وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu.
Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". ( Al Baqarah 54)
Penakwilannya:
Ingatlah pula ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai sekalian kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri kalian sendiri,” adapun menyatukan mereka terhadap diri mereka sendiri adalah mengerjakan apa yang tidak sepatutnya dikerjakan sehingga mengundang murka Allah, demikian juga setiap orang yang melakukan suatu pekerjaan yang mengundang murka Allah, ia dianggap telah menganiaya dirinya sendiri.
Adapun perbuatan aniaya yang mereka lakukan seperti menceritakan Allah yaitu menjadikan anak lembu sebagai sesembahan mereka selain Allah setelah kepergian Musa untuk menemui Tuhannya, kemudian Musa memerintahkan kepada mereka agar bertaubat dan kembali kepada Allah, dan memberitahukan bahwa cara taubat adalah dengan membunuh diri sendiri, dan sebelum ini telah kami uraikan makna taubat, yaitu meninggalkan apa yang dibenci Allah kepada apa yang diridhai-Nya. Lalu mereka mengikuti perintah Musa dan bertaubat kepada Allah Ta'ala.
Demikian penakwilannya seperti dijelaskan dalam riwayat-riwayat berikut:
Dari Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, katanya: Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, katanya: Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Abu Ishak, dari Abu Abdurrahman, ia berkata tentang firman Allah Ta'ala :
فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
"Dan bunuhlah dirimu sendiri." Dia berkata: lalu mereka mengambil parang dan saling tusuk menusuk diantara mereka
Dari Abbas bin Muhammad menceritakan padaku, katanya: Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij berkata: Al Qasim bin Abi Bazzah menceritakankan padaku, bahwa dia pernah mendengar Sa'id bin Jubair dan Mujahid mengatakan: tiap-tiap orang membawa parang lalu saling membunuh diantara mereka, tidak seorangpun merasa belas kasihan kepada yang lain, kerabat atau bukan, hingga Musa mengisyaratkan dengan bajunya agar berhenti, maka merekapun melemparkan apa yang ada di tangan mereka, dan didapatinya ternyata tujuh puluh ribu orang telah mati, dimana Allah mewahyukan kepada Musa: "cukuplah bagi-Ku", yaitu ketika Musa mengingat dengan pakaiannya agar berhenti
Dari Abdul Karim bin Al Haitsam menceritakan kepadaku, katanya: Ibrahim bin Bisyr menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami katanya: Abu Sa'id berkata dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata: Musa berkata kepada kaumnya:
فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang
"Dia berkata: Musa memerintahkan kepada kaumnya sesuai dengan perintah Tuhannya agar mereka membunuh diri mereka sendiri.
Lalu orang-orang yang menyembah anak lembu duduk berlutut dengan tangan dan kaki dibungkus, sedangkan orang-orang yang tidak menyembah anak lembu berdiri dengan membawa parang, tiba-tiba keadaan menjadi gelap gulita, maka sebagian mereka membunuh sebagian yang lain, lalu sirnalah kegelapan, dan ternyata tujuh puluh ribu orang telah mati, setiap yang mati ia telah diampuni, dan setiap yang hidup ia juga telah diampuni.
Dari Musa bin Harun menceritakan kepada saya, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, dia berkata: ketika Musa kembali kepada kaumnya dia berkata:
فَرَجَعَ مُوسَىٰ إِلَىٰ قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا ۚ أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ أَمْ أَرَدْتُمْ أَنْ يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُمْ مَوْعِدِي
Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku ?". ( Thaha 86)
قَالُوا مَا أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَٰكِنَّا حُمِّلْنَا أَوْزَارًا مِنْ زِينَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنَاهَا فَكَذَٰلِكَ أَلْقَى السَّامِرِيُّ
Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", ( Thaha 87)
Lalu Musa melemparkan Al Alwah (Taurat) yang ada ditangannya dan menarik kepala Harun, maka Harun berkata :
قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي ۖ إِنِّي خَشِيتُ أَنْ تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي
Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". ( Thaha 94)
Lalu
Musa meninggalkan Harun dan pergi kepada Samiri seraya mengatakan:
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَا سَامِرِيُّ
Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" ( Thaha 95)
قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي
Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku". ( Thaha 96).
