Kisah Nabi Musa AS-> Peristiwa Laut Terbelah (Albaqarah 50)

 


Laut Terbelah 

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

Artinya

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. ( Albaqarah 50 )

Penakwilan firman Allah : 

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ 

"Dan (ingatlah)  ketika Kami belah laut untukmu.

Ayat ini adalah 'athf (mengikut) pada ayat sebelumnya,  وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ  artinya: ingatlah kalian akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepada kalian, dan ingatlah (pula) ketika Kami menyelamatkan kalian dari kejaran Firaun dan para pengikutnya, dan ketika Kami membelah laut untuk kalian. 

Ayat فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ artinya: kami belah laut untuk kalian secara terpisah-pisah, karena jumlah mereka ada dua belas kelompok, maka Allah membelah laut menjadi dua belas jalan, sehingga tiap-tiap kelompok menyeberang lewat jalan mereka masing-masing. 

Demikian seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari As-Suddi, dia berkata: ketika Musa sampai di laut ia menjulukinya Abu Khalid, dan memukulnya hingga laut tersebut terbelah, dimana tiap-tiap belahan menjadi seperti gunung yang besar, lalu bani Israil masuk, dan terdapat dua belas jalan di laut, dimana masing-masing suku melewati jalan sendiri-sendiri. 

Namun sebagian ulama Bashrah mengatakan, bahwa firman-Nya 

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ 

artinya: Kami pisahkan antara kalian dengan air, dan Kami berikan batasan dimana kalian menyeberang. 

Namun penakwilan ini menyimpang dari zhahir ayat, karena Allah menginformasikan bahwa Dia membelah laut untuk mereka, dan bukan memisahkan antara mereka dengan laut.

Penakwilan firman Allah 

فَأَنجَيْنَكُمْ وَأَغْرَقْنَا وَالَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ  

"Lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan."

Abu Ja'far berkata: Jika ada orang berkata: bagaimana Allah menenggelamkan Firaun dan para pengikutnya, dan menyelamatkan bani Israil ? 

Jawabannya adalah seperti dijelaskan dalam riwayat berikut:

Dari Abdullah bin Syidad bin Al Had", dia berkata: aku pernah mendengar, bahwa Firaun mengejar Musa yang diikuti oleh tujuh puluh ribu penunggang kuda selain dari pengendara unta, lalu keluarlah Musa, hingga ketika sampai di tepi laut, kemudian tidak ada jalan lain untuk menghindar darinya, tiba-tiba muncul Firaun bersama bala tentaranya dari belakang, dan inilah makna firman Allah:

فَلَمَّا تَرَاهَا الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِي رَبِّي سَدِينِ

"Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: 'Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul. Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku'." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 61-62)

Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, katanya: Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, katanya: Ibnu Ishak menceritakan kepadaku, katanya: 

Allah mewahyukan kepada laut -seperti diceritakan jika Musa memukulmu dengan tongkatnya maka terbelahlah untuknya, dia berkata: lalu laut saling memukul diantara mereka menunggu perintah Allah, hingga Allah mewahyukan kepada Musa,  

 أن أضرب بعصَاكَ الْبَحْرَ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ 

Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap- tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (Qs. Asy-Syu'araa ]26[: 63)

Allah berfirman kepada Musa: 

فَاضْرِبْ هُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَفُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى 

"Buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tidak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)." (Qs. Thaahaa [20]: 77). 

Ketika jalan telah terbentang lurus dan kering maka Musa dan pengikutnya menyeberang, lalu dibuntuti oleh Firaun dan bala tentaranya".

Riwayat lain :

Dari Abdullah bin Syidad bin Al Had Al-Laitsi, dia berkata: aku pernah mendengar cerita, bahwa ketika bani Israil masuk ke laut dan tidak seorangpun dari mereka yang tertinggal, maka datanglah Firaun dengan mengendarai kudanya lalu berhenti di pinggir laut, dia tetap berdiri pada posisinya, dimana kudanya takut untuk menyeberang, lalu Jibril datang membawa kuda betina yang indah dan mendekatkannya, hingga kuda jantan tersebut menciumnya, maka ketika itu ia pun mendekatinya, dan majulah kuda Firaun tersebut mengikutinya, dan ketika tentara Firaun melihat Firaun telah masuk ke laut maka merekapun mengikutinya, sementara Jibril di depannya, adapun Mikail diatas kudanya menggiring mereka dari arah belakang, seraya mengatakan, "Kejarlah teman kalian.

