Kisah Tentang Nabi Syamuel dan Thalut ( Albaqarah 246 sd 251) bag 1


 اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ

artinya :

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim. ( Al Baqarah 246)

At Thabari berkata: Setelah wafatnya Nabi Musa, mereka berkata kepada Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Disebutkan kepadaku bahwa Nabi yang mengatakan hal tersebut kepada mereka adalah Samuel bin Bali bin Alqamah bin Yarham bin Ilihu bin Tahw bin Suf bin Alqamah bin Mahits bin Amushon bin Azriya bin Shafniyali bin Alqanah bin Abu Yasif bin Qarun bin Yashar bin Qahits bin Lawai bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim

As-Suddi mengatakan: Bahwa namanya adalah Syam'un. ia mengatakan: Dia dinamakan Syam'un karena ibunya berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak laki-laki, 1alu Allah mengabulkan doanya dengan melahirkan anak laki-1aki yang lalu ia beri mama Syam'un. Ibunya lalu berkata: "Allah telah mengabulkan doaku"

Sebagian mufassir mengatakan: bahwa yang dipinta oleh Bani Israil agar Allah mengangkat seorang raja bagi mereka untuk berperang di jalan-Nya yaitu Yusya' bin Nun bin Afraim bin Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim

Muhammad bin Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah bin AI Fadhl menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku, dari Wahb bin Munabbih, ia berkata: Yusya' bin Nun menggantikan posisi Nabi Musa pada Bani Israil setelah ia wafat. Ia menerapkan hukum Taurat dan perintah Allah sampai ia wafat. Lalu ia digantikan oleh Kalib bin Yufna untuk menerapkan hukum Taurat dan perintah Allah sampai ia juga wafat. Lalu ia digantikan oleh Hizqil bin Buzi, yakni Ibnu Ajuz. Lalu Hizqil wafat, dan dosa-dosa mereka semakin besar setelah itu, sehingga mereka melupakan perjanjian mereka dengan Allah, sampai-sampai mereka membuat berhala dan menyembahnya. Lalu Allah mengutus Ilyas bin Nasi bin Fanhash bin Tzar bin Harun bin Imran sebagai Nabi. 

Sebenarnya para Nabi setelah Nabi Musa diutus kepada Bani Israil hanyalah untuk memperbaharui ajaran Taurat yang mereka lupakan. Ilyas hidup sezaman bersama salah seorang raja Bani Israil yang bernama Ahab. Ahab mendengarkan dan membenarkan ajaran Ilyas. Ilyaslah yang menjalankan urusan Ahab. Semua orang Bani Israil pada waktu itu telah menjadikan berhala untuk dij adikan sesembahan mereka. Lalu Ilyas menyeru mereka untuk kembali kepada Allah, akan tetapi mereka tidak mendengarkan ajakannya sama sekali kecuali yang memang perintah dari raja. Waktu itu raja-raja di negeri Syam telah terpecah-pecah, masing-masing memiliki bagian tanah kekuasaan. Raja yang urusannya dijalankan oleh Ilyas serta dipandang sebagai orang yang benar dibanding yang lainnya, suatu hari berkata kepada Ilyas: "Wahai Ilyas demi Allah aku tidak melihat apa yang engkau seru melainkan sebuah kebathilan. 

Demi Allah aku tidak melihat si fulan dan si fulan - ia menyebut nama-nama raja Bani lsrail- telah menyembah berhala melainkan mereka juga tetap seperti halnya kita; mereka makan, minum dan bersenang-senang dan tetap berkuasa. 

Dan perbuatan mereka yang engkau anggap sebuah kebathilan tidaklah mengurangi kenikmatan dunia mereka sama sekali. Aku tidak melihat ada sedikitpun kelebihan kita dibanding mereka! Lalu mereka menduga bahwa Ilyas , Wallahualam mundur dan berdirilah rambut kepala dan kuduknya, dan menolak perkataannya lalu keluar.

Lalu raja tersebut pun melakukan apa yang dilakukan raja-raja lainnya; ia mulai menyembah berhala serta melakukan perbuatan raja-raja lainnya. 

Kemudian diutuslah llyasa' kepada mereka. Ilyasa' bersama mereka beberapa masa hingga wafat. Lalu ia digantikan oleh beberapa Nabi lainn ya, akan tetapi banyak sekali kesalahan yang mereka perbuat padahal bersama mereka ada peti yang mengandung ketenangan dan peninggalan Nabi Musa dan Harun yang mereka warisi dari pendahulu mereka. 

Dahulu, tidak ada satu musuhpun berjumpa dengan mereka di medan perang kecuali akan kalah setelah peti tersebut dikeluarkan. Setelah itu mereka dipimpin oleh seorang raja yang bemama Ila`. Allah telah memberikan keberkahan kepada mereka dengan bukit mereka dari Iliya yang tidak dapat dimasuki musuh dan tidak memerlukan lainnya. 

Ada salah seorang di antara mereka -menurut cerita mereka mengumpulkan tanah di atas batu lalu ditaburi biji-bijian lalu Allah menumbuhkannya hingga cukup untuk menjadi bekal selama setahun baginya dan keluarganya. 

