bin Hazim dan Mubarak dari Al Hasan dan Abu Bakar Al Hudzali dari Al Hasan dan Qatadah, mereka berkata: Allah berfirman kepada para malaikat-Nya:

 إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَة 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. "

Maksudnya, Dia berfirman kepada mereka: sesungguhnya Aku akan memperbuat 

Sebagian yang lain mengatakan bahwa maksudnya: sesungguhnya Aku akan menciptakan, seperti riwayat berikut:

Dari Al Minjab bin Al Harits menceritakan kepadaku, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami dari Abu Rauq ia berkata: setiap kata جمل dalam Al Qur'an artinya adalah menciptakan.

Abu Ja'far berkata: Yang benar dalam penakwilan firman-Nya: إنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi "

Bahwa Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Penakwilan kami ini mendekati penakwilan Al Hasan dan Qatadah.

Ada pendapat yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan bumi dalam ayat tersebut adalah Makkah, seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Jarir menceritakan kepada kami dari Atha' dari Ibnu Sabith bahwa Rasululah SAW bersabda: "Bumi dihamparkan dari Makkah, dimana malaikat thawaf di Ka'bah, dan merupakan orang pertama yang thawaf padanya, itulah bumi yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya: إنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 

Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, dan seorang Nabi jika kaumnya binasa dan ia selamat bersama orang-orang yang shalih maka ia mendatangi (Ka'bah) bersama para pengikutnya, lalu menyembah Allah padanya sampai meninggal dunia, dan sesungguhnya kuburan Nuh, Huud, Shalih dan Syu'aibh adalah diantara Zamzam, Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim

Penakwilan firman Allah: خليفة 

"Seorang khalifah."

Kata خليفة adalah mengikuti bentuk kata فعيلة, yang berasal dari akar kata:

 خلف فلان فلال في هذا الأمر 

artinya ia meng-gantikan posisinya sesudahnya Seperti firman Allah  

ثُمَّ جَعَلْنَكُمْ خَليفَ فِي الأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنظُر كَيْفَ تَعْمَلُونَ 

"Kemudian Kami jadikan kalian sebagai pengganti- pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kalian berbuat." (Qs. Yuunus [10]: 14). 

Karenanya seorang penguasa yang agung disebut khalifah karena ia menggantikan kedudukan orang yang sebelumnya.

Adapun Ibnu Ishak ia berpendapat seperti berikut: 6

Dari Muhammad bin Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Fadhl menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishak tentang firman Allah : إنى جَاعِلٌ في الأرض خليفة 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi", ia berkata: seorang penghuni dan pemakmur yang akan menghuni bumi dan memakmurkannya dikemudian hari bukan dari jenis kalian.

Abu Ja'far berkata: Apa yang dikatakan oleh Ibnu Ishak berkenaan dengan makna khalifah ini adalah tidak tepat, karena meskipun benar bahwa Allah akan menjadikan khalifah di muka bumi, akan tetapi makna yang tepat adalah seperti yang kami jelaskan diatas, bahwa khalifah maknanya adalah pengganti.

Jika ada orang bertanya: lalu makhluk apa di bumi yang memakmurkannya sebelum manusia, sehingga manusia akan menggantikannya?

Jawabannya: para mufassir berbeda pendapat tentang hal ini, seperti berikut:

Dari Abu Karib menceritakan kepada kami, katanya: Utsman bin Sa'id menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah dari Abu Rauq dari Adh-Dhahak dari Ibnu Abbas ia berkata: makhluk pertama yang menghuni bumi adalah Jin, lalu mereka membuat kerusakan di dalamnya, saling menumpahkan darah dan saling bunuh membunuh. la berkata: lalu Allah mengutus Iblis kepada mereka bersama sejumlah pasukan dari Malaikat, lalu mereka dibunuh oleh Iblis dan bala tentaranya, hingga dikejar sampai dasar laut dan puncak gunung, kemudian Dia menciptakan Adam dan menempatkannya di muka bumi, dan itulah makna firman-Nya:

 إنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضَ خَلِيفَةً 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi", 

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya: Ishak bin Al Hajjaj menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abi Ja'far dari bapaknya dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah: menjadikan seorang khalifah di muka bumi", ia berkata: sesungguhnya Allah menciptakan Malaikat pada hari Rabu, menciptakan Jin pada hari Kamis, dan menciptakan Adam pada hari Jumat, lalu ada sekelompok kaum dari Jin yang ingkar, maka Malaikat pun turun kepada mereka di bumi dan memerangi mereka, sehingga tumpahlah darah dan terjadilah kerusakan di muka bumi.

Ada sebagian mufassir yang menakwilkan firman-Nya : إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خليفة 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi", yaitu saling menggantikan diantara mereka, dan mereka adalah anak cucu Adam yang menggantikan bapak mereka Adam, dan setiap masa menggantikan masa yang sebelumnya, dan ini adalah pendapat Hasan Bashri, ia sama seperti riwayat berikut:

Dari Muhammad bin Bisyr menceritakan kepadaku, katanya: Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Atha' bin Saib, dari Ibnu Sabith tentang firman Allah :

 إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ  

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," ia berkata: yang mereka maksud adalah anak cucu Adam.

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepadaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: Allah Ta'ala berfirman kepada Malaikat-Nya: sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang makhluk di muka bumi, dan menjadikan seorang khalifah padanya, dan pada waktu itu tidak ada makhluk Allah selain Malaikat, dan tidak ada seorang makhluk pun di muka bumi.

Pendapat ini bisa berarti sama dengan pendapat Hasan Al Bashri, dan bisa juga yang dimaksud Ibnu Zaid bahwa Allah menginformasikan kepada Malaikat bahwa Dia hendak menjadikan seorang khalifah-Nya di muka bumi yang mengatur para makhluk-Nya dengan ketetapan hukum-Nya, seperti riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi tentang berita yang disebutkannya, dari Malik, dari Abu Shalih. dari Ibnu Abbas, dari Murrah Al Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW: bahwa Allah berfirman kepada para Malaikat: إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَة 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi," 

mereka bertanya: wahai Tuhan kami, bagaimanakah keadaan khalifah itu? Allah menjawab: ia akan memiliki keturunan yang membuat kerusakan di muka bumi, saling dengki mendengki dan saling bunuh membunuh.

Maka, penakwilan ayat ini menurut riwayat Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud adalah: sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dari-Ku yang akan menggantikan-Ku untuk mengatur makhluk-Ku di muka bumi, dän khalifah yang dimaksud adalah Adam dan orang-orang yang menggantikan kedudukannya dalam ketaatan kepada Allah dan menegakkan keadilan diantara para makhluk-Nya.

Adapun kerusakan dan pertumpahan darah adalah bukan dari perbuatan para khalifah-Nya, Adam dan orang-orang yang menggantikan kedudukannya, karena ketika Allah menginformasikan hal ini kepada Malaikat, mereka bertanya: bagaimanakah keadaan khalifah itu? Tuhan menjawab: ia akan memiliki keturunan yang membuat kerusakan di muka bumi, saling dengki mendengki dan saling bunuh membunuh diantara mereka. Disini Allah menisbatkan kerusakan dan pertumpahan darah, kepada keturunan khalifah-Nya dan bukan kepada khalifah-Nya.

Penakwilan ini meskipun menyalahi penakwilan Hasan Bashri dari satu sisi, namun ia sejalan dengannya dari sisi yang lain. Adapun sisi kesamaannya, bahwa mereka menisbatkan kerusakan dan pertumpahan darah yang ada di muka bumi kepada selain khalifah. 