Hingga ketika Jibril keluar dari laut dan tidak seorangpun berada di depannya, dan Mikail berada pada sisi yang lain dan tidak seorangpun dibelakangnya, maka laut menggulung mereka.

Lalu berkatalah Firaun ketika menyaksikan kekuasaan Allah dan kelemahan dirinya:

وَامَنتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِى ءَامَنَتْ بِهِ، بَنُواْ إِسْرَاءِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ 

"Aku beriman, bahwa tidak ada llah melainkan yang diimani oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Qs. Yuunus [10]: 90).

Riwayat lain :

Dari Amru bin Maimun Al Audi tentang firman Allah :

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنجَيْنَكُمْ وَأَغْرقنا   والَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ 

"Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan," 

Dia berkata: Ketika Musa keluar membawa bani Israil, maka sampailah berita tersebut kepada Firaun, dia pun berkata, "Janganlah kalian mengikuti mereka hingga ayam jantan berkokok." 

la berkata: Demi Allah, tidak satupun ayam jantan yang berkokok pada malam itu sampai pagi hari, lalu ia meminta agar disembelihkan kambing domba, kemudian berkata, "Aku tidak akan mengeluarkan hatinya hingga berkumpul kepadaku enam ribu orang Qibthi.

"Maka ia pun tidak mengeluarkan hatinya hingga berkumpul enam ribu orang Qibthi kepadanya. Kemudian ia berjalan, dan ketika Musa sampai di tepi laut, salah seorang sahabatnya yang bernama Yusya' bin Nun berkata, "Wahai Musa, dimanakah Tuhanmu menyuruhmu?." 

la menjawab, "Didepanmu!." Seraya menunjuk ke laut. Lalu Yusya' memasukkan kudanya ke laut hingga sampai kedalaman. Kemudian kembali dengannya dan mengatakan, "Wahai Musa, dimanakah Tuhanmu menyuruhmu?, demi Allah tidaklah engkau dusta dan tidak didustakan!." 

Lalu ia melakukan hal tersebut sebanyak tiga kali, kemudian Allah mewahyukan kepada Musa  

أَن أَضْرِب بَعْصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ : فِرْقٍ كَالطُّوْدِ الْعَظِيمِ 

"Pukullah lautan itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 63).

Kemudian Musa menyeberang bersama para pengikutnya, dan diikutilah mereka oleh Firaun dan bala tentaranya, hingga ketika mereka berada di tengah-tengah laut maka Allah menggulung mereka, dan karenanya Allah berfirman : 

وَأَغْرَقْنَا وَالَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ 

"Dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan."

Ma'mar berkata: Qatadah berkata: kala itu Musa bersama enam ratus ribu bani Israil, sedang bala tentara Firaun berjumlah ribuan, dan seratus ribu kuda.

Riawayat lain :

Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Allah mewahyukan kepada Musa agar, 

"Bawalah pergi para hamba-Ku di waktu malam karena sesungguhnya kalian diikuti."

Maka pergilah Musa membawa bani Israil di malam hari, lalu diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya yang berjumlah ribuan kuda jantan, selain kuda betina, sementara Musa hanya berjumlah enam ratus ribu. Ketika Firaun melihat mereka, ia berkata seperti disinyalir oleh Al Quran : 

إِنَّ هَؤُلَاءِ لَشِرْدِمَةٌ قَلِيلُونَ . وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَابِظُونَ . وَإِنَّا لَجَمِيعُ حَذِرُونَ 

"Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 54-56). 

