"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” ( Albaqarah 8)
Para ahli tafsir bersepakat bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sekelompok orang munafik, sifat orang munafik, dimana perkataannya menyalahi perbuatannya, rahasianya menyalahi keterus terangannya, batinnya menyalahi zhahirnya,dan kesaksiannya menyalahi ketersembunyiannya.
Penakwilannya, bahwa tatkala Allah Ta 'ala telah memberikan RasulNya SAW tempat tinggal yang mapan yaitu Madinah, dimana Islam berjaya dan orang-orang kafir terhina maka muncullah rasa dengki dan iri hati para pendeta Yahudi terhadap Rasulullah SAW. Mereka mulai menampakkan kebencian dan permusuhan terhadap Rasulullah SAW, kecuali beberapa orang dari mereka yang diberikan petunjuk oleh AllahTa 'ala lalu masuk agama Islam, sebagaimana firman Allah:
"Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapatmengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman,karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka. Sampai Allah mendatangkan perintah Nya, Sesungguhnya Allah Maha Atas Segala Sesuatu ( Albaqarah 109).
Adapun penafian iman atas mereka dalam firman-Nya: وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ ("Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yangberiman.")
Padahal mereka mengatakan: kami beriman kepada Allah dan hari akhir adalah pendustaan Allah atas apa yang mereka ucapkan, sebagai informasi kepada Rasulullah SAW atas apa yang sebenarnya terjadi padamereka. Ayat ini menjadi bukti nyata kesalahan pendapat Jahmiyah
Jahmiyah adalah sekelompok orang dari Khawarij dari Murjiah yang dinisbatkankepada Jahm bin Shafwan, ia memiliki sejumlah dasar keyakinan diantaranya: bahwa surga dan neraka adalah fana , dan bahwasanya iman itu cukup dibuktikan dengan pengetahuan tanpa perlu ketaatan, dan bahwasanya tidak ada pelaku tunggal kecuali Allah, dan bahwasanya manusia itu adalah makhluk yang dipaksa.
Yang mengatakan bahwa iman cukup dinyatakan dengan lisan tanpa makna-makna yang lain.
Dimana Allah telah mendustakan orang-orang munafik karena pengakuannya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Sumber : Tafsir At Thabari
Comments
Post a Comment