Sedang sisi ketidaksamaannya; bahwa Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud menisbatkan khalifah kepada Adam dalam arti menjadikannya sebagai pengganti Allah di muka bumi, sedang Hasan Bashri menisbatkan khalifah kepada anak cucunya dalam arti saling menggantikan di antara mereka, dimana setiap masa yang baru adalah menggantikan masa yang lalu, dan menisbatkan kerusakan serta penumpahan darah di muka bumi kepada khalifah

Orang-orang yang menakwilkan seperti yang diriwayatkan dari Hasan Bashri ini beralasan, bahwa perkataan malaikat:  أَتَجْعَلْ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء 

Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," 

Adalah informasi dari malaikat berkenaan dengan khalifah yang dimaksud Allah, bukan yang lain. Karena dialog yang terjadi antara Allah dengan malaikat adalah tentang khalifah tersebut. 

Mereka mengatakan jika hal itu demikian, dimana Allah telah membebaskan Adam dari perbuatan merusak dan menumpahkan darah, maka diketahuilah bahwa yang dimaksud Allah adalah keturunannya, dan khalifah yang membuat kerusakan dan saling menumpahkan darah di muka bumi adalah selain Adam, yaitu anak keturunannya, dan makna khilafah yang dimaksud adalah pergantian masa mereka dengan masa yang selanjutnya.

Abu Ja'far berkata: namun pendapat ini kurang cermat, karena para Malaikat ketika menjawab pernyataan Allah: 

إني جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفة 

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, " 

mereka tidak menisbatkan kerusakan dan pertumpahan darah kepada khalifah-Nya di muka bumi, akan tetapi mereka mengatakan:  أتجعل فيها مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ

Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," dan mungkin saja Allah telah memberitahukan kepada mereka bahwa khalifah tersebut akan memiliki keturunan yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah, sehingga mereka mengatakan: wahai Tuhan kami, adakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah? 
Seperti kata Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas juga orang yang berpendapat demikian.

Penakwilan firman-Nya : قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah."

Abu Ja'far berkata: Jika ada yang bertanya: bagaimana Malaikat dapat mengatakan hal ini ketika Allah menginformasikan bahwa Dia hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, padahal waktu itu sang khalifah belum diciptakan apalagi keturunannya? Apakah mereka mengetahui yang ghaib sehingga mengatakan demikian, ataukah sekedar prasangka? jika prasangka berarti ia mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya, dan ini menyalahi sifatnya, atau bagaimana yang sebenarnya?

Jawabannya: para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, dan kami akan menyebutkan pendapat-pendapat mereka lalu menjelaskan mana yang paling benar diantaranya.

Ibnu Abbas berpendapat seperti berikut:

Dari Abu Karib menceritakan kepada kami, katanya: Utsman bin Sa'id menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah, dari Abu Rauq, dari Adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Iblis adalah salah satu makhluk dari jenis Malaikat yang disebut Al Hin, mereka tercipta dari api samum dari antara para malaikat yang lain. Namanya adalah Al Harits, kepala penjaga surga. Seluruh malaikat diciptakan dari cahaya kecuali jenis ini. Adapun Jin ia diciptakan dari api marij (yang menyala) seperti disebutkan dalam Al Qur'an, yaitu lidah api yang paling ujung ketika melahap.

Sementara Manusia diciptakan dari tanah. Makhluk pertama yang tinggal di alam bumi adalah Jin, lalu mereka membuat kerusakan, saling menumpahkan darah dan saling bunuh membunuh. Lalu Allah mengirimkan Iblis bersama sejumlah pasukan dari Malaikat yang berjenis Al Hin tadi kepada mereka, lalu mereka pun dibantai oleh Iblis dan bala tentaranya sampai ke dasar laut dan puncak gunung.

Ketika Iblis berhasil mengemban tugasnya ia merasa sombong, dan mengatakan: "Aku telah berbuat sesuatu yang belum pernah diperbuat oleh siapapun." Lalu Allah mengetahui hal itu dalam diri-Nya, sedang para Malaikat yang bersamanya tidak mengetahuinya. 
Maka Allah berfirman kepada para Malaikat yang bersamanya: إنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. "
Maka spontan para Malaikat tersebut menjawab  أتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ   
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," seperti halnya Jin?, kami diutus kepada mereka untuk hal itu. Maka Allah menjawab:

 إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 
Maksudnya, Dia berfirman, sesungguhnya Aku mengetahui dalam hati Iblis apa yang tidak kalian ketahui dari kesombongan dan kecongkakan.

Kemudian Allah memerintahkan kepada debu yang menjadi bahan penciptaan Adam agar naik, lalu Allah menciptakan Adam dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan tanah liat yang kering ini adalah sesudah debu. Lalu Allah menciptakan Adam darinya dengan Tangan-Nya. Kemudian selama empat puluh malam jasadnya dibiarkan demikian, lalu Iblis mendatanginya dan memukulnya  dengan kakinya hingga ia bersuara. la berkata:  Inilah makna firman Allah: خَلَقَ الْإِنسَئِنَ مِن صَلْصَالٍ كَالْفَخَارِ 
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (Q Ar-Rahmaan [55]: 14), 
la berkata: ia seperti sesuatu yang ditiup

Kemudian Iblis masuk lewat mulutnya dan keluar dari dubumya, lalu masuk dari duburnya dan keluar dari mulutnya, kemudian mengatakan kepada jasad tersebut, "engkau tidak ada apa-aparnya! tidak ada gunanya engkau diciptakan! Jika aku dikuasakan atasmu maka aku akan menghancurkanmu, dan jika engkau dikuasakan atasku maka aku akan mencelakakanmu."

Ketika Allah meniupkan padanya dari ruh-Nya, datangnya tiupan dari arah kepala, maka tidak ada bagian tubuh yang dilalui ruh tersebut kecuali menjadi daging dan darah, dan ketika tiupan telah sampai kepada bagian pusarnya maka ia melihat kepada dirinya, dan merasa kagum dengan bentuknya, lalu berusaha untuk bangkit namun tidak kuasa, dan inilah makna firman Allah: وَكَانَ الإِنسَنُ عَجولاً
 "Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa " (Qs. Al Israa [17]: 11).

Manusia sifatnya keluh kesah, tidak sabar atas kemudahan dan kesusahan. la berkata: dan ketika peniupan ruh telah sempurna maka ia bersin, lalu mengatakan: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمين Maka Allah menjawabnya: يَرْحَمْكَ اللهُ يَا آدَمُ 
(semoga Allah merahmatimu wahai Adam)

Kemudian Allah berfirman kepada para Malaikat yang bersama Iblis saja dan bukan kepada seluruh Malaikat agar bersujudlah kalian kepada Adam! 
Maka merekapun bersujud semuanya kecuali Iblis, ia enggan dan sombong, karena merasa lebih hebat, lalu berkata: "Aku tidak akan bersujud kepadanya karena aku lebih baik darinya, lebih tua dan lebih kuat, Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan ia dari tanah liat, dan api lebih kuat dari tanah liat."

Ketika Iblis enggan bersujud maka Allah mengibliskannya (memutusasakannya) dari segala kebaikan, dan menjadikannya syetan yang terkutuk sebagai balasan atas kemaksiatannya. 
Kemudian Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama segala sesuatu, dan itulah nama- nama yang dikenal oleh manusia, yaitu: manusia, binatang, bumi, tanah datar, laut, gunung, keledai dan lain sebagainya, kemudiar Allah menunjukkan nama-nama ini kepada para malaikat yang bersama Iblis seraya berfirman:

 أنبتونى بِأَسْمَاء هَنولاً، إن كُنتُمْ صَدقون 
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!.
" Kalian tahu bahwa Aku tidak menjadikan khalifah di muka bumi. Ketika para malaikat mengetahui cercaan Allah atas mereka karena menyatakan sesuatu yang tidak diketahui selain Allah, maka mereka berkata: 
سُبْحَسَكَ لَا عِلْمٌ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا 
"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. 
"Yaitu mensucikan Allah dari anggapan bahwa ada yang mengetahui yang ghaib selain Allah. Maka Allah berfirman kepada Adam:

يَتَادَمُ أَنبقَهُم بِأَسْمَابِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُم بِأَسْمَابِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ

"Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepada kalian, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan."