Lalu pergilah Musa membawa bani Israil hingga sampai di tepi laut, lalu mereka menoleh ke belakang dan tiba-tiba terlihat debu pasukan Firaun berterbangan, maka berkatalah mereka kepada Musa: wahai Musa, 

أوذينَا مِن قَبْلِ أَن تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا 

"Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang." (Qs. Al A'raaf [7]: 129) 

Dimana laut menghadang dihadapan kami, dan Firaun beserta bala tentaranya mengejar di belakang kami. Maka Musa menjawab:

قَالُوا أُوذِينَا مِن قَبْلِ أَن تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبِّكُمْ أَن يُهْلِكَ عَدُوِّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الْأَرْضِ فَيَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

"Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian khalifah di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatan kalian." (Qs. Al A'raaf [7]: 129).

Ia berkata: lalu Allah mewahyukan kepada Musa: "Pukullah laut itu dengan tongkatmu", dan mewahyukan kepada laut, 

"Menurutlah kamu kepada Musa, taatilah jika ia memukulmu." Maka laut menjadi gemetar ketakutan dari sisi mana ia akan memukulnya. Lalu Yusya' bin Nun berkata kepada Musa, "Dengan apa engkau diperintahkan?." la menjawab, "Aku diperintahkan agar memukul laut." la berkata, "Pukullah ia!"

Maka Musa pun memukulkan tongkatnya ke laut sehingga terbelah, dimana terdapat dua belas jalan padanya. 

Setiap jalan seperti gunung yang besar, dimana setiap kelompok memiliki jalan sendiri-sendiri. 

Ketika mereka sedang menyeberang jalan, sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: "Kami tidak melihat saudara-saudara karni yang lain?"" 

Mereka berkata kepada Musa, "Dimana saudara-saudara kami, kenapa kami tidak melihat mereka?" Musa berkata, 

"Berjalanlah kalian, sesungguhnya mereka berjalan mengikuti jalan seperti kalian."

Mereka berkata, "Kami tidak mau berjalan sebelum melihat mereka 

-Sufyan berkata: Ammar Ad-Duhni mengatakan: Musa berkata, 'ya Allah, bantulah aku menghadapi perilaku buruk mereka!,"

Lalu Allah mewahyukan kepada Musa, "Katakan kepada tongkatmu begini Ibrahim mengisyaratkan dengan tangannya memutarnya atas laut- Musa berkata dengan tongkatnya atas tembok demikian, sehingga sebagian mereka melihat sebagian yang lain.

Sufyan berkata: Abu Sa'id berkata dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas: lalu mereka terus berjalan hingga keluar dari laut, dan ketika kelompok yang terakhir dari kaum Musa telah keluar dari laut maka masuklah Firaun dan bala tentaranya ke laut, dimana Firaun menunggang sebuah kuda yang indah. 

Namun ketika masuk ke laut kuda tersebut ketakutan, maka Jibril menyerupakan sebuah kuda betina yang indah dihadapannya, dan ketika kuda tersebut melihatnya masuk ke laut maka ia pun mengikutinya, dan dikatakanlah kepada Musa, 

"Biarkan laut seperti apa adanya." Lalu masuklah Firaun dan bala tentaranya ke dalam laut, dan ketika pengikut Firaun yang paling terakhir telah masuk ke laut, sedang pengikut Musa yang paling terakhir telah keluar darinya, maka digulungkanlah laut tersebut atas Firaun dan bala tentaranya hingga mereka pun tenggelam seluruhnya.

Riwayat lain :

Musa bin Harun Al Hamdani menceritakan kepadaku, katanya: Amru bin Hamad menceritakan kepada kami, katanya: Asbath bin Nashr menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, dia berkata: 

Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa pergi bani Israil, seraya berfirman: 

فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلاً إِنَّكُم مُتَّبَعُونَ

 "Maka berjalanlah kami dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar." (Qs. Ad-Dukhaan [44]: 23). 

Lalu keluarlah Musa dan Harun bersama kaumnya, dan menetapkan kematian atas orang Qibthi, maka matilah setiap laki-laki dari anak pertama, sehingga merekapun sibuk menguburkan jenazah dari mengejar Musa dan pengikutnya sampai terbit matahari, dan inilah makna dari firman Allah: 

فَأَتَّبَعُوهُمْ مُشْرِفِينَ 

"Maka Firaun dan bala tentaranya menyusul mereka di waktu matahari terbit." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 60). 