Kemudian Musa mengambilnya dan menyembelihnya lalu membakarnya dan membuangnya ke laut, sehingga seluruh laut ketika itu terkena olehnya.
Kemudian Musa mengatakan kepada mereka, "Minumlah darinya!." Maka merekapun minum, dan barangsiapa yang menyukainya maka keluarlah emas dari kumisnya, dan itulah makna firman Allah:
وَأَشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ
"Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya." (Qs. Al Baqarah [2]: 93).
Setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka sesat, maka merekapun mengatakan:
أَنَّهُمْ قَدْ ضَلُّوا قَالُوا لَئِن لَّمْ يَرْحَمْنَا رَبُّنَا وَيَغْفِرْ لَنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَسِرِينَ
"Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi." (Qs. Al A'raaf [7]: 149).
Namun Allah enggan mengampuni mereka kecuali dengan cara yang mereka tidak menyukainya, maka Musa berkata kepada mereka:
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu.
Dia berkata: Maka mereka membuat dua barisan, tiap-tiap orang membawa pedang, lalu beradulah antara kelompok yang menyembah anak lembu dengan yang tidak menyembahnya, siapa yang mati di antara mereka maka ia dianggap syahid, dan terdapat tujuh puluh ribu orang yang mati, hampir saja bani Israil binasa, hingga Musa dan Harun berdoa: “Wahai Tuhan kami, bani Israil telah binasa, maka sisakanlah!."
Maka Allah memerintahkan kepada mereka agar meletakkan pedang dan mengampuni mereka, barangsiapa yang mati ia dianggap syahid dan barangsiapa yang masih hidup maka ia telah diamuni dosanya, dan inilah makna firman Allah Ta'ala :
فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad bin Amru Al Bahili menceritakan kepada saya, katanya: Abu Ashim menceritakan kepada kami, katanya: Isa bin Maimun menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abi Najih dari Mujahid tentang firman Allah:
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ، يَنقَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِيكُمْ فَاقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: 'Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu'.
Dia berkata: adalah Musa memerintahkan kepada kaumnya -sesuai dengan perintah Allah- agar sebagian mereka membunuh sebagian yang lain dengan parang, maka seorang anak membunuh bapaknya, dan bapak membunuh anaknya, lalu Allah mengampuni mereka.
Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepadaku, katanya: Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, dari Syibl bin Ubad, dari Abdullah bin Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah:
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ، يَنقَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِيكُمْ فَاقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: 'Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu sendiri.
Dia berkata: perintah Musa kepada kaumnya sesuai dengan perintah Allah-yaitu agar sebagian mereka membunuh sebagian yang lain,
dan asal usulnya tidak diperbolehkan seorang anak ayah dan juga saudaranya, hingga dalam beberapa saat saja di siang hari telah membunuh tujuh puluh ribu orang.
Dari Al Mutsanna bin Ibrahim menceritakan kepada kami, katanya: Adam Al Asqalani menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, dari Rabi' bin Anas, dari Abu Aliyah tentang firman Allah:
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ، يَنقَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِيكُمْ فَاقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: 'Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu."
Dia berkata: lalu mereka membuat dua barisan, sebagian mereka membunuh sebagian yang lain, hingga orang yang terbunuh mencapai jumlah sesuai kehendak Allah, kemudian dikatakan kepada mereka: telah diampuni dosa orang yang membunuh dan yang terbunuh .