Allah berfirman: Aku mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang tampak, maksudnya: mengetahui kesombongan yang dirahasiakan Iblis dalam dirinya

Abu Ja'far berkata: Riwayat Ibnu Abbas ini mengindikasikan bahwa firman Allah :
 وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خليفة 

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." 
Adalah ditujukan kepada malaikat tertentu dan bukan kepada seluruh malaikat, yaitu malaikat dari jenis Iblis yang ikut memerangi Jin bersamanya.

Firman Allah ini dinyatakan untuk menguji mereka guna menjelaskan, bahwa pengetahuan mereka adalah terbatas, dan disana ada makhluk yang lebih lemah dari mereka memiliki keutamaan yang tinggi, dan kemuliaan-Nya adalah tidak diperoleh dengan kekuatan fisik seperti dugaan Iblis laknatullah alaih, dan menjelaskan bahwa perkataan Malaikat:
 أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," adalah semata-mata prasangka yang tidak benar, lalu Allah mengingkari hal tersebut dan memerintahkan agar mereka bertaubat dan tidak mengulangi kesalahan serupa.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas pendapat yang lain seperti berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi tentang berita yang disebutkannya, dari Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Murrah Al Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW: setelah Allah selesai menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Dia lalu bersemayam di atas Arsy, lalu menjadikan Iblis sebagai pembesar Malaikat di langit dunia, dan ia sejenis Malaikat yang disebut Jin, dan disebut Jin karena mereka menjadi penjaga surga.

Iblis menjadi kepala penjaga surga, lalu ia merasa sombong dan mengatakan: "Tidaklah Allah menguasakan ini kepadaku kecuali karena keutamaan demikian seperti dikatakan oleh Musa bin Harun kepadaku, dan katanya: karena keutamaanku atas para Malaikat yang lain." Ketika ia merasa sombong, Allah SWT mengetahuinya, Allah mengetahuinya, maka Allah berfirman kepada para Malaikat: إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

Mereka menjawab: Wahai Tuhan, bagaimanakah keadaan khalifah tersebut? Dia menjawab: ia akan memiliki keturunan yang membuat kerusakan di muka bumi, saling mendengki dan saling membunuh, 

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ  بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ 

"Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak  menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?","

Allah menjawab: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 

"Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Yaitu mengetahui perihal Iblis, maka Allah mengutus Jibril ke bumi untuk mengambilkan tanah liat darinya, maka bumi berkata: "Aku berlindung kepada Allah darimu untuk mengurangiku atau menodaiku!" Maka Jibril kembali dan tidak membawa apa-apa, lalu mengatakan: "Wahai Tuhan, dia berlindung kepada-Mu maka aku pun memperlindungkannya," lalu Allah mengutus Mikail, dan ia pun berlindung darinya maka ia memperlindungkannya, lalu kembali dan mengatakan seperti yang dikatakan Jibril, maka Allah mengutus malaikat Izrail, dan ia pun berlindung darinya, maka ia berkata: dan aku juga berlindung kepada Allah untuk kembali dan tidak melaksanakan perintahnya, maka ia pun mengambil sebagian tanah dan mencampurnya, dan tidak mengambil dari satu tempat, dan mengambil dari debu yang merah, putih dan hitam, oleh karenanya warna kulit manusia berbeda-beda, lalu ia naik membawa tanah tersebut sehingga tanah tersebut basah dan menjadi tanah liat yang lengket,  inilah makna firman Allah :

 إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ 

"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Qs. Al Hijr [15]: 28).

Kemudian Allah berfirman kepada malaikat: 

إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِّن طِينٍ ، فَإِذَا سوَيْتُهُ، وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَنجِدِينَ 

Sesungguhnya Aku  akan menciptakan manusia dari tanah." Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh(ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya." (Qs. Shaad [38]:71-72).

Lalu Allah menciptakannya dengan kedua Tangan-Nya agar Iblis tidak sombong kepadanya, dan mengatakan kepadanya: "Kamu sombong atasmbong, Allah mengetahuinya, maka Allah berfirman kepada para Malaikat:
 إلى جاعل في الأرْضِ خَلِيفَةً 
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

Mereka menjawab: Wahai Tuhan, bagaimanakah keadaan khalifah tersebut? Dia menjawab: ia akan memiliki keturunan yang membuat kerusakan di muka bumi, saling mendengki dan saling membunuh, 

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسبح  بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ 

"Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?""

Allah menjawab: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Yaitu mengetahui perihal Iblis, 

Maka Allah mengutus Jibril ke bumi untuk mengambilkan tanah liat darinya, maka bumi berkata: "Aku berlindung kepada Allah darimu untuk mengurangiku atau menodaiku!" Maka Jibril kembali dan tidak membawa apa-apa, lalu mengatakan: "Wahai Tuhan, dia berlindung kepada-Mu maka aku pun memperlindungkannya," 
lalu Allah mengutus Mikail, dan ia pun berlindung darinya maka ia memperlindungkannya, lalu kembali dan mengatakan seperti yang dikatakan Jibril, 
maka Allah mengutus malaikat Izrail, dan ia pun berlindung darinya, maka ia berkata: dan aku juga berlindung kepada Allah untuk kembali dan tidak melaksanakan perintahnya, maka ia pun mengambil sebagian tanah dan mencampurnya, dan tidak mengambil dari satu tempat, dan mengambil dari debu yang merah, putih dan hitam, oleh karenanya warna kulit manusia berbeda-beda, lalu ia naik membawa tanah tersebut sehingga tanah tersebut basah dan menjadi tanah liat yang lengket,  inilah makna firman Allah : 
 إِني خَالِقٌ بَشَرًا مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ  
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Qs. Al Hijr [15]: 28).

Kemudian Allah berfirman kepada malaikat: 
إِنِّي خَلِقٌ بَشَرًا مِّن طِينٍ، فَإِذَا  سَوَيْتُهُ، وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ 
Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh(ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya." (Qs. Shaad [38]:71-72).

Lalu Allah menciptakannya dengan kedua Tangan-Nya agar Iblis tidak sombong kepadanya, dan mengatakan kepadanya: "Kamu sombong atas apa yang Aku ciptakan dengan Tangan-Ku, padahal Aku tidak sombong atasnya?"

Kemudian Allah menciptakannya sebagai manusia, dan selama empat puluh malam ia berupa jasad dari tanah liat dari hitungan hari Jumat, lalu para Malaikat melewatinya dan terkejut ketika melihatnya, dan yang paling terkejut adalah Iblis, ia lewat lalu memukulnya, maka bersuaralah jasad tersebut seperti suara tembikar, dan inilah makna firman Allah: خَلَقَ الْإِنسَئِنَ مِن صَلْصَلٍ كَالْفَخَارِ 

"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (Qs. Ar-Rahmaan (55):14), dan Iblis berkata: "Apa gunanya kau diciptakan!" 
la lalu masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, seraya mengatakan kepada para Malaikat yang lain: "Jangan takut dengan jasad ini, sesungguhnya Tuhan kalian adalah tempat bergantung sedangkan ini berlubang (kosong), jika aku dikuasakan atasnya maka aku akan menghancurkannya!"

Ketika telah tiba saat yang ditentukan oleh Allah untuk meniupkan ruh- Nya padanya, Dia berfirman kepada Malaikat: "Jika Aku meniupkan dari ruh-Ku kepadanya maka sujudlah kalian kepadanya!" 
Ketika Dia meniupkan ruh-Nya kepadanya, dan masuklah ruh kedalam kepalanya maka ia bersin, dan berkatalah Malaikat kepadanya: "Katakan, alhamdulillah!" Maka ia mengatakan alhamdulillah. Allah menjawab: "Semoga Tuhanmu merahmatimu!"