Musa menggiring bani Israil sedang Harun berada di bagian depan. Maka berkatalah seorang mukmin kepada Musa, "Wahai Nabiyullah, dimana engkau diperintahkan?" 

Ia menjawab, "Di laut." Maka ia pun hendak masuk ke laut, tapi Musa menghalanginya. Musa keluar membawa pengikutnya yang berjumlah enam ratus ribu, mereka tidak menghitung yang berumur dua puluh tahun karena dianggap masih kecil dan yang berumur enam puluh tahun karena dianggap sudah tua, akan tetapi yang dihitung antara itu dan selain perempuan. 

Lalu mereka dibuntuti oleh Firaun dan bala tentaranya yang berjumlah ribuan dan tujuh ratus ribu kuda jantan dibawah pimpinan Haman, dan inilah makna firman Allah: 

فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَشِرِينَ إِنْ هَؤُلَاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ 

Kemudian" Firaun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. 

(Firaun berkata): "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 53-54). 

Lalu majulah Harun memukul laut, namun ia enggan terbelah, dan berkata: siapakah orang sombong yang memukulku? 

Hingga datanglah Musa, lalu menggelarinya dengan Abu Khalid dan memukulnya, maka ia pun terbelah:

 فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ 

"Hingga tiap-tiap belahan menjadi seperti gunung yang besar." (Qs. Asy-Syu'araa' [26]: 63).

Maka masuklah bani Israil. Di laut terdapat dua belas jalan, tiap-tiap kelompok melewati jalan masing-masing, dan setiap jalan terpisah dengan tembok, maka berkatalah setiap kelompok, 

"Apakah sahabat-sahabat kita yang lain telah mati!." 

Ketika Musa melihat hal tersebut, ia berdoa kepada Allah, maka dijadikanlah untuk mereka sebuah jembatan seperti jendela sehingga mereka dapat saling melihat antara yang satu dengan yang lain, hingga mereka semua keluar.

Kemudian Firaun dan bala tentaranya mendekat, dan ketika Firaun melihat laut terbelah, dia berkata, "Tidakkah kalian lihat laut terbelah karenaku? ia telah terbelah agar aku dapat mengejar para musuhku untuk kemudian ku binasakan." 

Inilah makna firman Allah : 

وَأَزْلَفْنَا ثُمَّ الْآخَرين 

"Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 64).

Ketika Firaun masuk ke mulut jalan kudanya enggan berjalan, maka turunlah Jibril menyerupa kuda betina, dan kuda jantan pun mencium aroma kuda betina lalu mengikutinya hingga masuk ke laut, dan ketika rombongan paling depan hendak sampai dan rombongan paling terakhir telah masuk ke laut, maka Allah memerintahkan kepada laut agar menggulung mereka sehingga merekapun tenggelam seluruhnya.

Riwayat lain :

Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepadaku, katanya: Ibnu Wahab memberitahukan kepada kami, katanya: Abdurrahman bin Zaid berkata: 

Ketika Firaun mengejar mereka sampai ke laut maka Firaun berkata kepada mereka, 

"Katakan kepada mereka, masuklah ke laut jika kalian benar." Ketika pengikut Musa melihat mereka, mereka berkata: 

إِنَّا لَمُدْرَكُونَ. قَالَ كُلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ 

"Sesungguhnya kita benar- benar akan tersusul. Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku'." (Qs. Asy-Syu'araa [26]: 61-62). 

Maka Musa berkata kepada laut, "Tidakkah engkau tahu bahwa aku utusan Allah?."