Salah seorang di antara mereka juga ada yang memiliki zaitun lalu diperas dan bisa mencukupi untuk dimakan setahun untuknya dan keluarganya. Tatkala dosa mereka membesar dan mereka meninggalkan perjanjian mereka dengan Allah, mereka diserang oleh musuh mereka, 1alu mereka mengeluarkan peti tersebut sebagaimana biasanya, dan bertempurlah mereka. 

Akan tetapi kemudian mereka kalah hingga peti tersebut dirampas dari tangan mereka. Lalu mereka mendatangi raja mereka, Ila` dan menceritakan kepadanya bahwa peti mereka telah dirampas. Lalu lehernya menjadi miring dan mati dalam keadaan tertekan. 

Kemudian mereka menjadi kacau balau, dan ditaklukan oleh musuh sehingga anak-anak dan perempuan-perempuan mereka ditawan, padahal saat itu ada Nabi bersama mereka yang Allah utus untuk mereka akan tetapi mereka tidak mau menerima ajarannya sama sekali, yaitu yang bemama Syamuel.

Ibnu Ishaq mengatakan: Salah satu cerita tentang mereka sesuai dengan yang diceritakan para ulama dari Wahb bin Munabbih adalah: Tatkala mereka ditimpa musibah dan negeri mereka ditaklukan, mereka lalu berkata kepada Nabi mereka, Syamuel bin Bali: Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah! 

Sistem Bani lsrail dahulu adalah bersatu tunduk dengan para raja, dan raja taat kepada para Nabi. Tugas raja adalah menyatukan dan tugas Nabi mengatur urusan mereka dan menyampaikan berita dari Allah. Jikalau mereka melakukan hal itu maka pastilah perkara mereka akan menjadi baik.

Sebaliknya jika raja mereka berbuat zhalim dan melanggar perintah para Nabi maka mereka akan binasa. Jika raja-raja diikuti oleh rakyatnya dalam kesesatan maka mereka akan meninggalkan perintah para Rasul. 

Jadi, ada satu kelompok yang mendustakannya dan tidak menerima sedikitpun ajarannya, dan ada kelompok lain yang ikut berperang. Musibah tersebut terus menimpa mereka sehingga mereka berkata: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinarmya) di jalan Allah!". 

Ialu Nabi tersebut berkata pada mereka: Kalian tidak memiliki si fat menepati janji, jujur dan punya keinginan untuk berperang". Lalu mereka berkata: "Kami dahulu takut dan enggan berjihad karena kami terlindungi di negeri kami, tidak satu musuh pun yang dapat mengalahkan kami. Sedangkan jika musuh telah menyerang kami, maka kami pun harus berjihad. Dan kami akan mengikuti perintah Tuhan kami untuk memerangi musuh kami dan melindungi anak, istri dan keturunan kami dari mereka.


قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ

Abu Ja'far berkata: Yang dimaksud oleh Allah dengan firman-Nya ini adalah: Nabi yang kalian minta agar mengangkat seorang raja untuk mereka supaya kalian berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah,  هَلْ عَسَيْتُمْ  apakah kalian berjanji, jika kalian diwajibkan berperang kalian tidak mau berperang? Artinya kalian tidak mau menepati janji kalian kepada Allah untuk berperang di jalan Allah? Karena kalian orang yang suka melanggar sumpah, berkhianat dan jarang menepati janji! , قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ  Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah artinya: pemuka Bani Israil mengatakan kepada Nabi mereka: hal apa yang mencegah kami dari berperang di jalan Allah melawan musuh kami dan musuh Allah,

وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ,Sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami, dengan kekerasan dan paksaan.


Adapun firman Allah: فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ  " Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Maknanya maka tatkala diwajibkan bexperang pada mereka untuk melawan musuh di jalan Allah, تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ   "Mereka pun berpaling kecuali beberapa orang saja diantara mereka '', Allah berfirman: Mereka berpaling tidak mau berperang dan mereka menyia-nyiakan permintaan mereka kepada Nabi mereka agar diwajibkan berjihad. 

Dan sedikit saja orang yang dikecualikan oleh Allah, mereka adalah orang yang ikut menyeberangi sungai bersama Thalut. Akan kami sebutkan sebab berpalingnya orang yang berpaling dan menyeberangnya orang yang ikut menyeberangi sungai.

Adapun firman Allah: وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ maksudnya: dan Allah Maha Mengetahui orang yang mendzalimi dirinya di antara mereka dengan melanggar sumpahnya kepada Allah dan melanggar perintah Tuhannya terkait permintaan mereka sendiri yang mewajibkan berperang. 

Ini adalah celaan untuk orang Yahudi yang berada di tengah-tengah Madinah berkaitan dengan pendustaan mereka kepada Nabi kita Muhammad SAW dan pelanggaran terhadap perintah Tuhan mereka. Allah berkata kepada mereka: "Sesungguhnya kalian, wahai orang Yahudi, telah membangkang pada Allah dan melanggar perintah-Nya terkait permintaan kalian pada-Nya untuk diwajibkan berperang -yang kalian langgar sendiri- atas keinginan kalian sendiri dan bukan karena Allah terlebih dahulu mewajibkannya pada kalian. Maka kalian lebih berani bermaksiat kepada-Nya (dengan cara meminta diwajibkan berperang terlebih dahulu)


Comments