Ketika ruh masuk ke matanya, maka ia melihat buah-buahan surga, dan ketika masuk kedalam tubuhnya ia ingin memakannya, maka ia melompat dengan tergesa-gesa sebelum ruh sampai kepada kakinya, dan inilah makna firman Allah: خُلِقَ الْإِنسَنُ مِنْ عَجَلٍ 
"Manusia diciptakan (bertabiat) tergesa-gesa." (Qs. Al Anbiyaa [21]: 37). 
Maka bersujudlah seluruh Malaikat kepadanya kecuali Iblis, ia enggan sujud dan berlaku sombong dan termasuk orang-orang yang kafir, Allah berfirman kepadanya:

يَابْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِبَدَى أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنَةٌ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang- orang yang (lebih) tinggi?." Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah." (Qs. Shaad [38]: 75-76). 
Maka Allah berfirman kepadanya  :  فَأَهْبِطُ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أن تتكبر فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّغِرِينَ 

"Allah berfirman: Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina" (Qs. Al A'raaf [7]: 13).

la berkata: Lalu Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda), kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat, seraya berfirman: 
أنْبِعُونِى بِأَسْمَاءِ هَتَؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَدِقِينَ 

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!."

Bahwa anak cucu Adam akan membuat kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan darah, maka mereka menjawab:
 سُبْحَسَنَكَ لا علم لَنَا إِلَّا مَا عَلْمُتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ 

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Allah berfirman:

قَالَ يَتَادَمُ أَنبتهُم بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُم بِأَسْمَابِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِلَى أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ

"Allah berfirman: 'Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama- nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?""

la berkata: perkataan Malaikat: أَنجَعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
 "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, "
maksudnya: inilah yang tampak atas kami, sedangkan firman- Nya: 
وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ 
"Dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?," maksudnya: Aku mengetahui kesombongan yang disembunyikan oleh Iblis dalam dirinya

Abu Ja'far berkata: Bagian awal dari riwayat ini maknanya bertentangan dengan perkataan Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Adh- Dhahak sebelumnya, sedang bagian terakhir ia sejalan maknanya. 
Dimana pada bagian awal ia mengatakan, bahwa Malaikat bertanya kepada Tuhannya: bagaimanakah keadaan khalifah tersebut? ketika Tuhan berfirman kepada mereka : إنى جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. "Lalu Tuhan menjawab, bahwa ia akan memiliki keturunan yang membuat kerusakan di muka bumi, saling menumpahkan darah, saling dengki mendengki dan saling membunuh. Maka ketika itu Malaikat berkata : أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menurmpahkan darah". Jadi, perkataan Malaikat kepada Tuhan setelah mendengar informasi-Nya ini mengindikasikan bahwa hal itu terjadi atas para keturunan khalifah, dan inilah makna yang bertentangan dengan riwayat Adh-Dhahak sebelumnya.

Adapun kesamaan pada bagian akhirnya, yaitu penakwilan firman-Nya: 
أنْبِعُونى بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ 
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!,
" bahwa bani Adam membuat kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan darah, dan yang dikatakan Malaikat ketika Tuhan menyatakan hal ini kepada mereka, adalah untuk menafikan pengetahuan  mereka tentang berita ghaib :

 سُبْحَنَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنا إِنَّكَ أَنتَالْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Penjelasan ini jika dicermati akan ditemukan bahwa antara bagian awalnya dengan bagian akhirnya terdapat pertentangan, dimana Allah menginformasikan kepada Malaikat bahwa keturunan khalifah akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, maka Malaikat berkata kepada Tuhannya : 
أتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء  

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah". 
Jadi, tidak ada alasan pencelaan atas Malaikat karena memberitahukan apa yang diberitahukan Allah kepada mereka, sehingga bisa dikatakan kepada mereka tentang ilmu yang tidak diketahuinya;
 jika kalian benar atas apa yang kalian ketahui dari berita Allah kepada kalian, coba beritahukan kepada kami tentang apa yang tidak diberitahukan oleh Allah kepada kalian seperti kalian memberitahukan apa yang diberitahukan Allah kepada kalian.

Penakwilan ini adalah tidak benar, dan menuduh Allah dengan suatu sifat yang tidak layak bagi-Nya. Aku khawatir para perawi yang meriwayatkan hadits ini dari sahabat salah paham lalu menakwilkan demikian: coba beritahukan kepada-Ku nama-nama benda itu jika kalian benar atas apa yang kalian kira dari pemberitahuan-ku kepada kalian bahwa keturunan Adam akan membuat kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan : darah sehingga kalian berani mengatakan أتجعل فيها من يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ  الدماء 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," 
sehingga celaan-Nya ketika itu adalah berdasarkan prasangka mereka bahwa mereka mengetahui dari informasi Allah bahwa keturunan Adam akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, bukan atas dasar pemberitaan mereka dengan apa yang diberitahukan Allah bahwa ia terjadi.

Karena meskipun Allah memberitahukan kepada mereka sebagian dari perbuatan buruk keturunan Adam, tapi mereka tidak mengetahui bahwa diantara keturunannya banyak yang menjadi orang-orang shalih, dan Allah tidak memberitahukan kepada mereka, sehingga Malaikat " أتجعل فيها مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدماء 
Mengapa Engkau  mengatakan hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," karena mengira menurut penakwilan dua riwayat ini bahwa seluruh keturunan Adam akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, lalu Allah berfirman kepada mereka setelah mengajarkan nama-nama benda kepada Adam dalam bentuk pengingkaran : أَنْبِعُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِن كُنتُمْ صندقين 
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!." Bahwa menurut kalian seluruh keturunan Adam akan membuat kerusakan di muka bumi. demikianlah penak wilan riwayat ini, namun ia bukan pendapat pilihan kami.

Diantara bukti yang menunjukkan bahwa pemberitahuan Malaikat tentang kerusakan yang dilakukan oleh keturunan Adam adalah secara umum, riwayat berikut:

Dari  Ahmad bin Ishak Al Ahwazi menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada kami dari Atha bin Saib, dari Abdurrahman bin : Sabith tentang firman Allah  
أتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدماء 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," ia berkata: yang mereka maksud adalah manusia
Ada yang berpendapat seperti berikut:

Dari Bisyr bin Mu'adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, dari Sa'id, dari Qatadah tentang Dan : firman Allah 
 وَإِذْ قَالَ رَبُّك لِلْمَلَائِكَةِ إِلى جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَة  
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'," bahwa Allah meminta pendapat para Malaikat tentang rencana penciptaan Adam, maka mereka menjawab : أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," Malaikat telah tahu dengan ilham dari Allah bahwa Allah sangat membenci perbuatan merusak dan penumpahan darah :di muka bumi  وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' 

Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'," Allah telah mengetahui bahwa kelak dari khalifah tersebut akan lahir para Nabi dan Rasul, orang-orang shalih dan penduduk surga

Ia menyebutkan kepada kami bahwa Ibnu Abbas berkata: ketika Allah hendak menciptakan Adam para Malaikat mengatakan: "Tidaklah Allah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kita!" 
Maka diujilah mereka dengan penciptaan Adam, dan setiap makhluk pasti akan diuji, seperti halnya langit dan bumi yang diuji dengan ketaatan seraya berfirman : أَنْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَنَا أَتَيْنَا طَابِعِينَ 
"Datanglah kalian berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.
" Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati." (Qs. Fushshilat [41]: 11).