Ia menjawab, "Benar." 
Ia berkata, "Tidakkah engkau tahu bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang aku diperintahkan oleh-Nya untuk membawa mereka?.
" la menjawab, "Benar." 
la berkata, "Dan tidakkah engkau tahu bahwa ini adalah musuh Allah?" 
la menjawab, "Benar." 
la berkata, "Kalau begitu, bentangkan jalan untukku dan para pengikutku." 
Ia menjawab, "Wahai Musa, aku hanyalah hamba Allah yang tidak berkuasa apa-apa kecuali jika Allah memerintahkan kepadaku." 
Maka Allah mewahyukan kepada laut, "Jika Musa memukulmu dengan tongkatnya maka terbelahlah engkau." dan mewahyukan kepada Musa agar memukul laut dengan tongkatnya, dan membaca firman Allah:

وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِى فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لا تَخَفُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى

"Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tidak usah merasa khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)." (Qs. Thaaha [20]: 77), 

Dan membaca firman-Nya: 

وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُندٌ مُّعْرَفُونَ 

Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan." (Qs. Ad-Dukhaan [44]: 24).

Maka terbelahlah laut tersebut menjadi dua belas, masing-masing kelompok berjalan melewati jalannya sendiri-sendiri. Para pengikut Firaun berkata kepada Firaun, "Sesungguhnya mereka telah masuk ke laut." 
Firaun berkata, "Kejarlah mereka."

Sementara Jibril berada dipenghujung bani Israil mengatakan kepada mereka, "Hendaklah yang belakang mengejar yang depan," dan mengatakan kepada bagian depan dari pengikut Firaun, "Pelan-pelanlah, niscaya yang belakang akan mengejar yang depan." Lalu setiap kelompok di laut mengatakan kepada kelompok yang masuk sebelumnya, "Mereka telah binasa."

Ketika perasaan itu masuk dalam hati mereka, Allah mewahyukan kepada laut, lalu menjadikan jembatan untuk mereka sehingga sebagian mereka dapat melihat sebagian yang lain, ketika kelompok terakhir dari pengikut Musa telah keluar dari laut dan kelompok terkhir dari pengikut Firaun telah masuk ke laut, maka Allah menggulung mereka.

Yang dimaksud dengan firman-Nya: 

وأنتُم تَنظُرُونَ 

"Sedang kamu sendiri menyaksikan.
" Bahwa kalian menyaksikan terbelahnya laut untuk kalian dan tenggelamnya Firaun beserta bala tentaranya di tempat dimana Allah menyelamatkan kalian, juga menyaksikan besarnya kekuasaan Allah dimana laut tunduk kepada perintah-Nya. 
Allah menantang mereka dengan hujjah-hujjah-Nya, mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat-Nya yang telah dianugerahkan kepada nenek moyang mereka dan memperingatkan bahwa jika mereka mendustakan Rasul-Nya SAW maka Allah akan menimpakan siksa-Nya kepada mereka, sebagaimana Dia menimpakan siksa-Nya kepada Firaun karena mendustakan Musa AS.

Ada sebagian ahli bahasa yang mengatakan, bahwa firman Allah: 

وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ 

"Sedang kamu sendiri menyaksikan," 
maknanya adalah sama seperti perkataan seseorang: aku memukulmu sedang keluargamu menyaksikan, namun mereka tidak mendatangimu dan tidak pula menolongmu. 
Juga seperti firman Allah : 

أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظَّل 

"Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang- bayang." (Qs. Al Furqaan [25]: 45), 
yang dimaksud adalah pengetahuan bukan penglihatan mata.

Abu Ja'far berkata: Pendapat ini mengatakan demikian karena ia menakwilkan firman-Nya: 

وأَنتُمْ تَنظُرُونَ 

"Sedang kamu sendiri menyaksikan," sedang kalian mengetahui tenggelamnya Firaun.

Mereka lebih disibukkan dengan keselamatan dirinya daripada sekedar melihat Firaun tenggelam. Namun penakwilan ini tidak benar, yang benar: sedang kalian sendiri melihat terbelahnya laut untuk kalian-seperti yang kami jelaskan diatas, dan bergulungnya gelombang laut yang menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya di tempat yang kalian diselamatkan. Penglihatan mereka ini tentu penglihatan mata, bukan penglihatan hati (pengentahuan) seperti yang diduga oleh pendapat diatas.

Demikiannlah pristiwa mengenai terbelahnya laut oleh Nabi Musa dari berbagai riwayat, mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

sumber : Tafsir At Thabari

Comments