Dari Al Mutsanna bin Ibrahim bercerita kepada kami, katanya: Abu Shalih menceritakan kepada kami, katanya: Al-Laits menceritakan kepada saya, katanya: Uqail menceritakan kepada Ibnu Syihab, dia berkata: ketika bani Israil diperintahkan untuk membunuh dirinya sendiri, keluarlah mereka ke tempat yang lapangan luas dengan diikuti Musa, lalu mereka saling beradu pedang dan saling tikam-menikam dengan parang, sedang Musa mengangkat tangan, hingga ketika ia merasa lemas maka datanglah sekelompok orang kepadanya dan berkata: “Wahai Nabiyullah, doakan kami!."
Mereka lalu memegang kedua lengan dan menarik tangan, sedang keadaan mereka masih seperti sedia kala, hingga Allah menerima taubat mereka, maka mereka pun berhenti dan meletakkan pedang, lalu Musa dan bani Israil bersedih di atas mereka yang mati, akhirnya Allah mewahyukan kepada Musa, “Apa yang membuatmu bersedih, sesungguhnya yang mati di antara kalian ia adalah hidup di sisi-Ku dan memperoleh rezeki, sedang yang hidup di antara kalian ia telah Aku terima taubatnya." Maka Musa pun menyampaikan kabar gembira ini kepada bani Israil.
Dari Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, katanya: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, katanya: Ma'mar menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri dan Qatadah tentang firman Allah:
فَتُوبُوا إِلَى بَارِيكُمْ فَأَقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ
"Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu sendiri." Dia berkata: mereka membentuk dua barisan, lalu sebagian mereka membunuh sebagian yang lain hingga dikatakan kepada mereka; cukuplah.
Qatadah berkata: adapun yang mati terbunuh maka ia syahid sedang yang hidup, maka ia diterima taubatnya
Dari Al Qasim menceritakan kepada kami, katanya: Al Husein menceritakan kepada kami, katanya: Hajjaj menceritakan padaku dari Ibnu Juraij, dia berkata: Atha' berkata padaku: aku pernah mendengar Ubaid bin Umair mengatakan: sebagian mereka membunuh sebagian yang lain, bukan seorang pun yang merasa belas kasihan terhadap saudaranya, bapaknya, anaknya dan siapa pun hingga taubat mereka diterima.
Ibnu Juraij mengatakan: Ibnu Abbas berkata: jumlah orang yang dibunuh mencapai tujuh puluh ribu, kemudian Allah menghentikan pembunuhan dan menerima taubat mereka.
Ibnu Juraij berkata: mereka membentuk dua barisan lalu saling bertikai diantara mereka, dimana Allah SWT menetapkan bagi yang mati sebagai syahid dan yang hidup diterima taubatnya.
Alasan mereka diperintahkan saling membunuh, karena Allah mengetahui bahwa di antara mereka banyak yang mengetahui kalau anak lembu yang disembah itu tidak benar, namun mereka enggan mengingkarinya karena takut terjadi bentrokan di antara mereka, makanya mereka diperintahkan agar sebagian mereka membunuh sebagian yang lain.
Dari Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak dia berkata: ketika Musa kembali kepada kaumnya, dan membakar anak lembu lalu membuangnya ke laut, dan keluar kepada Tuhannya bersama sejumlah orang yang dipilihnya, lalu mereka disambar halilintar, kemudian dibangkitkan, Musa memohon kepada Tuhannya agar mengampuni bani Israil yang menyembah anak lembu, namun Tuhan menjawab, "Tidak, kecuali mereka membunuh diri sendiri."
Ia berkata: Aku mendengar bahwa mereka berkata kepada Musa, "Kami sabar dengan perintah Allah,” maka Musa memerintahkan kepada yang tidak menyembah anak lembu agar membunuh yang menyembahnya, lalu mereka duduk di tanah lapang dan orang-orang yang tidak menyembah anak lembu mengeluarkan pedang lalu membunuh mereka. Musa lalu menangis, kaum wanita dan anak- anak kecil juga menangis memohon agar mereka diamuni, akhirnya Allah mengampuni mereka dan memerintahkan kepada Musa agar menghentikan pembunuhan.