Riwayat Qatadah ini mengindikasikan, bahwa menurutnya para Malaikat ragu dan tidak yakin ketika mengatakan: أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
\"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, "bahwa prediksinya ini benar-benar akan terjadi.

Allah mengingkari prediksinya tersebut dengan menyatakan: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," Bahwa kelak khalifah tersebut akan melahirkan para Nabi dan Rasul dan orang-orang shalih serta penghuni surga.

Diriwayatkan penawilan yang lain dari Qatadah, seperti berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah tentang firman Allah: أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," ia berkata: Allah telah memberitahukan kepada mereka bahwa di bumi terdapat makhluk yang suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah, dan inilah penakwilan firman- Nya:  
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
Mengapa Engkau ingin khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, "154

Pendapat Qatadah ini diikuti oleh sejumlah mufassir, di antaranya Hasan Bashri.

Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku, dari Jarir bin Hazim dan Mubarak, dari Al Hasan dan Abu Bakar, dari Al Hasan dan Qatadah keduanya berkata: Allah berfirman Malaikat-Nya : إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 
" Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Maksudnya, sebenarnya Aku ingin memperbuatnya. 
Maka mereka menyampaikan pendapat mereka, dan Allah telah mengajarkan suatu pengetahuan kepada mereka dan menyembunyikan suatu ilmu yang tidak mereka ketahui. 
Lalu mereka mengatakan sesuai dengan ilmu yang mereka ketahui : أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
“Mengapa Engkau ingin menjadikan (khalifah( di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," Malaikat telah mengetahui dari ilmu Allah bahwa dosa yang paling besar bagi Allah adalah menumpahkan darah- وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
 Padahal kami dengan memuji dan mensucikan Engkau?' 
Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'." 
Ketika Dia ingin menciptakan Adam, para Malaikat saling berbisik dan mengatakan: "Biarkan Tuhan kita menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, 
Dia tidak akan menciptakan makhluk yang lebih tahu dari kita dan lebih mulia." Ketika Dia menciptakannya dan meniupkan ruh-Nya kepadanya, Dia memerintahkan kepada mereka agar bersujud karena ulah perkataan mereka.

Lalu Allah melebihkannya atas mereka, dan tahulah mereka bahwa mereka tidak lebih baik darinya, maka mereka berkata: jika kita tidak lebih baik darinya maka kita lebih tahu darinya, karena kita telah diciptakan sebelumnya, dan seluruh umat diciptakan sebelumnya. Ketika mereka kagum dengan ilmunya sendiri maka Allah menguji mereka, yaitu:

وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِن كُنتُم

صادِقِين

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengungkapkannya kepada para Malaikat lalu berfirman: 'Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!'.”

Jika benar persangkaan kalian bahwa Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih tahu dari kalian, coba terangkan nama-nama benda itu kepada- Ku! Maka mereka semua langsung bertaubat seraya mengatakan:

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ قَالَ يَتَقَادَمُ أنيقهم بِأَسْمَابِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُم بِأَسْمَابِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ )

Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: 'Hai Adam, sampaikanlah kepada mereka nama-nama benda ini'. 

Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: bukankah  sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?'." Disebabkan karena kata mereka: izinkan Tuhan kita menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Dia tidak akan menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih pintar dari kita

Tuhan mengajarkan kepada Adam nama segala benda, ini gunung, ini anak kuda, ini unta, ini Jin dan ini binatang buas, sehingga Adam pun mengetahui seluruh nama benda. Maka Allah berfirman:

 أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إني أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ 
Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?'.
" Adapun yang mereka tampakkan adalah perkataan mereka: adakah Engkau hendak menjadikan seorang khalifah yang membuat kerusakan dan saling menumpahkan darah di muka bumi? sedang perkataan yang mereka sembunyikan adalah: kita lebih baik darinya dan lebih tahu.

Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya: Ishak bin Al Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Ja'far, dari bapaknya, dari Rabi' bin Anas tentang firman Allah:
 إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Ia berkata: sesungguhnya Allah menciptakan Malaikat pada hari Rabu, menciptakan Jin pada hari Kamis, menciptakan Adam pada hari Jumat. 
Lalu ada sekelompok kaum dari Jin yang kufur, maka turunlah Malaikat memerangi mereka, sehingga terjadilah pertumpahan darah dan kerusakan di muka bumi. Dari sinilah mereka berkata : 
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. 

Dari Muhammad bin Jarir menceritakan kepada kami, katanya: Ammar bin Al Hasan menceritakan kepada saya, katanya: Abdullah bin Abi Ja'far menceritakan kepada kami dari bapaknya, dari Rabi' dengan kisah yang sama sepertinya.

Adapun Ibnu Zaid ia menjelaskan sebagai berikut:

Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab beritahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: ketika Allah menciptakan api maka para Malaikat merasa sangat panik dan takut, lalu berkata, "Wahai Tuhan, kenapa api ini diciptakan, dan Untuk apa ia Engkau ciptakan?" 
Tuhan menjawab, "Untuk hamba-Ku  yang bermaksiat kepada-Ku." Ketika itu Allah tidak memiliki makhluk selain Malaikat dan bumi, dan tidak ada satupun makhluk yang menghuninya, dimana Adam diciptakan sesudah itu. Ia lalu membaca firman   Allah

هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَذْكُورًا

bukan kah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika  itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut." (Qs. Al Insaan [76]: 1). 
Umar bin Khaththab berkata, “Wahai Rasulullah, aduhai satu waktu itu." Malaikat berkata, "Wahai Tuhan, adakah akan datang suatu masa dimana kami bermaksiat kepada-Mu?! Karena mereka tidak melihat suatu makhluk selain mereka." Dia berfirman, "Tidak, sesungguhnya Aku akan menciptakan satumakhluk di muka bumi dan Aku jadikan padanya makhluk yang menumpahkan darah dan membuat kerusakan di muka bumi." Maka para Malaikat berkata : أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ

“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," sedang Engkau telah memilih kami? Jadikanlah kami miliknya niscaya kami akan bertasbih dengan memuji-Mu, mensucikan-Mu dan melakukan ketaatan kepada-Mu! 
Malaikat merasa enggan bahwa Allah memiliki makhluk di muka bumi yang bermaksiat kepada-Nya. Maka Tuhan menjawab, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui, wahai Adam memberitahukan kepada mereka nama-nama benda itu." Maka ia pun mengatakan fulan dan fulan.

Ketika mereka melihat banyaknya ilmu yang diberikan Allah kepadanya, maka mereka pun mengakui keutamaannya atas mereka, tapi Iblis tetap enggan mengakuinya, dan mengatakan: 

أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّغِرِينَ 


“Saya lebih baik darinya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Allah berfirman: 'Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk or-ang-orang yang hina'." (Qs. Al A'raaf [7]: 12-13).

Sedangan Ibnu Ishak berpendapat seperti berikut:

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Fadhl menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishak ia berkata: ketika Allah hendak menciptakan Adam dengan kekuatan-Nya untuk mengujinya dan menjadikannya sebagai ujian, karena pengetahuan-Nya tentang apa yang ada pada Malaikat- Nya dan seluruhmakhluk-Nya dan ia merupakan ujian pertama bagi Malaikat- maka Dia mengumpulkan seluruh penduduk langit dan bumi, kemudian berfirman: إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً 
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Ia berkata: yaitu pemakmur atau penghuni yang akan memakmurkannya sebagai pengganti (khalifah) selain kalian. 

