Source : https://www.republika.co.id/
Masa Paceklik tahun 18 H (Tahun Ramadah)
( Kitab Bidayah Wan Nihayah zaman Umar ibnu Khatab )
Musim kering dimulai di akhir tahun 18 H, tepatnya di bulan
zulhijah, dan musim kering ini terus menerus berjalan hingga 9 bulan.
Orang orang mulai kesulitan, kekeringan telah melanda
seluruh bumi al Hijaz, dan orang orang mulai merasakan kelaparan yang sangat.
Dinamakan tahun Ramadah disebabkan permukaan bumi menjadi
hitam kering karena sedikitnya turun hujan, hingga warnanya sama dengan Ramad
(abu), dan mungkin pula dinamakan dengan tahun ramadah karena dua hal ini.
Tahun ini daerah Hijaz sangat kering kerontang, para
penduduk kampung banyak yang mengungsi ke Madinah, dan mereka tidak memiliki
sama sekali makanan, mereka segera melapokan nasib mereka kepada Amirul
Mukminin Umar.
Umar segera membagi bagikan makanan dan uang dari Baitul
mal, hingga Gudang makanan dan Baitul mal kosong total.
Beliau memaksakan tidak makan lemak susu maupun makanan yang
dapat menggemukkan hingga musim paceklik ini berlalu.
Jika waktu sebelumnya selalu di hidangkan roti dan lemak
susu, maka pada waktu ini beliau hanya makan minyak dan cuka, beliau hanya
menghisap hisap minyak , dan tidak pernah kenyang dengan makanan tersebut.
Hingga warna kulit Umar menjadi hitam dan tubuhnya menjadi
kurus sehingga di khawatirkan menjadi sakit dan lemah.
Keadaan paceklik ini berlangsung 9 bulan, setelah keadaan
itu menjadi normal sebagaimana biasanya.
Akhirnya masing masing para pengungsi yang kelaparan dari
kampung pulang Kembali ke rumah rumahnya di desa.
Assyafii berkata , “Aku mendengar bahwa seorang Arab pernah
berkata pada Umar Ketika orang orang berangkat dari Madinah, musim paceklik
telah berlalu, ternyata engkau benar benar anak seorang yang merdeka, engkau
telah berbuat kebajikan kepada manusia dan menolong mereka.”
Telah diriwayatkan
kepada kami, bahwa Umar pernah mengontrol rakyatnya di Madinah pada suatu malam
di tahun paceklik.
Umar mendapati tidak ada satupun yang tertawa, ataupun
berbincang bincang sebagaimana biasanya.
Umar tidak pula mendapati yang meminta minta, maka ia
bertanya apa sebabnya, maka ada yang berkata padanya, “Mereka pernah meminta,
namun tidak ada yang bisa diberikan, akhirnya mereka tidak lagi meminta, sementara mereka benar-benar dalam keadaan
yang menyedihkan dan sangat memprihatinkan, oleh karena itu mereka tidak lagi
bisa berkata kata maupun tertawa”.
Akhirya Umar mengirim surat ke Abu Musa di Basrah yang
isinya, “Bantulah Umat Muhammad! Mereka hampir binasa.”
Saif bin Umar menyebutkan dari para gurunya, bahwa Abu
Ubaidah pernah datang ke Madinah membawa 4000 hewan tunggangan yang dipenuhi
dengan makanan, Umar memerintahkan untuk membagikannya ke perkampungan sekitar
Madinah, setelah selesai dari tugasnya Umar memberikan kepadanya uang sebesar
4000 Dirham, namun Abu Ubaidah menolaknya.
Tetapi Umar terus memaksanya hingga akhirnya ia mau
menerimanya.
Dari Anas, bahwa Umar keluar untuk melaksanakan doa minta
hujan. Beliau keluar Bersama Abbas, dan meminta kepadanya agar berdoa meminta
hujan diturunkan.
Umar berdoa sambil berkata , “ Ya Allah, sesungguhnya
apabila kami ditimpa kekeringan sewaktu Rasulullah masih hidup kami meminta
padaMu melalui Nabi kami, dan kami sekarang meminta kepadaMu melalui paman Nabi
Kami SAW.
Maka manusia pun akhirnya mendapatkan hujan.
Comments
Post a Comment