Dari Yunus bin Abdul A'la menceritakan padaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid mengatakan: ketika Musa kembali kepada kaumnya, ada tujuh puluh orang yang menyingkir bersama Harun, mereka tidak ikut menyembah anak lembu, maka Musa berkata kepada mereka: pergilah kalian menyambut janji Tuhan kalian.
Mereka berkata, “Wahai Musa, apakah tidak ada taubat?” Musa menjawab, "Ya, bunuhlah diri kalian. Hal itu lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima taubat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." Maka mereka menghunus pedang, tongkat besi, parang dan pisau.
Seorang anak menghadapi ayah dan saudaranya lalu dibunuh. Semoga Allah mengasihi hamba yang sabar hingga mencapai keridhaan Allah. Lalu membaca firman Allah:
وَءَاتَيْنَهُم مِّنَ الْآيَاتِ مَا فِيهِ بَلَواْ مُّبِينٌ
"Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat kenikmatan yang nyata.” (Qs. Ad-Dukhaan [44]: 33).
Ia berkata: yang mati di antara mereka adalah syahid, yang hidup diterima taubatnya. Kemudian membaca firman-Nya:
فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Seluruh riwayat yang telah kami sebutkan diatas adalah menjelaskan tentang taubatnya bani Israil yang diterima oleh Allah Ta'ala.
Adapun firman Allah: فَتُوبُوا إِلَى بَارِيكُمْ
"Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu."
Maksudnya, kembalilah kalian kepada menaati Allah, Pencipta kalian dan gapailah keridhaan-Nya. Seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari Al Mutsanna bin Ibrahim bercerita, katanya: Adam Al Asqalani menceritakan kepada kami, katanya: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, dari Rabi' bin Anas, dari Abu Aliyah tentang firman Allah:
فَتُوبُوا إِلَى بَارِيكُمْ
“Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu." Maksudnya, kepada Pencipta kalian.
Kata بار memiliki akar kata بَراً يرأ yang berarti mencipta. بَريَّةٌ berarti makhluk ciptaan, mengikuti bentuk kata فَعِيلة yang berarti مَفْعُولَةٌ namun ia tidak menggunakan hamzah seperti halnya kata مَلَكٌ walaupun ia dari akar kata ý.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa alasan بريّة tidak menggunakan hamzah karena ia mengikuti bentuk kata فَعِيْلَةٌ dari akar kata البرى yang berarti debu, seakan-akan yang berpendapat demikian menakwilkan, karena ia makhluk yang tercipta dari debu.
Abu Ja'far berkata: Boleh juga dibaca tanpa hamzah dan menggantinya. Jika boleh dibaca باريكُمْ maka tidak dipungkiri bahwa kata البرية adalah berasal dari بَرَى اللَّهُ الْخَلْقَ tanpa hamzah
Penakwilan firman Allah : ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِندَ بَارِيكُمْ
"Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu."
Maksudnya, taubat kalian dengan cara membunuh diri kalian sendiri dan ketaatan kalian kepada Allah adalah lebih baik bagi kalian disisi Tuhan yang menciptakan kalian, karena dengan demikian kalian selamat dari siksa Allah dan memperoleh pahala yang dijanjikan-Nya kelak di akhirat.
Penakwilan firman Allah: فَتَابَ عَلَيْكُمْ
"Maka Allah akan menerima taubatmu."
Disini ada kata yang disembunyikan dan tidak perlu ditampakkan, asalnya: فَتَبْتُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ dan artinya: lalu Dia mengampuni kalian setelah kalian melakukan apa yang diperintahkan atas kalian, yaitu membunuh diri kalian sendiri.
Penakwilan firman Allah : إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
" Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Maksudnya, sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat bagi siapa saja yang mau bertaubat kepada-Nya, dan Maha Penyayang yang barangsiapa memperoleh kasih sayang-Nya maka selamatlah ia dari siksa-Nya.
Wallahualam
Sumber : Tafsir At Thabari
Comments
Post a Comment