Kemudian Dia memberitahukan kepada mereka dengan ilmu-Nya pada mereka seraya berfirman: mereka akan membuat kerusakan di muka bumi, menumpahkan darah dan melakukan kemaksiatan, maka dengan serempak mereka mengatakan: adakah Engkau hendak menjadikan seorang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, sedang kami bertasbih dengan memuji-Mu, menyucikan-Mu, tidak bermaksiat kepada-Mu dan tidak melakukan 
sesuatu yang mengundang kebencian-Mu? Tuhan menjawab:  إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
" Sejujurnya Aku mengetahui apa yang tidak  kamu tahu." Ia berkata: maksudnya, Aku mengetahui yang zhahir  dan yang bathin dari kalian dan dari kalian, dan Dia tidak menampakkan atas kemaksiatan mereka, penumpahan darah dan melakukan apa yang dibenci Allah yang terjadi di muka bumi seperti yang mereka sebut atas bani Adam.

Allah berfirman kepada Muhammad SAW:

مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الْأَعْلَىٰ إِذْ يَخْتَصِمُونَ

إِنْ يُوحَىٰ إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

“Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala'ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan berbohong, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: 'jujur Aku akan menciptakan menusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya." (Qs. Shaad [38] : 69 - 72).

Dalam ayat ini Allah menyebutkan kepada Nabi-Nya tentang keinginan- Nya untuk menciptakan Adam, dan rasa keberatan Malaikat atas rencana Tuhan tersebut. Ketika Allah bertekad untuk menciptakan Adam Dia berfirman kepada Malaikat :

 إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ 

"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Qs. Al Hijr [15]: 28) 

dengan kedua Tangan-Ku sebagai penghormatan bagi-Nya: maka para Malaikat pun memegang janji-Nya, memahami
firman-Nya dan memberikan ketaatan sepenuhnya kepada-Nya, kecuali Iblis si musuh Allah, ia diam karena menyimpan rasa dengki dan takabur dalam dirinya. Allah menciptakan Adam dari tanah liat kering yang lengket yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dengan kedua Tangan- Nya sebagai penghormatan kepadanya dan kemuliaan atas seluruh makhluk-Nya.

Ibnu Ishak berkata: lalu wallahu a'lam bahwa Allah menciptakan Adam kemudian menempatkannya; Dia menghabiskannya selama empat puluh malam sebelum Dia meniupkan ruhnya sehingga menjadi tanah liat kering seperti tembikar, dan dia tidak menyentuh api. Katanya -wallahu a'lam bahwa ketika ruh sampai ke kepalanya ia bersin, lalu berkata: "Alhamdulillah," maka Tuhan menjawab, "Semoga Tuhanmu merahmatimu." Lalu tersungkurlah seluruh Malaikat bersujud kepadanya sebagai ketaatan kepada Tuhan mereka, dan bangkitlah Iblis dari antara mereka, tidak mau bersujud karena merasa iri dan dengki, maka Allah berfirman kepadanya:

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". ( Shaad 75)

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". ( Shaad  76)

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk  ( Shaad  77)

وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ

Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". ( Shaad  78)

قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". ( Shaad 79 )

قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, ( Shaad 80)

إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)". (Shaad 81)

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, ( Shaad 82)

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. ( Shaad 83)

قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ
Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan". ( Shaad 84)

لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ
Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. ( Shaad 85)

Ia berkata: setelah Allah selesai mencela Iblis, sementara Iblis tetap membangkang dan enggan meninggalkan kemaksiatan, maka ia pun dilaknat dan diusir dari surga

Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan kepadaku dari Ibnu Juraij, ia berkata: sesungguhnya mereka hanyalah mengatakan apa yang diberitahukan kepada mereka bahwa ia akan terjadi dari penciptaan Adam, maka mereka berkata : أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. 
Sebagian mufassir berpendapat: bahwa keberanian Malaikat untuk mengatakan : أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ  

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah." Adalah karena Allah mengizinkan kepada mereka untuk bertanya dalam hal itu sesudah Allah menginformasikan kepada mereka bahwa hal itu akan terjadi dari bani Adam, maka bertanyalah Malaikat kepada-Nya dengan nada heran: bagaimana mereka berani bermaksiat kepada-Mu wahai Tuhan sedang Engkau-lah yang menciptakan mereka? maka Tuhan menjawab: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 
Maksudnya, bahwa hal itu terjadi dari mereka meskipun kalian tidak mengetahuinya, dan diantara mereka ada yang kalian lihat taat kepada-Ku. Mereka mengetahui hal itu secara terbatas tidak seperti pengetahuan Allah Yang Maha Luas.

Sebagian ahli bahasa Arab berpendapat bahwa perkataan Malaikat:   أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," bukan bermaksud mengingkari tapi bertanya untuk lebih mengetahui, lalu mereka memberitahukan tentang diri mereka yang selalu bertasbih. 
Mereka berkata demikian karena enggan melihat Allah dimaksiati, dimana Jin telah bermaksiat kepada Allah sebelum itu. Sebagian yang lain berpendapat: perkataan Malaikat tersebut adalah bertujuan untuk mengetahui apa yang belum mereka ketahui, seakan- akan mereka berkata: wahai Tuhan, tolong beritahukan kepada kami

Dari Abu Ja'far berkata: Penakwilan yang paling tepat dalam hal ini adalah penakwilan orang yang mengatakan, bahwa perkataan Malaikat:  أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," adalah pertanyaan karena tidak tahu dan ingin tahu, seakan-akan mereka berkata, 
"Tolong beritahukan kepada kami wahai Tuhan kami, adakah Engkau hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi yang bersifat demikian, dan Engkau enggan menjadikan khalifah dari kami padahal kami adalah bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?" 
Hal ini bukan pengingkaran dari mereka atas apa yang diinformasikan oleh Tuhan kepada mereka bahwa Dia akan menjadikan seorang khalifah, meskipun mereka segan ketika diinformasikan bahwa Allah memiliki makhluk yang bermaksiat kepada-Nya.

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa Allah mengizinkan kepada mereka untuk bertanya atas hal itu, lalu mereka bertanya kepada-Nya dengan nada heran, adalah penakwilan yang tidak ada dasarnya, dan tidak dibenarkan bagi seorang pun untuk menak wilkan ayat tanpa dalil yang kuat.

Adapun penakwilan Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud yang diriwayatkan oleh As-Suddi dan disepakati oleh Qatadah tentang pertanyaan Malaikat seputar kerusakan di muka bumi dan penumpahan darah adalah tidak mustahil kebenarannya. Dimana Allah menginformasikan kepada mereka bahwa Dia akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi yang memiliki keturunan yang akan melakukan demikian dan demikian, lalu Malaikat berkata: 

أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," dengan nada bertanya seperti yang kami sebutkan.

Abu Ja'far berkata: Jika ada yang berkata: apa alasan pertanyaan mereka, sementara Anda mengatakan bahwa mereka telah memberitahukan yang terjadi?

Jawabannya: alasan pertanyaan mereka ketika itu adalah tentang kondisi mereka ketika hal itu terjadi, apakah itu dari mereka dan permohonan kepada Tuhan mereka agar menjadikan mereka sebagai khalifah di muka bumi yang tidak bermaksiat kepada-Nya.

Bagus juga apa yang diriwayatkan oleh Adh-Dhahak dari Ibnu Abbas dan diikuti oleh Rabi' bin Anas bahwa Malaikat mengatakan hal itu karena mereka mengetahui tentang penduduk bumi sebelum Adam yaitu Jin, maka mereka berkata: adakah Engkau akan menjadikan padanya seperti mereka yang melakukan perbuatan yang sama seperti mereka? dengan nada ingin tahu, bukan menekankan bahwa ia sama terjadi, sehingga perkataan mereka ini menjadi informasi bahwa mereka tidak mengetahui hal yang ghaib.

Benar juga apa yang dikatakan oleh Ibnu Zaid, bahwa perkataan Malaikat tersebut adalah suatu bentuk keheranan kalau Allah memiliki makhluk yang bermaksiat kepada Khalik-Nya.

Adapun alasan kami mengabaikan pendapat Ibnu Abbas yang diriwayatan oleh Adh-Dhahak dan disepakati oleh Rabi' bin Anas dan juga pendapat Ibnu Zaid dalam penakwilan ayat ini, adalah karena kami tidak memiliki dalil yang pasti kebenarannya, sementara kejadian yang telah berlalu tidaklah diketahui kebenarannya kecuali dengan dalil yang pasti kebenarannya.

Jadi, jika demikian maka penakwilan yang tepat adalah menurut zhahir ayat.

Jika ada yang berkata: jika penakwilan yang tepat menurut Anda adalah Allah memberitahukan kepada para Malaikat bahwa keturunan khalifah- Nya di muka bumi akan melakukan kerusakan dan menumpahkan darah : sehingga Malaikat mengatakan :
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ  

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah." Lalu mana penyebutan pemberitahuan Allah kepada mereka tentang hal itu dalam Kitab-Nya?

Jawabannya: cukup dengan indikasi ungkapan zhahirnya,  Demikian juga dalam firman - Nya :

أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, "ketika terdapat indikasi padanya atas apa yang tidak disebutkan sesudah firman-Nya: 
إنى جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَة 
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, "berupa berita tentang kerusakan yang dilakukan oleh keturunan Adam di muka bumi, maka cukuplah dengan indikasinya dan tidak perlu disebutkan

Penakwilan firman Allah : ونحن نُسَبْحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ 

"Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?."

Abu Ja'far berkata: Penakwilannya, kami mengagungkan-Mu dengan memuji-Mu dan bersyukur kepada-Mu, seperti firman Allah : قسبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
 "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu." (Qs. An-Nashr [110]: 3) dan firman-Nya: وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَهِمْ 

"Dan malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhan mereka." (Qs. Asy-Syuuraa [42]: 5). 

Menurut orang Arab setiap dzikir kepada Allah adalah tasbih dan shalat. Ada yang mengatakan, bahwa tasbih adalah shalatnya para malaikat.

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Ya'qub Al Qummi menceritakan kepada kami, dari Ja'far bin Abi Mughirah, dari Sa'id bin Jubair, ia berkata: adalah Rasulullah SAW sedang melakukan shalat, lalu ada seorang muslim yang lewat di depan orang munafik, maka ia berkata kepadanya, "Apakah pantas engkau duduk-duduk sementara Rasulullah SAW sedang shalat!" la (si Munafik) menjawab, "Kerjakan saja pekerjaanmu jika engkau mempunyai pekerjaan!" Maka ia berkata, "Aku yakin pasti orang yang lewat akan mengecammu." Lalu lewatlah Umar bin Khaththab di depannya, dan ia pun berkata, "Wahai fulan, apakah pantas engkau duduk-duduk sementara Rasulullah SAW sedang shalat!". la menjawab seperti yang di atas, lalu mengatakan. "Ini adalah pekerjaanku." Maka Umar menghampirinya dan memukulnya sampai selesai.

Kemudian ia masuk masjid lalu shalat bersama Rasulullah SAW, dan ketika Rasulullah SAW selesai menunaikan shalat maka Umar menghadap beliau dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, tadi aku lewat di depan fulan ketika engkau sedang shalat, maka aku katakan kepadanya, apakah pantas engkau duduk-duduk sementara Rasulullah SAW sedang shalat!" la menjawab, 'kerjakan saja pekerjaanmu jika engkau mempunyai pekerjaan! Maka Rasulullah SAW bersabda, "Alangkah baiknya jika engkau pukul tengkuknya."

Maka bangkitlah Umar dengan cepat, namun Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Umar, kembalilah karena kemarahanmu adalah mulia dan keridhaanmu adalah hukum, sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang shalat di langit yang tujuh, cukuplah ia bagi-Nya dari shalatnya si-fulan.” 
Maka Umar bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalat mereka?” Rasulullah SAW tidak menjawab sedikitpun, hingga datanglah Jibril dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Umar bertanya kepadamu tentang shalatnya penduduk langit?” Beliau menjawab, "iya." 
Maka Jibril berkata, “Sampaikan salam kepada Umar, dan katakan padanya bahwa penduduk langit dunia bersujud sampai hari kiamat seraya mengucapkan : 
سُبْحَانَ ذى الْمَلَكَ وَالْمَلَكُوْت 
(Maha Suci Tuhan Pemilik kerajaan dan malakut), dan penduduk langit kedua ruku' sampai hari berhenti seraya mengucapkan: 
سُبْحَانَ ذِي الْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوْت 
(Maha Suci Tuhan Pemilik dan keperkasaan), dan penduduk ketiga langit berdiri sampai hari puncak seraya berdoa: سُبْحَانَ الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوْتُ 
(Maha Suci Tuhan Yang Maha Hidup dan tiada binasa)

Abu Ja'far berkata:

Dari Yaqub bin Ibrahim menceritakan kepadaku, Sahal bin Musa Ar-Razi juga menceritakan kepadaku, kata mereka: Ibnu Aliyah menceritakan kepada kami, katanya: Al Jariri memberitahukan kepada kami dari Abu Abdillah Al Jusari¹66 dari Abdullah bin Shamit¹67 dari Abu Dzarr, bahwa Rasulullah SAW menjenguknya atau Abu Dzarr yang menjenguk Rasulullah lalu ia berkata: wahai Rasulullah, bapakku menjadi tebusan bagimu, ucapan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: "Yaitu apa yang dipilihkan oleh Allah bagi para Malaikat-Nya; 
سُبْحَانَ رَبِّي وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ رَبِّي وَبِحَمْدِهِ 
(Maha Suci Tuhan-ku dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Tuhan-ku dan dengan memuji-Nya) 

Masih banyak lagi riwayat yang lain tentang hal ini namun kami enggan menyebutkannnya karena khawatir menambah panjang buku ini. Menurut orang Arab asal kata tasbih kepada Allah adalah mensucikannya dari segala sifat yang tidak sesuai dengan Dzat-Nya.

Para mufassir berbeda pendapat tentang makna tasbih dalam ayat ini. Sebagian mereka berpendapat bahwa maknanya: kami shalat untuk-Mu, seperti riwayat berikut:

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi tentang berita yang disebutkannya dari Malik, dan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah Al Hamdani dari Ibnu Mas'ud, dan dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW tentang firman Allah: 
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ 
"Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?," ia berkata: dan kami shalat untuk-Mu

Namun sebagian yang lain berpendapat, bahwa ia adalah tasbih biasa seperti yang dimaklumi. Sebagaimana riwayat berikut:
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq170 memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Qatadah tentang firman Allah: وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ 
“Padahal kami bertasbih dengan mengucapkan, " ia berkata: tasbih maknanya adalah tasbih seperti biasa

Penakwilan firman Allah: وَنُقَدِّسُ لَكَ 
“Dan mensucikan Engkau.”

Abu Ja'far berkata: Kata taqdis adalah berarti mensucikan dan mengagungkan, seperti dinyatakan dalam hadits :  
سُبُوْحٌ قُدُّرْسٌ 
yang artinya: kesucian dan keagungan bagi Allah Ta'ala. Demikian juga suatu tanah ia disebut
 أَرْضِ مُقَدَّسَةٌ 
artinya tanah yang suci.

Jadi, Kata Malaikat : وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ 
artinya: kami mensucikan- Mu dari apa yang dinisbatkan orang musyrik kepada-Mu dan kami shalat untuk-Mu. 
وَنُقَدِّسُ لَكَ 
maknanya: dan kami menisbatkan-Mu kepada sifat- sifat yang suci dan terpuji.

Ada yang mengatakan, bahwa taqdis malaikat kepada Tuhannya artinya shalatnya malaikat kepada-Nya, seperti disebutkan dalam riwayat berikut:

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Qatadah tentang firman Allah: 
وَنُقَدِّسُ لَكَ 
ia berkata: taqdis artinya shalat

Ada yang mengatakan, bahwa taqdis artinya mengagungkan dan memuliakan, seperti dalam riwayat berikut:

Dari Yaqub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, katanya: Hasyim bin Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Abu Sa'id Al Muaddib menceritakan kepada kami, katanya: Ismail menceritakan kepada kami dari Abu Shalih tentang firman Allah: وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ
Ia berkata: kami mengagungkan-Mu dan memuliakan-Mu.

Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan kepada saya, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dan Al Mutsanna menceritakan kepada kami, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, katanya: Syibl menceritakan kepada kami, semuanya dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah : وَنُقَدِّسُ لَكَ 
ia berkata: kami mengagungkan-Mu dan membesarkan-Mu

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Fadhl menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak tentang firman Allah: وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ 
ia berkata: kami tidak bermaksiat kepada- Mu dan tidak melakukan apa yang mengundang kebencian-Mu

Dari Al Minjab menceritakan kepadaku, katanya: Bisyr bin Umarah dari Abu Rauq dari Adh-Dhahak tentang firman Allah : وَنُقَدِّسُ لَكَ 
ia berkata: taqdis artinya penyucian'".

Abu Ja'far berkata: Adapun orang yang menak wilkan taqdis dengan

shalat atau pengagungan, ia kembali kepada makna pensucian seperti yang kami sebutkan, bahwa shalat mereka kepada-Nya adalah mengagungkan-Nya dan mensucikan-Nya dari apa yang dinisbatkan oleh orang-orang kafir kepada-Nya.

Jika ungkapan وَنُقَدِّسُ لَكَ diganti dengan وَتُقَدِّسُكَ maka itu benar juga, seperti disebutkan dalam Al Qur'an dimana Allah berfirman: کی نُبْحَكَ كَثِيرًا، وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا 
“Supaya kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak mengingat-Mu.” (Qs. Thaahaa [20]: 33-34). Dan Firmanya : 
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ 
 "Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al Jumu’ah [62]: 1)

Penakwilan firman Allah : قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 

“Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Abu Ja'far berkata: Para mufassir berbeda pendapat tentang penakwilan ayat ini. Sebagian mereka mengatakan: maknanya, bahwa Allah mengetahui kemaksiatan dan kesombongan yang dirahasiakan Iblis dalam dirinya, sedang para Malaikat tidak mengetahuinya, seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Muhammad bin Ala' menceritakan kepada kami, katanya: Utsman bin Sa'id menceritakan kepada kami, katanya: Bisyr bin Umarah menceritakan kepada kami dari Abu Rauq dari Ad-Dhahak dari Ibnu Abbas tentang makna firman Allah: 
قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Ia berkata: Aku mengetahui kesombongan dalam hati Iblis yang tidak mengetahui kalian

Dari Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami dari As-Suddi tentang berita yang disebutkannya dari Malik, dan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah Al Hamdani dari Ibnu Mas'ud, dan dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW: 
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Maksudnya, mengetahui keadaan Iblis

Dari Ahmad bin Ishak Al Ahwazi menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ahmad menceritakan kepada kami, dan Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, katanya: Mu'ammal menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah:
 إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sejujurnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ia berkata: mengetahui kemaksiatan Iblis

Dari Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan, katanya: Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada kami dari Ali bin Budzaimah dari Mujahid dengan kisah yang sama sepertinya.

Dari Abu Karib menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Yaman menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Ali bin Budzaimah¹¹ dari Mujahid dengan riwayat yang sama sepertinya.

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Hakam bin Anbasah menceritakan kepada kami dari Muhamad bin Abdurrahman dari Al Qasim bin Abi Bazzah 182 dari Mujahid tentang firman Allah: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
" jujur Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ia berkata: mengetahui kemaksiatan Iblis

Dari Ja'far bin Muhammad Al Bazuri menceritakan padaku, katanya: Hasan bin Bisyr menceritakan kepada kami, dari Hamzah bin Ziyat¹84, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah: إِنِّيَ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sejujurnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." la berkata: mengetahui kepuasan yang disembunyikan Iblis bahwa ia enggan bersujud kepada Adam 

Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan kepada saya, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid: 
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ia berkata: mengetahui kemaksiatan Iblis

Dari Abu Karib menceritakan kepada kami, katanya: Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan dari seorang laki-laki dari Mujahid dengan riwayat yang sama sepertinya.
Dari Al Mutsanna bercerita sambil berkata: Suwaid menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Mubarak memberitahukan kepada kami dari Sufyan ia berkata: Mujahid berkata tentang firman Allah: 
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
 "Sejujurnya Aku mengetahui apa yang tidak diketahui kamu." Ia berkata: mengetahui kemaksiatan Iblis dan perilakunya. Juga pernah berkata: Adam.

Dari Al Mutsanna menceritakan kepadaku, katanya: Hajjaj bin Manhal menceritakan kepada kami, katanya: Al Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, katanya: aku pernah mendengar Abdul Wahab bin Mujahid menceritakan dari bapaknya tentang firman Allah: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ia berkata: mengetahui kemaksiatan Iblis dan perilakunya, dan mengetahui ketaatan Adam dan perilakunya.

Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq memberitahukan kepada kami, katanya: Ma'mar memberitahukan kepada kami dari Ibnu Thawus, dari bapaknya dan Tsauri, dari Ali bin Budzaimah, dari Mujahid tentang firman Allah: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." la berkata: mengetahui kemaksiatan Iblis dan perilakunya 

Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah menceritakan kepada kami dari Ibnu Ishak tentang firman Allah: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 
" sebenarnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ia berkata: mengetahui zhahir dan bathin kalian, dan tidak menampakkan kemaksiatan, kerusakan dan penumpahan darah atas mereka

Ada yang mengatakan bahwa maknanya: sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui, bahwa diantara khalifah tersebut terdapat orang-orang yang taat dan shalih. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Bisyr bin Mu'adz Al Aqadi menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami dari Sa'id dari Qatadah tentang firman Allah: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Ia berkata : Allah mengetahui bahwa kelak akan lahir dari khalifah tersebut para Nabi, Rasul, orang-orang shalih dan penduduk surga.

Informasi Allah ini mengindikasikan bahwa Malaikat yang mengatakan:
 أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ 
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah," merasa risih dan heran kalau Allah memiliki makhluk yang bermaksiat kepada-Nya, dan mereka menyatakan bahwa ini benar-benar terjadi, sehingga Allah menjawab: 
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," maksudnya wallahu a 'lam: kalian heran dengan urusan Allah, sementara Aku mengetahui bahwa diantara kalian sendiri ada yang bersifat nyeleneh tidak seperti yang kalian katakan lalu kalian menawarkan suatu perkara yang Aku jadikan untuk selain kalian.

Hal ini disebabkan, karena ketika Allah menyampaikan kepada mereka bahwa kerusakan dan pertumpahan darah itu akan terjadi dari keturunan khalifah, maka para malaikat mengatakan: wahai Tuhan, adakah Engkau akankah menjadi khalifah di muka bumi yang keturunannya bermaksiat kepada-Mu itu dari kami atau dari yang lain? Sesungguhnya kami mengagungkan-Mu, shalat kepada-Mu, menaati-Mu dan tidak bermaksiat kepada-Mu! mereka tidak mengetahui bahwa di dalam diri Iblis sifat sombong, sehingga Allah menjawab: sesungguhnya Aku mengetahui pada sebagian kalian sesuatu yang lain dari apa yang kalian katakan. Maksudnya adalah kesombongan Iblis yang tidak mereka ketahui. Karena kata mereka itulah mereka ditegur.

Sumber: tafsir At thabari



Comments